
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Surabaya memiliki kekayaan kuliner menggugah selera di setiap sudut kota. Salah satunya adalah Ayam Guling Lambeh dengan rasa rempah khas Bali.
Satu porsi Ayam Lambeh disajikan lengkap dengan beragam lauk pendamping. Mulai sambel embe, ayam guling serta lawar atau potongan kacang panjang berbumbu.
Advertisement
Rasanya tak kalah lezat dengan babi guling khas Pulau Dewata. Namun, agar bisa dinikmati semua kalangan, lauk utama diganti dengan daging ayam.
Owner Ayam Guling Lambeh Evelyn Surjadjaja mengatakan, usaha kuliner tersebut berdiri sejak 20 April 2021 dengan nama Ayam Guling Lambeh by ESA Group. Dalam 10 bulan terakhir usaha itu mengalami perkembangan pesat dan berhasil membuka sejumlah cabang di seluruh Indonesia.
"Hingga saat ini sudah ada 25 cabang di 16 kota," kata Evelyn, Rabu (2/3/2022).
Dia mengadopsi rasa asli dari Bali berikut bumbunya. Seperti bumbu kuning, sate lilit ayam, sambel embe, dan lawar.
Ayam Guling Lambeh tersedia dalam empat pilihan rasa. Mulai pedas dengan nama Ayam Guling Lambeh Nyiyir, Ayam Guling Lambeh Istimewa, Ayam Guling Lambeh Kuda (Kuah Pedas) dan Ayam Guling Lambeh Kulit. Harga cukup terjangkau mulai Rp 18.000-Rp 25.000 saja.
"Ada tiga yang best seller," ujar dia.
Dalam sehari, Ayam Guling Lambeh by ESA Group mampu terjual hingga 100 bungkus. "Biasanya penjualan sehari bisa mencapai 100 porsi," ujarnya.
Evelyn bersama ESA Group mempelopori menu tersebut hingga dapat dinikmati oleh semua orang dari berbagai daerah. "Kita pionirnya yang pertama kali buka," tambahnya.
Respon konsumen sangat positif. Tawaran open kemitraan mengalir deras. Evelyn bersama empat rekannya harus melakukan trial and error secara cepat dalam waktu tiga bulan.
Apalagi permintaan kemitraan juga datang dari luar pulau. Mulai Surabaya, Sidoarjo, Jakarta, Bandung, Tangerang, Solo, Balikpapan, Tanjung Selor, Samarinda, Banjarmasin, Maluku, Pekanbaru, Kupang, Jombang dan Gresik.
Biaya kemitraan sekitar Rp 100 juta. Namun pada Maret ini, ESA Group memberikan promo diskon kemitraan sebesar 15 persen menjadi sekitar Rp 85 juta.
Ayam Guling Lambeh juga memiliki sister brand bernama Mak Buntel (Martabak Bihun Tetelan) dan baru saja launching pada awal Februari 2022 kemarin. Pengambilan join kemitraan Ayam Guling Lambeh dan Mak Buntel cukup dengan harga Rp 90 juta.
Evelyn optimistis usahanya akan terus berkembang dengan penyajian dan rasa mantap produk Ayam Guling Lambeh. Kecintaan pada kuliner Bali membuat Evelyn bersama rekan ingin menghadirkan rasa otentik menu andalan Bali kepada masyarakat Indonesia.
Meskipun sempat mengalami kendala dalam pengiriman lintas pulau, para pengusaha kuliner muda ini tak pernah patah arang untuk terus member pelayanan berkualitas bagi para mitra dan pelanggan.
Melalui research and development, Ayam Guling Lambeh by ESA Group memastikan kualitas bumbu yang sampai di gerai mitra tetap dengan rasa sempurna.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |