Pengajian Al-Qur'an dan Hadis Untuk Lansia: Transformasi Religius di Masjid Manarul Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – "Pengajian Al-Qur’an dan Hadis Bagi Lansia (Studi Kasus di Masjid Manarul Islam Malang)", mengungkapkan bagaimana pengajian mampu memberikan dampak signifikan pada lansia, baik dalam meningkatkan kualitas religiusitas maupun dalam membentuk perilaku yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan di Masjid Manarul Islam, yang selama lebih dari tiga dekade konsisten menyelenggarakan pengajian setiap pagi setelah salat Subuh.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan melibatkan berbagai teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Fokus penelitian ini meliputi materi pengajian, metode yang digunakan, dan dampaknya terhadap para peserta pengajian yang mayoritas berusia lanjut.
Advertisement
Hasil Penelitian
Penelitian ini menunjukkan bahwa materi pengajian yang diberikan di Masjid Manarul Islam meliputi kajian Al-Qur'an, seperti tafsir per kata yang membahas makna mendalam dari setiap ayat, serta pendalaman hadis dari kitab-kitab Shahih Bukhari dan Muslim yang berfokus pada aspek praktis untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, peserta diajarkan pemahaman ayat tentang kesabaran dari Surat Al-Baqarah, serta hadis-hadis tentang pentingnya menjaga silaturahmi. Materi ini disusun dengan pendekatan yang sederhana tetapi mendalam, sehingga dapat diterima dengan baik oleh para peserta yang memiliki latar belakang pendidikan agama yang beragam.
Metode yang diterapkan oleh Ustad Zubeir Suryadi, pengajar utama pengajian ini, menggabungkan pendekatan tradisional dengan suasana kekeluargaan. Peserta diberi ruang untuk berinteraksi, bertanya, dan berbagi pengalaman, sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup dan inklusif. Selain itu, peserta juga didorong untuk mempraktikkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, seperti memperbaiki akhlak, menjaga kejujuran, dan meningkatkan kedisiplinan.
Hasilnya, terdapat perubahan signifikan dalam perilaku para peserta pengajian. Contohnya, beberapa peserta yang sebelumnya jarang salat lima waktu kini menjadi lebih rutin menjalankannya, dan banyak di antara mereka yang melaporkan peningkatan dalam menjaga hubungan silaturahmi dengan keluarga dan tetangga. Selain itu, peserta juga menunjukkan kesabaran yang lebih besar dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari. Banyak dari mereka yang melaporkan peningkatan kualitas spiritual dan emosional, seperti rasa tenang, kesabaran yang lebih tinggi, dan semangat baru untuk terus belajar agama. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengajian ini berhasil meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an, meskipun beberapa peserta masih memerlukan bimbingan lebih lanjut dalam hal tajwid dan makhrajul huruf.
Kesimpulan
Pengajian Al-Qur’an dan Hadis di Masjid Manarul Islam bukan hanya menjadi wadah pembelajaran agama, tetapi juga menjadi tempat untuk membangun solidaritas di antara para peserta. Penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan personal dalam pengajaran agama, terutama untuk lansia. Metode yang diterapkan di Masjid Manarul Islam mencerminkan prinsip pendidikan luar sekolah (PLS) yang menekankan pada kebutuhan peserta didik secara langsung.
Sebagai bentuk pendidikan nonformal, pengajian ini telah memenuhi kebutuhan belajar masyarakat lansia yang tidak memiliki kesempatan belajar agama secara formal. Dengan demikian, pengajian ini tidak hanya memperkaya ilmu agama, tetapi juga meningkatkan kesalehan sosial para peserta, seperti tercermin dalam interaksi mereka yang penuh kasih dan saling mendukung.
Harapan dan Rekomendasi
Penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi penting untuk pengembangan program pengajian di masa depan. Salah satu inovasi yang telah berhasil diterapkan adalah menyediakan modul pembelajaran yang sederhana dan ilustratif untuk membantu peserta memahami materi lebih mudah. Selain itu, pengenalan metode diskusi interaktif juga telah meningkatkan partisipasi dan keterlibatan aktif para peserta dalam setiap sesi pengajian. Pertama, model pengajian di Masjid Manarul Islam dapat dijadikan contoh untuk diterapkan di masjid-masjid lain, terutama dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan inklusif. Kedua, perlunya inovasi dalam metode pembelajaran, seperti penggunaan teknologi sederhana untuk membantu peserta memahami materi dengan lebih baik.
Ustad Zubeir Suryadi juga menekankan pentingnya konsistensi waktu dalam pelaksanaan pengajian. “Ketepatan waktu adalah kunci keberhasilan program ini. Para peserta lansia sangat menghargai kedisiplinan, sehingga mereka termotivasi untuk hadir secara rutin,” ungkapnya.
Harapan lain yang disampaikan Alpan Tanjung melalui penelitiannya adalah agar pengajian ini dapat terus berlanjut dan berkembang. Dengan semakin banyaknya lansia yang bergabung, ia berharap Masjid Manarul Islam dapat menyediakan fasilitas tambahan, seperti buku-buku panduan sederhana dan pelatihan khusus untuk meningkatkan kualitas belajar.
Selain itu, penelitian ini juga membuka peluang kolaborasi antara masjid dan lembaga pendidikan formal untuk memberikan pelatihan bagi para pengajar pengajian. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperluas jangkauan manfaatnya.
Dampak Jangka Panjang
Pengajian Al-Qur’an dan Hadis ini memberikan dampak jangka panjang yang signifikan bagi para lansia. Seperti yang disampaikan oleh salah satu peserta, "Saya merasa lebih tenang dan bahagia setelah mengikuti pengajian ini. Selain mendapat ilmu, saya juga menemukan komunitas yang mendukung." Data lainnya menunjukkan bahwa 85% peserta melaporkan peningkatan dalam kedisiplinan beribadah dan interaksi sosial yang lebih baik. Selain meningkatkan pengetahuan agama, program ini juga membantu para peserta menghadapi masa tua dengan lebih tenang dan penuh makna. Lansia yang aktif mengikuti pengajian cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik, karena mereka merasa memiliki tujuan hidup dan komunitas yang mendukung.
Dalam pandangan Alpan Tanjung, pengajian seperti ini adalah salah satu bentuk dakwah yang sangat relevan di era modern. “Di tengah kesibukan dunia yang semakin materialistis, pengajian ini menjadi oase spiritual yang memberikan kedamaian dan kebahagiaan bagi para lansia. Semoga program ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya untuk terus menyebarkan nilai-nilai agama dengan cara yang penuh hikmah dan kasih sayang,” tuturnya.
Dengan segala pencapaiannya, Masjid Manarul Islam telah membuktikan bahwa pendidikan agama nonformal dapat menjadi solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, khususnya lansia. Program ini juga memiliki potensi besar untuk direplikasi di wilayah lain dengan beberapa penyesuaian sesuai kebutuhan lokal. Dengan metode pembelajaran yang sederhana dan pendekatan yang personal, masjid-masjid lain dapat mengadopsi model ini untuk menciptakan dampak yang serupa, sehingga lebih banyak lansia dapat merasakan manfaat spiritual dan sosial dari pengajian yang terstruktur dan berkesinambungan. Penelitian ini menjadi bukti nyata bahwa usia bukanlah halangan untuk terus belajar dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. (*)
* Alpan Tanjung, Mahasiswa Program Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |