Kopi TIMES

Meningkatkan IPM Probolinggo-Pasuruan: Urgensi Sinergi dan Akselerasi Distribusi Beasiswa

Selasa, 29 April 2025 - 00:29 | 31.53k
Muhammad Hilman Mufidi, Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.
Muhammad Hilman Mufidi, Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan berbasis manusia. Di Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan menjadi dua daerah yang menghadapi tantangan serupa dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, IPM Kabupaten Probolinggo pada tahun 2024 berada di angka 70,85, menempatkannya di posisi keempat terbawah di Jawa Timur. Sementara itu, Kabupaten Pasuruan, meski mencatat angka IPM 72,36 lebih tinggi, tetap menghadapi tantangan serius dalam pemerataan kualitas pendidikan dan aksesnya.

Advertisement

Indeks pendidikan sebagai komponen utama IPM di kedua kabupaten ini juga menunjukkan urgensi perbaikan. Pada tahun 2019, indeks pendidikan Kabupaten Probolinggo tercatat 0,54 hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dua kabupaten lain yang menduduki peringkat terbawah di Jawa Timur. Kabupaten Pasuruan, dengan dinamika wilayah pesisir dan pegunungan, menghadapi tantangan lain berupa ketimpangan akses pendidikan di daerah-daerah perbatasan dan pelosok.

Rata-rata lama sekolah menjadi indikator lain yang memperlihatkan masalah mendasar. Di Probolinggo, rata-rata lama sekolah hanya 6,31 tahun, artinya sebagian besar penduduk hanya menyelesaikan pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD). Kabupaten Pasuruan pun menghadapi persoalan serupa di beberapa kecamatan, khususnya di wilayah pedesaan. Ini menandakan perlunya terobosan untuk memutus mata rantai rendahnya partisipasi pendidikan dasar hingga menengah.

Dalam perspektif Human Capital Theory yang dikemukakan Gary Becker, kualitas pendidikan sangat berhubungan langsung dengan produktivitas ekonomi dan kemajuan sosial. Menyitir kata-kata Nelson Mandela, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia." Maka jelas, untuk mengubah masa depan Probolinggo dan Pasuruan, kuncinya adalah membangun pendidikan yang merata, berkualitas, dan berkelanjutan.

Di tengah tantangan ini, distribusi bantuan pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) menjadi langkah strategis yang patut diperkuat. Tahun ini, sebanyak 600 ribu alokasi PIP berhasil diperjuangkan di Pasuruan-Probolinggo. Ini adalah capaian penting, di mana bantuan ini dialokasikan untuk membantu masa depan pendidikan para peserta didik. 

PIP menyediakan bantuan dana pendidikan berkisar Rp 44.000 sampai Rp 1.800.000 per siswa sesuai jenjang pendidikan. Skema ini berfungsi sebagai jaring pengaman sosial pendidikan, membantu mencegah angka putus sekolah, dan memberi peluang anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk terus bersekolah. Tanpa distribusi yang tepat dan merata di seluruh wilayah Probolinggo dan Pasuruan, program ini bisa kehilangan efektivitasnya.

Namun, distribusi beasiswa tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan sinergi yang lebih luas antara pemerintah daerah, DPRD, legislatif pusat, dunia usaha, masyarakat sipil, dan lembaga pendidikan di dua kabupaten ini. Konsep Social Investment Approach menjadi relevan, sebagaimana ditegaskan oleh Amartya Sen, "Pembangunan sejati bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi tentang memperluas kebebasan dan pilihan manusia." Pendidikan adalah kendaraan utama menuju cita-cita tersebut.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan harus bergerak serentak memperbaiki sistem pendataan penerima manfaat, mengoptimalkan verifikasi lapangan, dan memastikan distribusi bantuan PIP dan KIP tidak tercecer. Data yang valid akan memastikan anak-anak yang benar-benar membutuhkan dapat menikmati haknya untuk belajar dan berkembang.

Selain itu, solusi pendidikan tidak boleh berhenti pada pendidikan formal semata. Program pendidikan kesetaraan seperti Paket A, B, dan C, serta pelatihan berbasis vokasi harus diperluas ke semua kecamatan di Probolinggo dan Pasuruan. Langkah ini penting untuk menyasar mereka yang putus sekolah dan memberikan alternatif keterampilan untuk masa depan.

John Dewey pernah mengingatkan kita, "Jika kita mengajarkan anak-anak hari ini dengan metode kemarin, kita merampas masa depan mereka." Oleh karena itu, transformasi pendidikan di Probolinggo dan Pasuruan harus berani adaptif: mengintegrasikan teknologi, membangun budaya literasi digital, serta mengajarkan keterampilan abad ke-21.

Penguatan kualitas guru menjadi langkah berikutnya. Pemerintah daerah perlu meningkatkan investasi dalam pengembangan kompetensi pendidik, mendorong sertifikasi berkelanjutan, dan memperkuat kurikulum berbasis kebutuhan lokal. Falsafah Ki Hadjar Dewantara tentang mendidik anak sesuai kodratnya harus menjadi semangat yang membimbing reformasi ini.

Membangun budaya literasi dan lifelong learning (pembelajaran sepanjang hayat) juga penting. Tidak hanya mendorong anak-anak sekolah, tetapi juga membangun kesadaran belajar di tengah masyarakat luas, sehingga semua kelompok usia di Probolinggo dan Pasuruan terus bertransformasi secara pengetahuan dan keterampilan.

Gerakan meningkatkan IPM harus melibatkan semua pihak. Dunia usaha, sektor industri, komunitas pemuda, hingga pesantren-pesantren di Probolinggo dan Pasuruan harus menjadi bagian dari orkestrasi besar ini. Karena sebagaimana kata pepatah Afrika, "Dibutuhkan satu desa untuk membesarkan seorang anak," maka dibutuhkan seluruh masyarakat untuk membangun masa depan generasi muda di dua kabupaten ini.

Akhirnya, membangun pendidikan adalah membangun peradaban. Probolinggo dan Pasuruan memiliki tantangan yang besar, namun juga peluang yang luas. Jika kita memilih untuk bergerak bersama, maka angka IPM yang rendah itu bukan akhir dari cerita, melainkan awal dari sebuah kebangkitan. Kita hanya perlu keberanian untuk memulai, konsistensi untuk melanjutkan, dan solidaritas untuk menyelesaikannya bersama.

***

*) Oleh : Muhammad Hilman Mufidi, Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES