Segar Manisnya Jenang Belimbing Wuluh, Hasil Tangan Kreatif Warga Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Mungkin banyak yang sudah familiar dengan kudapan tradisional bernama Jenang. Tapi apa jadinya, jika buah yang terkenal akan rasa super asamnya ini dijadikan jenang yang lumrah dengan rasa manis. Ya, itulah Jenang Belimbing Wuluh. Kuliner hasil Tangan Kreatif Warga Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Segar, legit, asam, manis dan bikin nagih. Itulah yang akan dirasakan saat gigitan pertama dari kudapan Jenang Belimbing Wuluh. Dengan tekstur yang tidak lengket, seperti kebanyakan jenang, seakan memberikan sensasi mengunyah yang lebih lembut dalam mulut.
Advertisement
Bisa dibayangkan, Belimbing Wuluh yang hanya dijadikan pelengkap bumbu masakan untuk menambah rasa asam pada makanan, disulap oleh tangan kreatif, keluarga Nuratim Muhammad, masyarakat RT. 4 RW. 3, Dusun Siderojo, Desa Gambor, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, menjadi kuliner unik yang bernilai jual.
Hj. Salmi, Nuratim Muhammad dan keluarga pembuat Jenang Belimbing Wuluh, warga RT.4, RW.3, Dusun Sidorejo, Desa Gambor, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Nuratim, menjelaskan, jika Jenang Belimbing Wuluh ini tercipta akibat buah Belimbing Wuluh di halaman belakang rumahnya rontok dan terbuang sia-sia karena jarang bisa dimanfaatkan dan dikonsumsi. Namun, ibunda Nuratim yaitu Hj. Salmi, mencoba untuk memanfaatkannya menjadi kuliner yang lezat dan dapat dinikmati.
“keluarga kami sudah 7 tahunan membuat Jenang Belimbing Wuluh, saat tahun 2017,” jelas Nuratim, Rabu (12/7/2023).
Nuratim, juga mengungkapkan, membuat jenang dari Belimbing Wuluh ini tidak sederhana. Dirinya beserta keluarga, sudah banyak melakukan percobaan untuk membuat formulasi yang tepat dan bisa disukai oleh semua orang. Tidak terlalu asam dan tidak terlalu manis yang membuat kesan asam pada Belimbing hilang.
“kami membuat jenang ini sudah gagal kurang lebih 5 kali. Mulai dari rasa yang terlalu kuat, tekstur yang alot hingga serat dari Belimbing yang mengganggu,” ungkap Nuratim yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Jatisari.
Sementara itu, ibunda dari Nuratim, Hj. Salmi, membeberkan bila tidak sengaja menemukan ide membuat kudapan Jenang Belimbing Wuluh. Dirinya hanya senang beraktivitas di usianya yang ke 74 tahun. Namun saat itu, terlintas untuk memanfaatkan Belimbing Wuluh yang hanya dibuang sia-sia.
“jadi, jika buah Belimbing Wuluh yang terlalu tua digunakan untuk bahan jenang, akan bisa awet selama 7 bulan, namun akan sedikit berpengaruh pada tekstur, dan apabila terlalu muda masa awet hanya 4 bulan namun, dari tekstur sedikit lembut,” beber, Hj. Salmi.
Untuk proses membuatnya, Belimbing Wuluh diiris melintang agar serat dari Belimbing terpotong. Potongan Belimbing tadi dicuci hingga bersih. Langkah berikutnya, Belimbing yang telah bersih dikukus selama beberapa waktu.
Selesai dikukus, hingga sedikit menguning. Belimbing diperas untuk mengurangi kadar air, selama memeras Belimbing akan menghemat waktu, dibarengkan dengan memasak santan kelapa hingga kadar minyak kelapa keluar. Baru setelahnya, bahan-bahan jenang dimasukkan termasuk Belimbing yang sudah diperas tadi. Menambah gurih dan harum, Vanili bisa menjadi bumbu opsional yang bisa dimasukkan.
Dimasak selama 2 jam hingga jenang menggumpal. Step akhir, jenang siap dibungkus dan disantap.
“untuk itu, kami menggunakan kompor tungku kayu agar api yang dihasilkan cukup besar dan proses mengaduk jenang lebih efektif,” ucap, Hj. Salmi, seraya bercerita.
Sayangnya, jika kalian ingin menikmati kuliner lezat ini, kalian harus memesannya terlebih dahulu. Dikarenakan Jenang Belimbing Wuluh, masih belum dapat dikomersilkan akibat bahan baku Belimbing yang belum mencukupi.
“karena 1Kg Belimbing Wuluh hanya bisa menghasilkan 60 biji Jenang, sedangkan untuk mencari Belimbing yang lebih banyak, kami sedikit kesusahan,” pungkas, Nuratim.
Nah bagaimana, tertarik mencicipi kuliner dengan cita rasa segar, asam, manis nan legit asal Desa Gambor, Banyuwangi ini? (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |