Kopi TIMES

Pendidikan Islam Multikultural: Investasi Masa Depan Bangsa

Kamis, 16 Januari 2025 - 18:35 | 31.82k
Ahmad Jaezuli Al Amin, Mahasiswa Universitas Islam Malang (UNISMA).
Ahmad Jaezuli Al Amin, Mahasiswa Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah arus globalisasi yang sangat deras, menjadi tantangan dan ancaman yang besar bagi indonesia dengan keberagaman ras, suku,budaya dan agama yang berbeda. Tantangan dan ancaman globalisasi dalam penyeragaman budaya dan agama yang telah ramai di indonesia. seperti upaya penggantian dasar pancasila dan sistem kenegaraan dirubah dengan sistem khilafah, yang mana indonesia akan diseragamkan dengan aturan, budaya dan agama yang satu yaitu islam.

Globalisasi juga mengahapus batas-batas suku, budaya, agama, dan batas-batas sosial seperti gender dan orientasi seksual. Tentunya untuk menghadapi arus globalisasi yang sangat deras diperlukan membangun pondasi yang kuat dalam keberagamannya. Penanaman nilai-nilai multikultural sejak dini menjadi pondasi yang kuat dalam menghadapi tantangan globalisasi. melalui pendidikan multikultural yang ditanamkan pada peserta didik sejak dini menjadi investasi masa depan untuk kemajuan bangsa.

Advertisement

Pendidikan multikultural bisa disebut pendidikan yang menekankan kesederajatan dalam perbedaan kebudayaan atau latar belakang peserta didik. Seorang guru tidak boleh membedakan peserta didik dalam memberikan ilmu, semua peserta didik dengan latar belakang yang berbeda-beda berhak pintar dan sama-sama wajib mendapatkan ilmu yang sama dari seorang guru. Secara historis, pendidikan multikultural muncul pada lembaga pendidikan tertentu di wilayah Amerika yang pada awalnya diwarnai oleh sistem pendidikan yang mengandung diskriminasi etnis, yang kemudian mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Pendidikan multikultural merupakan strategi pembelajaran yang menjadikan latar belakang budaya peserta didik sebagai usaha untuk meningkatkan pembelajaran dikelas dan lingkungan sekolah. Yang demikian dirancang untuk menunjang dan memperluas konsep-konsep budaya, perbedaan, kesamaan dan demokrasi.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pendidikan multikultural sangat penting dalam membangun karakter peserta didik. Dengan menumbuhkan sikap toleransi kepada sesama, empati kepada peserta didik yang lain yang membutuhkan perhatian atau bantuan, dan rasa saling menghormati atas perbedaan budaya yang melatar belakangi, seperti tidak membeda-bedakan dalam berteman karna berbeda bahasa atau agama, mereka tetap saling berteman dengan menggunakan bahasa yang mereka saling pahami, dan menghormati atas keyakinan yang berbeda.

Pendidikan Islam multikultural pada hakikatnya adalah pendidikan yang menempatkan multikulturalisme sebagai salah satu visi pendidikan dengan karakter utama yang bersifat inklusif, toleran, moderat, dan humanis. Akan tetapi tetap kokoh dan berpijak pada nilai-nilai spiritual serta ketuhanan yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan sunnah. Dan dalam buku “Pengembangan Pendidikan Islam Multikultural: Perspektif Pemikiran Prof.Dr.KH. Muhammad Tholchah Hasan”, dijelaskan bahwa Adapun tujuan pendidikan Islam multikultural yang berwawasan wasatiyah (moderat) adalah:

1.      Menjadikan peserta didik lebih sadar terhadap ajaran agama yang mereka anut dan memahami adanya realitas ajaran agama lain

2.      Mengembangkan pemahaman dan apresiasi peserta didik terhadap agama lain

3.      Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang juga melibatkan penganut agama lain

4.      Mengembangkan seluruh potensi peserta didik, termasuk potensi keberagamaan sehingga mereka dapat mengontrol diri sendiri

Salah satu teori Pendidikan Islam Multikultural yang telah dikembangkan oleh beliau Prof.Dr.KH. Muhammad Tholchah Hasan : Penyelenggaraan sistem pendidikan Islam multikultural tidak hanya untuk membentuk kepribadian manusia, tetapi juga untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia dalam konteks masyarakat yang majemuk, saling menghormati dan menghargai, hidup berdampingan dengan rukun, dan penuh kebersamaan. Oleh karena itu, pengembangan pengelolaan pendidikan Islam multikultural harus dilakukan secara terbuka (inklusif ) dan tidak boleh tertutup (eksklusif ) terhadap semua tuntutan peningkatan kesejahteraan umat dan pengembangan kualitas peradaban Islam dalam segala aspek kehidupan.

Multikulturalisme merupakan konsep yang memberikan pemahaman bahwa sebuah bangsa yang plural adalah bangsa yang terdiri dari beberapa etnis, budaya, agama, tradisi, dan bahasa yang bermacam-macam, yang dapat hidup berdampingan dan saling menghormati dalam suasana kebersamaan. Pendidikan Islam multikultural memiliki tujuan untuk membentuk masyarakat madani dengan mampu menjunjung tinggi kesamaan hak serta kewajiban meskipun memiliki latar belakang yang berbeda.

Dengan karakteristik yang ada, pendidikan Islam multikultural memiliki prinsip demokrasi, keadilan, dan kesetaraan. Prinisp tersebut berorientasi kemanusiaan dengan entitas memberi ruang damai dan kebersamaan kepada masyarakat, terutama masyarakat yang heterogen. Selain itu, diperlukan orientasi hidup secara universal, yakni kebersamaan, keterbukaan, kemanusiaan, dan kedamaian.

Menurut Kiyai Tholchah Hasan, karakter pendidikan Islam multikultural, di antaranya bersifat inklusif, egaliter, demokratis, dan humanis. Dalam hal ini, beliau tidak menyebutkan secara langsung istilah toleran dan moderat karena keduanya menjadi satu kesatuan dalam Islam inklusif. Dalam pandangan Kiyai Tholchah Hasan, implementasi pendidikan Islam multikultural dapat dilakukan melalui tiga proses, yakni pendidikan, pelatihan, dan pembudayaan.

Secara umum, tujuan pendidikan multikultural adalah menanamkan sikap simpati, empati, dan apresiasi terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Secara khusus, tujuan pendidikan multikultural ialah mengubah hegemini dominan dan membawa transformasi dalam kebijakan, sikap, kurikulum, penilaian, bahasa pengantar, dan strategi ke dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, pendidikan multikultural berusaha untuk mendorong pemahaman dan apresiasi terhadap keragaman budaya, mempromosikan toleransi dan mengurangi prasangka rasial, serta menumbuhkan kesadaran akan isu-isu yang melibatkan distribusi kekuasaan, ras, jenis kelamin, disabilitas, bahasa, dan status sosial.

Investasi dalam pendidikan multikultural akan memberikan manfaat yang besar bagi masa depan bangsa Indonesia. Pertama, hal ini akan menumbuhkan sikap saling menghargai dan toleransi di antara warga negara. Kedua, pendidikan multikultural dapat mencegah konflik dan perpecahan di masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan latar belakang. Ketiga, pendidikan multikultural akan menghasilkan generasi muda yang memiliki wawasan global dan kemampuan beradaptasi di lingkungan yang beragam. Sayangnya, penerapan pendidikan multikultural di Indonesia masih belum optimal.

Kurikulum pendidikan masih cenderung berfokus pada budaya dan nilai-nilai dominan, sementara keberagaman budaya yang ada belum terakomodasi dengan baik. Selain itu, masih banyak sekolah dan institusi pendidikan yang belum memiliki kebijakan dan program yang mendukung pendidikan multikultural.

Pemerintah, lembaga pendidikan, dan seluruh pemangku kepentingan harus berkomitmen untuk memprioritaskan pendidikan multikultural. Hal ini dapat dilakukan melalui penyusunan kurikulum yang lebih inklusif, pelatihan guru yang sensitif budaya, serta pengembangan program-program yang mendorong interaksi dan kolaborasi antarbudaya di lingkungan sekolah.

Investasi dalam pendidikan multikultural tidak hanya akan memperkuat persatuan dan integrasi bangsa, tetapi juga akan menghasilkan generasi muda yang memiliki kompetensi global dan siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan demikian, pendidikan multikultural merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting bagi kemajuan dan masa depan Indonesia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Ahmad Jaezuli Al Amin, Mahasiswa Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES