Kuliner

Mie Ayam Pelangi, Kreasi Tanpa Pewarna Buatan

Sabtu, 05 November 2016 - 08:56 | 689.58k
Mie ayam pelangi, kreasi dari wirausahawan muda, Muhammad Sobri, Sabtu (5/11/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Mie ayam pelangi, kreasi dari wirausahawan muda, Muhammad Sobri, Sabtu (5/11/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Keberagaman kuliner di Kabupaten Lamongan memiliki cita rasa khas yang menarik untuk dinikmati. Mulai dari masakan tradisional hingga masakan hasil inovasi terbaru.

Satu kenikmatan rasa masakan hasil dari modifikasi mie ayam, kini telah dihadirkan wirausahawan muda, Muhammad Sobri, dengan menyajikan ke khasannya dalam sajian "Oby Mie Ayam Pelangi". 

Advertisement

Mie Ayam Pelangi menyuguhkan warna-warni layaknya pelangi yang muncul paska turun hujan. Namun, tak perlu khawatir, warna merah, kuning, hijau di Jalan Sumargo Nomor 17, Kota Lamongan ini berasal dari bahan-bahan alami alias tanpa pewarna buatan.

"Mie warna merah kita buat dari buah naga, kita ambil airnya kita campur dengan adonan, sayur sawi bayam atau, pandan untuk yang warna hijau, kalau yang kuning warnanya dari kunyit," ucap Muhammad Sobri atau yang akrab disapa dengan Oby, Sabtu (5/11/2016). 

Mie ayam yang merupakan makanan cukup populer di Indonesia, di pasaran kebanyakan memiliki warna seragam-kuning. Atas dasar itu, Ia terinspirasi untuk membuat makanan asal Cina yang menjadi menu favorit selain nasi, dengan sajian yang berbeda. 

"Awal mulanya saya makan mie warna kuning semua, lalu ada minuman jus banyak warna jadi saya berfikiran untuk membuat mie pelangi, dari buah dan sayur-sayuran," kata Oby. 

mie-ayam-1ktVgO.jpg

Didin bersama rekan-rekannya sedang menikmati mie pelangi di Jalan Sumargo Nomor 17, Kota Lamongan, Sabtu (5/11/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMES Indonesia)

Lebih lanjut Ia menuturkan, inovasinya ini tak hanya sekedar untuk menarik perhatian pembeli supaya mencicipi hasil kreasinya dengan membuat berbagai macam warna pada mie ayam pelangi. "elain untuk menarik perhatian juga baik untuk kesehat tubuh," ujar Oby.

Sebab, bahan pewarnanya berasal dari bahan-bahan alami. Menurutnya, dari anak kecil hingga orang dewasa bisa aman saat mengkonsumsi mie pelangi. "Memang ada pewarna buatan untik tambahan makanan, tapi saya lebih pas buat pewarna dari sayuran, jadi anak kecil bisa aman mengkonsumsi," tuturnya. 

Yang unik dari makanan ini adalah tidak digunakanya bahan pengawet, layaknya mie-mie ayam pada umumnya, sehingga sangat pas untuk dijadikan sarapan atau makan siang pengganti nasi. "Karena ini tidak pakai pengawet, jadi hanya tahan 10 jam," katanya. 

Oby menjelaskan, mie ayam pelangi, semuanya disajikan dalam kondisi fres alias baru dibuat tanpa melalui proses pengeringan. "Awalnya saya bikin 30 porsi dulu, mau habis saya bikin lagi. Jadi semuanya saya jual fresh, kalau mau habis saya buat lagi," tuturnya. 

Kata Oby, dalam sehari, pembeli yang datang bisa menghabiskan hingga 100 porsi mie ayam pelangi. "Karena harganya murah, yang original tanpa telor dan ayam cuma Rp7 ribu. Kalau yang tambah itu Rp9 ribu," ucapnya. 

mie-ayam-31w8Kq.jpg

Wirausahawan muda Muhammad Sobri, menunjukkan cara membuat mie ayam pelangi, Sabtu (5/11/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMES Indonesia)

Berjubelnya jumlah penikmat mie ayam pelangi ini membuat sosok berusia 24 tahun ini memiliki omzet hingga Rp700 ribu dalam sehari. "Iya memang omzetnya segitu, tapi beda mie saya ini modalnya lebih besar di banding mie biasa, karena harus beli buah naga, sayuran untuk pewarna," ujarnya.

Lantas bagaimana rasa dan kenikmatan kuliner yang satu ini, Didin satu diantara pembeli menuturkan, secara umum mie ayam pelangi memiliki percampuran cita rasa yang khas. "Rasa beda dari yang lain, mie rasa sayuran lebih terasa, manis dan gurih, enak lah semuanya," katanya. 

Sajian khas yang menjadikan cita rasa mie ayam warna-warni ini berbeda dengan mie lainnya, apalagi jika disajikan dengan dicampur sayur sawi, bakso, telor dan, olahan potongan daging ayam kecil serta kepala ayam, ditambah dengan keripik atau pangsit kering membuat lengkap kuliner ini, sekaligus menambah selara untuk menyantapnya. 

Seminggu saya bisa lima sampai enam kali makan kesini. Selain saya tidak suka makan sayuran langsung, dibikin seperti ini, saya bisa enjoy makannya," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES