Kuliner

Lezatnya Kue Lumpur Kentang Pasar Oro-Oro Dowo, Garing di Luar Lumer di Dalam

Minggu, 26 Juli 2020 - 09:06 | 303.63k
Kue lumpur kentang terlihat kering di luar dua sisinya (Sabtu, 25/7/2020). (foto: Siti Shofi Ima/TIMES Indonesia)
Kue lumpur kentang terlihat kering di luar dua sisinya (Sabtu, 25/7/2020). (foto: Siti Shofi Ima/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Bosan dengan jajanan snack di akhir pekan? Anda dapat mencicipi lezatnya jajanan tradisional kue lumpur kentang di pasar tradisional Oro-Oro Dowo, Kota Malang, Jawa Timur. 

Suasana Pasar Oro-Oro Dowo terlihat ramai oleh pengunjung di pagi hari. Ini ditandai dengan penuhnya area parkiran dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Pasar yang menjadi model pasar percontohan nasional ini memang menjadi jujugan favorit warga Malang karena bersih dan nyaman.

Advertisement

Namun, mereka yang ke Pasar Oro-Oro Dowo tak melulu belanja sayur mayur atau kebutuhan dapur lainnya, banyak dari mereka yang sengaja datang untuk jajan dan mencicipi kue lumpur yang ada di pasar itu.

Kue-Lumpur-a.jpgProses membuat kue lumpur kentang yang menggugah selera ketika dipanggang. (Sabtu, 25/7/2020). (foto:  Siti Shofi Ima/TIMES Indonesia)

Memasuki area pasar dari pintu utama, aroma khas jajanan tradisional langsung menggoda hidung. Aroma tersebut berasal dari panggangan jajanan tradisional kue lumpur kentang milik Ibu Verina yang sudah berjualan di kios tersebut sejak 2016. 

“Kalo di pasar oro-oro dowo dari 2016, tapi merintisnya dari 2012,” ujarnya saat ditemui TIMES Indonesia, Sabtu (25/7/2020). Sembari membolak-balik kue lumpur di atas pemanggang, Verina mengatakan, lumpur kentang “wolak-walik” ini juga ada di Pasar Sawojajar, CFD Ijen dan Malang Night Market. Anda juga bisa mengunjungi akun instagramnya @lumpurkentang27. 

Verina dibantu adik laki-lakinya dalam membuat adonan untuk kue lumpur kentang. Terdapat tiga varian kue lumpur kentang di kios ini, yaitu rasa kismis, kelapa, dan keju dengan harga Rp 5000 perbiji. 

Bagi pengunjung yang ingin membawa kue lumpur kentang sebagai oleh-oleh khas dari kota Malang ke luar kota tak perlu khawatir karena kue lumpur kentang ini dapat bertahan selama dua hari di suhu ruang.

Kue-Lumpur-b.jpgVerina sedang melayani pembeli kue lumpur kentang di kiosnya di Pasar  Oro-Oro Dowo, Kota Malang, (Sabtu, 25/7/2020). (foto: Siti Sgofi Ima/TIMES Indonesia)

Selain menjual kue lumpur kentang, kios ini juga menjual lemper, pisang coklat keju, donat kentang, dan tahu bakso. Akan tetapi yang menjadi ikon khas adalah kue lumpur kentang.

Menurut Verina, yang membuat kue lumpur miliknya berbeda dengan yang lain adalah pemangganggan dua sisi kuenya.

“Yang membuat beda itu mungkin kue lumpurku karena dibalik ya mbak, jadi dia dapet atas bawahnya kering, tapi dalemnya tetep lembut,” ujarnya. Selain itu kue lumpur kentang milik Verina juga terbuat dari bahan alami, seperti kentang, tepung dan telur, tanpa menggunakan bahan pengembang. 

Pada masa pandemi covid-19 seperti saat ini, Verina mengaku omzet penjualannya menurun karena banyak orang memilih menghindari pasar dan belanja online. “Kalau masa pandemi ini belum bisa diukur. Kalau sebelumnya sih ya sekitar 2 sampai 3 juta per hari,” ujarnya sambil menata kue lumpur dalam kotak kertas.   

Salah satu pengunjung pasar Oro-Oro Dowo dari kota Surabaya, Dian, mengaku sering membeli kue lumpur kentang jika sedang ke Kota Malang. Menurutnya rasa kue lumpur di kios milik Verina lebih enak dari yang lain. “Iya, enak. Apa ya lebih enak aja, lebih empuk, lebih lembut,” ujarnya.

Jajanan kue lumpur kentang memang tak lekang oleh waktu. Rasanya yang lembut dan enak dengan aroma gurih pasti menggugah selera siapapun yang mencium aromanya. Penasaran dengan lumpur kentang? Langsung saja ke Pasar Oro-Oro Dowo. Tak perlu khawatir kotor, karena pasar ini sudah direvitalisasi sehingga cukup bersih dan nyaman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES