
TIMESINDONESIA, MALANG – Secara etimologis (bahasa), kata tarhib [ ترحيب ] berasal dari fi’il ‘ra-hi-ba, yarhabu, rahbun’,Yang berarti luas, lapang dan lebar, selanjutnya menjadi fi’il ‘rahhaba, yurahhibu, tarhiban’ yang mengandung arti menyambut, menerima dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati.
Menurut kamus al munjid (kamus besar bahasa arab), marhaban berasal dari akar kata rahib (ra-ha-ba) yang artinya menyambut. masdarnya adalah tarhib yang mengandung makna penyambutan. kebiasaan orang arab ketika menyambut tamunya, ungkapan yang biasa mereka sampaikan (ucapkan) adalah: marhaban, maksudnya kedatanganmu aku terima dengan penuh keterbukaan, seisi rumah kami menyambutmu dengan dengan segala kelapangan. jadi bukan hanya untuk ramadhan, tapi juga kata marhaban akan selalu mereka ucapkan pada bulan apapun.
Advertisement
Jadi tarhib memiliki dua makna, derivasi istilahnya. Kata tarhib dengan ha tipis ترحيب : artinya menyambut dengan sukacita Kata Tarhib dengan ha tebal ترهيب : artinya mengancam, menakut nakuti Mengingat lidah orang Indonesia yang kebanyakan tidak bisa membedakan pengucapan antara tarhib dengan ha tipis ترحيب dan tarhib dengan ha tebal ترهيب Padahal kedua arti kata itu amat bertolak belakang. Maka untuk amannya, lebih baiknya, kita bisa ucapkan Targhib Ramadhan.Targhib Ramadhan Targhib ترغيب adalah kata dasar (masdar) dari kata raghghiba رغب Yang artinya mencintai atau menyukai. Sehingga Targhib bila di-Indonesiakan berarti Pen-cintaan atau Penyukaan, yaitu suatu tindakan yang membuat kita suka. Targhib Ramadhon artinya Penyukaan terhadap Ramadhon.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Di Indonesia sendiri tarhib Ramadhan lebih kepada kajian-kajian fiqih puasa, halaqah-halaqah seputar bulan Ramadhan, dan lain sebagainya. Meski kata tarhib Ramadhan terbilang baru di Indonesia, namun tradisi adat setempat yang masih berkaitan dengan menyambut bulan Ramadhan ada banyak. Seperti, meggengan dari tradisi Jawa yang dimulai dari ziarah kubur kemudian mengundang makan bersama dengan makanan tertentu yang dipenuhi dengan filosofis. Sedangkan dalam masyarakat Sunda juga dikenal dengan istilah munggahan. Munggahan dapat diartikan naik ke bulan suci atau tinggi derajat. Secara filosofi, Munggahan dapat diartikan sebagai prosesi penyambutan bulan puasa yang penuh kemuliaan, sehingga umat Muslim akan merasa bahagia dan dinaikkan derajatnya. Adapun terdapat beberapa contoh amalan yang bisa dilakukan pada saat tarhib Ramadhan adalah sebagai berikut:
a. Membaca doa-doa untuk menyambut kedatangan Ramadhan Salah satu bacaan doa yang bisa dilantunkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan adalah:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلغنَا رَمَضَانَ
Artinya, "Ya Allah, Ya Allah berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadan." (HR Ahmad).
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِيْ إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـيْ رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِيْ مُتَقَبَّلاً
Artinya: "Ya Allah, selamatkan aku hingga sampai Ramadan, dan selamatkan Ramadan untukku, dan terimalah Ramadan dariku dengan benar-benar diterima." (Doa Yahya bin Abi Katsir dalam Hilyah).
b. Meneguhkan niat-niat utama sebelum masuk Ramadhan
Berikut ini ada beberapa niat-niat yang bisa diamalkan sebelum masuk bulan suci Ramadhan, yakni: Pertama, Niat tadarus Al-Qur'an dengan merenungi maknanya. Kedua, Niat tobat sebenar-benarnya dari dosa yang telah lewat. Ketiga, Niat menjadikan Ramadhan sebagai permulaan untuk melakukan amal saleh dan kebaikan selamanya seizin Allah ta'ala, dan niat-niat terbaik lainnya. Hal ini dapat dilakukan sebagai bekal keilmuan sebelum masuk Ramadhan. Di antaranya membaca Kitab Ihya Ulumiddin tentang rahasia-rahasia puasa, Kitab Lathaiful Ma'arif, dan artikel di Kemenag tentang hal-hal seputar puasa Ramadhan. Contoh amalan tarhib Ramadhan yang berikutnya adalah dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Syaban yaitu bagi mereka yang sebelum datangnya bulan itu telah membiasakan puasa sunnah.
c. Membayar Utang Puasa
Ini adalah persiapan paling penting yang wajib dilakukan sebelum Ramadhan datang. Jangan sampai kegembiraan menyambut bulan suci justru membuat diri lupa menuntaskan kewajiban yang tertunda itu. Batas waktu penggantian utang puasa Ramadhan adalah sampai tiba bulan Ramadhan berikutnya. Jadi, pastikan Anda telah melunasinya sebelum terlambat
Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa, karena itu seharusnya disambut dengan cara-cara yang sama istimewanya. Sayangnya, masih banyak yang belum bisa memaksimalkan ibadahnya selama bulan penuh berkah tersebut. Hal itu bisa dilihat dari peserta sholat tarawih di masjid yang semakin sedikit. Tak sedikit pula umat Muslim yang mengisi waktu dengan kegiatan sia-sia dan tidak melihat bulan Ramadhan sebagai kesempatan untuk bermuhasabah.
Tarhib Ramadhan dapat diwujudkan dengan melakukan berbagai amalan dan kegiatan, mulai dari yang dilakukan secara mandiri seperti memperbanyak ibadah sunnah, dzikir, dan sholat di masjid sampai mengikuti pengajian yang diadakan majelis taklim dan mendengarkan ceramah. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |