Warunk Babe Tawarkan Nuansa Tradisional di Tengah Kepungan Kafe Milenial di Jember

TIMESINDONESIA, JEMBER – Di tengah menjamurnya kafe atau restoran bernuansa milenial dan modern di Kabupaten Jember, khususnya di kawasan kampus Universitas Jember (Unej) dan sekitarnya, siapa sangka terdapat tempat makan yang justru menawarkan nuansa yang tradisional. Tempat makan ini bernama Warunk Babe.
Warunk Babe tidak sulit ditemukan. Lokasinya ada di Jalan Jawa II. Jika ditilik, lokasi tempat makan ini memang sangat strategis. Dekat dengan tiga kampus ternama di Jember. Yakni Unej, STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Mandala, dan IKIP Jember.
Advertisement
Tidak hanya itu, Warunk Babe berdiri tepat di jantung kawasan padat mahasiswa karena banyaknya rumah kos khusus mahasiswa maupun pekerja di lokasi tersebut.
Berada di lokasi tersebut, sebagai tempat makan yang bernuansa tradisional, Warunk Babe benar-benar berada di tengah "kepungan" kafe-kafe milenial yang tidak terhitung jumlahnya.
Bagaimana tidak, bagi pengunjung yang baru mendatangi tempat makan yang berdiri di atas lahan seluas sekitar 1.400 meter persegi tersebut pasti akan dibuat kagum dengan bentuk atau model bangunan rumah makannya yang a la saung di tengah sawah.
Tidak cuma itu, baik bangunan maupun desain interior Warunk Babe nyaris 100 persen terbuat dari kayu pilihan dari jenis sengon dan bambu yang berkualitas tinggi.
Di bagian luarnya, terdapat area parkir yang cukup luas dan tempat duduk pengunjung yang terbuat dari kayu dan teduh karena pohon-pohon yang ditanam di sekitar rumah makan.
Selain itu, terdapat bangunan musala yang cukup besar. Seluruh bagian dari bangunan musala tersebut juga dibuat dari kayu. Uniknya lagi, model musala tersebut mirip rumah panggung yang memiliki kolong yang cukup luas. Fasilitas di dalamnya pun juga lengkap. Sarung, mukena, dan sajadah yang siap pakai juga ada di musala ini.
Menuju ke bagian dalam Warunk Babe, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang tidak luput dari ekspektasi. Seperti interior yang serba kayu dan bambu, termasuk meja dan kursinya. Bagian langit-langit bangunan tersebut juga dihiasi lampu dengan anyaman cantik dari bambu.
Di sini, pengunjung juga dapat memilih tempat makan dengan kursi atau lesehan. Khusus tempat makan lesehannya juga tidak kalah menarik perhatian. Jika pada umumnya lesehan pada rumah makan menjadikan karpet atau tikar sebagai alasnya, maka di Warunk Babe alas lesehan di sini adalah krey bambu yang biasa dipakai sebagai tirai. Meski terbuat dari krey bambu, pengunjung tetap dapat duduk nyaman di atasnya.
Rumah makan Warunk Babe berkonsep pujasera (pusat jajanan serba ada). Di sini ada sekitar 20 kedai yang menjajakan berbagai makanan dan minuman yang berbeda dan penuh dengan cita rasa. Tidak hanya itu, hampir semua menu makanan dan minuman yang disajikan di sini merupakan kuliner tradisional. Seperti bakso, soto ayam, sate, tahu walik, nasi ceker, dawet, dan sebagainya.
Soal rasa, dijamin nikmat. Dan jangan khawatirkan soal harga, karena harga makanan dan minuman di sini sangat bersahabat dengan kantong mahasiswa. Hal tersebut cocok dengan slogan Warunk Babe: Rasa Nikmat Harga Merakyat.
Namun, di balik semua itu ternyata Warunk Babe didirikan untuk tujuan mulia.
Pemilik Warunk Babe, Herwan Agus Darmanto kepada TIMES Indonesia, Sabtu (30/3/2019) menceritakan bahwa pendirian rumah makan tersebut berawal dari dorongan hati saat melihat banyak pedagang makanan kecil yang kesulitan mencari lokasi untuk berjualan. Atau mereka juga kesulitan mendapatkan pelanggan karena lokasi tempat mereka berjualan tidak strategis, sepi, kalah saing dengan rumah makan besar, dan sebagainya.
"Karena itu saya rangkul mereka bergabung di Warunk Babe. Saya tidak pungut biaya sewa kepada mereka, hanya sistem bagi untung. Saya minta sedikit untung dari mereka. Dan seandainya dalam satu hari mereka tidak laku, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya apapun," kata Herwan di Warunk Babe.
Herwan menerangkan bahwa hal tersebut dilakukannya karena ingin menjadikan Warunk Babe tidak sekedar tempat makan atau tempat nongkrong.
"Saya ingin Warunk Babe ini banyak bermanfaat, banyak bersedekah, dan banyak hal positif lainnya dilakukan di sini," ujarnya.
"Karena seperti namanya, orang yang dipanggil babe itu biasanya identik dengan orang yang bermanfaat bagi banyak orang, rajin beribadah, dan lainnya," sambung Herwan.
Soal bangunan rumah makannya yang sebagian besar terdiri dari kayu dan bambu, dia menerangkan bahwa bahan kayu dipilih karena Jember termasuk kabupaten penghasil kayu berkualitas.
Karena itu, melalui bangunan Warunk Babe yang terbuat dari kayu dirinya ingin memperkenalkan salah satu potensi Jember tersebut.
"Kayu Jember ini terkenal dan sudah diekspor ke banyak negara," ujarnya.
Warunk Babe yang baru dibuka secara resmi di Jember pada 30 Maret 2019 tersebut dapat dikunjungi pukul 05.00 WIB - 22.00 WIB. Hiburan live music juga tersedia di sini setiap Sabtu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Jember |