Kopi TIMES

Motivasi Ibadah

Sabtu, 12 Juli 2025 - 15:45 | 10.97k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Ibadah merupakan salah satu bentuk penghambaan manusia kepada Tuhan yang sangat penting dalam kehidupan spiritual. Motivasi dalam beribadah dapat berasal dari niat yang tulus dan murni untuk mencari ridha Allah, memperoleh kebaikan, dan mendapatkan pahala. Salah satu ibadah yang juga membutuhkan motvasi dalam pengerjaannya adalah solat berjamaah.

Motivasi ibadah berasal dari kesadaran dan keyakinan bahwa ibadah bukan sekadar rutinitas atau kewajiban semata, melainkan sebuah sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Ketika seseorang memahami bahwa tujuan utama ibadah adalah untuk memperkuat hubungan dengan Allah, motivasi untuk beribadah akan tumbuh secara alami.

Advertisement

Selain itu, ibadah juga menjadi jalan untuk membersihkan hati dan jiwa dari berbagai noda dosa, sehingga seseorang dapat hidup lebih bermakna dan penuh ketenangan. Motivasi yang kuat akan mengarahkan setiap individu agar menjalankan ibadah dengan penuh kesungguhan dan rasa syukur, bukan hanya karena takut akan hukuman atau mengharapkan imbalan duniawi semata.

Tujuan ibadah adalah membersihkan dan menyucikan jiwa (tazkiyatun nafsi) dengan mengenal dan mendekatkan diri serta beribadat kepada-Nya Tujuan hakiki daripada penciptaan manusia itu adalah semata untuk beriba-dah, karena dengan melakukan ibadah, manusia akan selalu tahu dan sadar bahwa betapa lemah dan hinanya mereka bila berhadapan dengan kekuasaan Allah, sehingga ia menyadari benar-benar kedudukannya sebagai hamba Allah.

Jika hal ini benar-benar telah dihayati, maka banyak manfaat yang akan diperolehnya. Antara pahala dan ancaman sudah Allah sampaikan bagi siapa saja di antara hamba-Nya yang melakukan perbuatan, baik dan bu-ruknya perbuatan sungguh Allah pun telah memberikan kadar pengetahuan dengan dianugerahkannya akal fikiran. Maka manusia itu sebagai ciptaan-Nya termasuk yang beruntung atau merugi akan ditentukan oleh kadar per-buatannya sendiri, dan dengan Rahmat dan Maghfirah Allah Swt.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Selain itu, motivasi ibadah juga lahir dari rasa cinta dan takut kepada Allah. Rasa cinta membuat seseorang ingin selalu dekat dan berkomunikasi dengan-Nya melalui berbagai bentuk ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan doa. Sedangkan rasa takut akan siksa Allah memacu seseorang agar senantiasa menjaga diri dari perbuatan dosa dan selalu menjalankan perintah-Nya.

Kombinasi antara rasa cinta dan takut ini menjadi motivasi yang seimbang dan sehat, yang mengarahkan seorang hamba untuk beribadah dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Ibadah yang dilandasi motivasi ini akan mendatangkan ketenangan hati dan kebahagiaan yang hakiki.

Lebih jauh, motivasi ibadah juga dipengaruhi oleh kesadaran akan manfaat spiritual dan psikologis yang didapatkan. Dengan beribadah secara rutin, seseorang dapat mengurangi stres, mendapatkan ketenangan batin, serta memiliki panduan hidup yang jelas sesuai dengan ajaran agama.

Ibadah menjadi sumber kekuatan yang mampu menguatkan mental dan emosi dalam menghadapi berbagai tantangan dan ujian hidup. Selain itu, motivasi ibadah juga berakar dari keinginan untuk meraih pahala dan keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Rasa ingin mendapatkan ridha Allah dan surga menjadi pendorong yang sangat kuat agar ibadah dilakukan secara konsisten dan penuh kesungguhan.

Motivasi yang benar dalam beribadah harus senantiasa dipupuk dan diperbarui agar tidak luntur oleh rutinitas, godaan duniawi, atau rasa malas. Salah satu cara menjaga motivasi adalah dengan selalu mengingat tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu beribadah kepada Allah sebagai bentuk penghambaan dan ketaatan.

Melalui motivasi yang kuat, ibadah bukan hanya menjadi kewajiban yang dipenuhi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi, kekuatan, dan kebahagiaan sejati dalam hidup. Dengan demikian, setiap muslim dianjurkan untuk selalu introspeksi dan memperbaiki niat serta motivasinya dalam beribadah agar ibadahnya diterima dan mendatangkan manfaat maksimal, baik di dunia maupun di akhirat.

Orang yang melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh penuh kekhusyu'an dengan penuh pengharapan, akan merasa akan terbebas dari beberapa ikatan atau kungkungan makhluk. Semakin besar ketergantungan dan harapan seseorang kepada Allah, semakin terbebaslah dirinya dari yang selain-Nya. Harta, pangkat, kekuasaan dan sebagainya tidak akan mempen-garuhi kepribadiannya.

Dan itu semua merupakan hiasan dunia dan sering-kali menjadi tipu daya yang menyebabkan manusia lupa semuanya berasal dari mana, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an bahwa sesungguhnya dunia itu adalah kenikmatan yang menipu, yang melalaikan dari pengham-baan seseorang kepada Allah Swt kecuali orang-orang yang bertaqwa. ***

Sumber: Buku “Amaliyah ala Ahlussunah  Waljamaah An-Nahdliyah” UNISMA

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES