
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Nuansa yang serba tradisional hadir di Desa Waruk, Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim), dalam acara yang bertajuk Waroek Tempo Doeloe.
Di Waroek Tempo Doeloe, warga menyulap halaman Madrasah Aliyah Darul Ulum ini, menyerupai zaman dulu, mulai dari dekorasi, hingga kostum yang dipakai oleh setiap penjaga stan.
Advertisement
Praktis, setiap warga yang datang ke Waroek Tempo Doeloe, dapat merasakan bagaimana suasana Desa Waruk yang berada di kawasan Bengawan Jero ini pada zaman dahulu.
"Untuk pakaian juga kita wajibkan menggunakan pakaian zaman dulu, khususnya yang menjaga di setiap stan, karena kita ingin memberikan gambaran kepada masyarakat Waruk dan sekitarnya tentang bagaimana kondisi Waruk pada puluhan tahun yang lalu," kata Asfak, Koordinator pelaksanaan Waroek Tempo Doeloe, Jumat, (24/8/2018).
Selain menyuguhkan suasana zaman dulu, pada ajang ini, panitia juga menghadirkan berbagai jenis makanan dan permainan tradisional, yang saat ini sudah sangat jarang ditemui.
"Setiap RT itu memiliki satu stan untuk menjual makanan-makanan yang sudah langka. Itu dijual-belikan di Waroek Tempo Doeloe," ujarnya.
Berbagai macam jajanan tradisional yang diperjual-belikan itu diantaranya ada emput, ini jajanan berbentuk serbuk, yang berasal dari parutan singkong, Gethuk, Lempok dan masih banyak lainnya.
"Lempok, ini juga terbuat dari singkong yang dihaluskan kemudian dibentuk bulat-bulat kemudian dikukus," tutur Asfak, sambil mengatakan bahwa ada 12 jenis makanan tradisional yang dihadirkan.
Sementara untuk permainan tradisional yang dihadirkan di antaranya adalah permainan Ser-ser Podo Ndeser. Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang beranggotakan 4 atau 5 orang, kemudian kedua tim ini bertanding untuk memasuki wilayah tim lawan.
Tim yang terlebih dulu dapat menerobos pertahanan dan masuk ke wilayah lawan, akan keluar sebagai pemenang dalam permainan ini. "Selain itu juga ada wodowo, Angkle (Berjalan dengan satu kaki), permainan aret, dan tebak orang," ucapnya.
Menurutnya, ide untuk menyuguhkan berbagai permainan tradisional ini, berawal dari keprihatinannya terhadap anak kecil jaman sekarang yang lebih memilih bermain Gadget daripada memainkan permainan tradiaional.
"Nah teman-teman itu akhirnya berpikir bagaimana caranya agar permainan tradisional itu bisa dimainkan kembali oleh anak-anak zaman sekarang. Jangan sampai permainan tradisional yang dulu kita mainkan itu cuma menjadi cerita," ujarnya.
Untuk lebih mmperkuat nuansa tradisional atau zaman dulu, warga yang memasuki area Waroek Tempo Doeloe ini juga dianjurkan untuk menggunakan bahasa jadul ketika berbicara.
Menurut Asfak, sebelum acara berlangsung pihaknya sudah memberikan sosialisasi kepada setiap RT, bahwa dalam stan tempo dulu harus ada kosa kata tempo dulu yang diucapkan.
"Contohnya kata jendut yang artinya kotor, nduro artinya pinjam. Jadi di dalam area Waruk tempo dulu ini dianjurkan berbicara menggunakan bahasa tempo dulu," kata Asfak.
Gelaran Waroek Tempo Doeloe ini mendapat sambutan yang cukup antusias dari masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Rofik, yang mengaku sangat senang bisa merasakan suasana dan berbicara menggunakan bahasa Jadul.
"Pokoknya seru, kadang juga kikuk (kesulitan), kalau bicara pakai bahasa jaman dulu," ucap Rofik yang juga Ketua Ranting GP Ansor Desa Waruk. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Lamongan |