Kuliner

Kembange Kopi, Inovasi Banyuwangi Kembangkan Ekonomi Kopi Rakyat

Kamis, 11 Agustus 2022 - 16:21 | 50.63k
Suasana Bimbingan Teknis Inovasi ‘Kembange Kopi’ (Kiat Kembangkan Ekonomi Kopi Rakyat) yang digelar Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)
Suasana Bimbingan Teknis Inovasi ‘Kembange Kopi’ (Kiat Kembangkan Ekonomi Kopi Rakyat) yang digelar Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Mendorong nilai tambah produk kopi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, telurkan inovasi ‘Kembange Kopi’. Gagasan dari Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Banyuwangi tersebut menitik beratkan pada pengembangan kopi sachet.

Bimbingan Teknis (Bimtek) program anyar ini dilakukan di Wisata Kopi Lego, di Lingkungan Lerek, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kamis (11/8/2022).

Kegiatan yang diikuti oleh para petani kopi tersebut dipandu oleh Djoko Soemarno, peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka Indonesia) dan Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, SP, M.Tr.I.P.

Dalam paparan, Ilham Juanda menyampaikan bahwa Banyuwangi, memiliki potensi kopi yang luar biasa. Bukan hanya jumlah produksi yang melimpah. Tapi kualitas kopi Banyuwangi, juga sudah diakui oleh dunia internasional.

Kembange-Kopi-c.jpgSuasana Bimbingan Teknis Inovasi ‘Kembange Kopi’ (Kiat Kembangkan Ekonomi Kopi Rakyat) yang digelar Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)

Namun potensi besar tersebut sayangnya belum berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani kopi di Bumi Blambangan. Salah satu penyebab, petani kopi di Banyuwangi, masih menjual hasil panen dalam bentuk buah kopi, sehingga belum mempunyai nilai tambah produk.

Disisi lain, konsumen di Indonesia lebih cenderung memilih produk kopi instan kemasan sachet yang siap seduh. Alias kopi pabrikan.

Fenomena tersebut menjadi latar belakang dicetusnya inovasi ‘Kembange Kopi’, yang merupakan singkatan dari Kiat Kembangkan Ekonomi Kopi Rakyat.

“Inovasi ini dilakukan dengan cara mengoptimalkan panen dan penanganan pasca panen serta menyediakan unit pengolahan hasil panen kopi, sehingga petani dapat menghasilkan produk instant kopi lokal siap sedu dalam sachet,” cetus Ilham Juanda.

Menjadi tujuan inovasi, lanjutnya, ada 5 poin. Pertama, meningkatkan produktivitas kebun kopi yang dikelola oleh petani. Meningkatkan kualitas hasil panen kopi dengan cara penanganan pasca panen kopi dan unit pengolahan kopi yang berstandard. Meningkatkan branding melalui sertifikasi IG (Indikasi Geografis) kopi Banyuwangi. Menyediakan unit pengolahan hasil panen kopi, sehingga petani dapat menghasilkan produk instant kopi lokal siap seduh dalam sachet.

Dan yang terakhir, diharapkan inovasi ‘Kembange Kopi’ mampu meningkatkan konsumsi kopi lokal Banyuwangi.

Memastikan gebrakan berjalan dengan baik, Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, akan melakukan tindak lanjut berupa bimbingan teknis budidaya kopi guna meningkatkan produktivitas kopi rakyat. Termasuk meningkatkan branding kopi dengan sertifikasi IG (Indikasi Geografis) dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.

“Juga kita lakukan bimbingan teknis dan unit pengolahan kopi, alat pengemasan hingga pemasaran,” cetusnya.

Memastikan produk kopi sachet benar-benar berkualitas, budidaya kopi pun dilakukan berdasarkan GAP (Good Agriculture Practises) dan SOP (Standard Operasional Prosedure) yang telah ditentukan. Bekerjasama dengan Puslitkoka Indonesia, serta stakeholder terkait.

Djoko Soemarno, SP, MP peneliti dari Puslitkoka Indonesia, mengaku sangat mengapreasi dicetusnya inovasi ‘Kembange Kopi’. Menurutnya, program tersebut akan memberi dampak positif khususnya pada peningkatan kesejahteraan petani kopi.

“Tentunya akan memberikan nilai tambah kopi yang berasal dari lahan rakyat atau non-perkebunan,” katanya.

Dia mengaku sangat optimis akan keberhasilan program. Mengingat kualitas kopi Banyuwangi, sudah dikenal oleh dunia Internasional. Sedang kopi dari perkebunan milik petani belum dikelola optimal. Pengelolaan sesuai standar masih dilakukan pada kopi dari lahan perkebunan.

“Dengan peningkatan produktivitas dan kualitas hasil panen kopi, yang selanjutnya dilakukan pengemasan yang baik, maka kopi instan produk usaha kecil akan bisa bersaing di pasar,” ungkap Djoko.

“Imbas positifnya, tentu kesejahteraan petani kopi akan meningkat,” imbuhnya.

Ketika program mendapat dukungan penuh pemerintah, masih Djoko, segi kesehatan tentunya juga semakin baik. Apalagi program inovasi ‘Kembange Kopi’ memang mentargetkan peningkatan kuantitas dan kualitas produk kopi instan lokal. Yakni produk kopi sachet yang disarikan dari biji kopi original serta tidak menggunakan bahan essence atau perasa kopi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES