
TIMESINDONESIA, MALANG – Ia sendiri buta huruf, tetapi ia mengetahui betapa pentingnya arti pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk kemajuan dan kekuatan suatu negara. Kemudian ia mendirikan berbagai macam sekolah menurut sistem pendidikan dan pengajaran Barat. Untuk memenuhi tenaga guru, ia mendatangkan guru dari Barat terutama dari Prancis; mengirimkan sejumlah pelajar ke Barat, untuk mendalami Iptek, dan selanjutnya dapat dikembangkan di Mesir.
Perbaikan pendidikan Islami harus mulai dari beberapa hal. Pertama, introspeksi, melihat diri umat Islam sendiri pada saat menghadapi kejayaan, sehingga terlena dengan keberhasilan itu dan bangkit kembali dengan cepat untuk memperbaiki atau mencari solusi. Kedua memperkokoh kesatuan dan persatuan umat Islam, tidak terkotak-kotak atau terpecah-pecah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Surat Ali Imran ayat 103 yang artinya: "Berpegang teguhlah kamu pada tali Allah dan janganlah bercerai berai". Hal ini perlu diwujudkan dalam bentuk organisasi pendidikan Islami sedunia yang tergabung dalam OKI. Kondisi OKI, Liga Arab sekarang kesannya pasif. Oleh karena itu perlu ada suatu organisasi pendidikan Islami sedunia (OPID) yang aktif mengkaji, memperbaiki, dan memodernisasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan salah satu cara alih teknologi dari Barat. Ketiga, melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai. Keempat, meningkatkan gaji guru dengan tunjangan khusus yang besarnya disesuaikan dengan golongan II (2 juta), golongan III (3 juta), dan seterusnya yang dianggarkan dalam OPID. Perlu ditegaskan bahwa OPID anggotanya terdiri dari negara-negara Islam atau negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, atau pula negara-negara yang memiliki perhatian (minat) untuk memperbaiki dan memajukan pendidikan Islami.
Advertisement
Keterlenaan dan kesombongan terhadap kejayaan yang dicapai umat Islam pada masa itu dimanfaatkan oleh bangsa Eropa untuk merembeskan obor pemikiran Islam ke tangan kaum masehi. Kemunduran pendidikan Islami adalah lenyapnya metode berpikir rasional yang disebabkan oleh banyaknya khurafat, ditutupnya pintu ijtihad, terpecahnya persatuan umat Islam, dan kurang kontaknya dengan dunia Barat.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Madrasah dengan kurikulumnya yang terbatas berperan mempercepat kemunduran pendidikan Islami, karena pelajaran dipelajari secara tekstual dan doktrinal. Upaya mengembalikan kejayaan masa lampau sangat sulit untuk memperbaikinya, namun perlu terus berupaya mengirimkan para pelajar, tenaga pendidik ke Barat untuk mengkaji dan menggali strategi modernisasi Barat, kemudian diterapkan di dalam pendidikan Islami. Persatuan dan kesatuan di pererat dalam wadah Organisasi Pendidikan Islami Dunia (OPID) sebagai suatu organisasi yang berperan mengkaji masalah-masalah, memperbaiki, dan memajukan pendidikan Islami sebagai jalan keluar atau bangun dari kemunduran.
Ketika menginjak usia dewasa, Muhammad Ali Pasha bekerja sebagai pemungut pajak dan karena keuletan dan kerajinannya, akhirnya ia menjdai menantu kesayangan seorang Gubernur Usmani. Sejak saat itu pula pangkatnya semakin naik. Kemudian ia masuk dalam dinas militer dan dalam lapangan ini juga sangat terlihat kecakapan dan kesanggupan ia dalam menjalankan tugas sehingga pada akhirnya ia diangkat menjadi seorang perwira.
Pada organisasi militernya, Muhammad Ali Pasha pertama-tama melakukan rekontruksi terhadap kekuatan militenya. Ia yakin bahwa kekuasaan hanya dapat dipertahankan dan diperbesar dengan kekuatan militer. Seperti yang terlihat dalam pertempuran dengan tentara Prancis, Muhammad Ali Pasha menunjukkan keberanian dan kekuatan militernya yang luar biasa. Karena itu, ia diangkat menjadi seorang kolonel. Hal tersebut diakui oleh rakyat Mesir yang ketika itu menyaksikan secara langsung bagaimana keberanian dan kesuksesan yang diraih oleh Muhammad Ali Pasha dengan mengalahkan Napoleon.
Kemudian ketika Muhammad Ali Pasha telah mendapatkan kepercayaan rakyat dan pemerintah pusat di Turki, ia menumpas semua musuh-musuhnya terutama golongan Mamluk yang saat itu masih berkuasa di daerah-daerah dan pada akhirnya Mamluk ditumpas habis oleh Muhammad Ali Pasha. Dengan demikian ia pun menjadi penguasa tunggal di Mesir. Berbagai pemberontakan dihadapi oleh Muhammad Ali Pasha dengan kekuatan militer yang dimilikinya.
Begitupun pada saat Sultan Turki mengahadapi lawan-lawannya baik dari dalam negeri maupun luar negeri, Sultan selalu meminta bantuan kepada Muhammad Ali Pasha, termasuk menghadapi penyerbuanpenyerbuan dari kaum Wahabi yang kemudian dapat dimusnahkan oleh Muhammad Ali Pasha.
Selain itu, Muhammad Ali Pasha juga memberikan bantuan kepada Sultan Mahmud II ketika terjadi pemberontakan bangsa Yunani (1824-1826) dan perang antara Turki dengan Rusia. Muhammad Ali Pasha menyadari bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dengan kekuatan militer. Di belakang kekuatan militer itu juga harus ada kekuatan ekonomi. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |