Resto Caping, Tempat Kuliner Unik di Candi Borobudur Berfilosofi Kehidupan Manusia

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Candi Borobudur telah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) pada 2016 lalu. Dengan predikat tersebut, diharapkan akan mampu menarik lebih banyak wisatawan yang berkunjung.
Muhammad Fuad Saefudin, mencoba memanfaatkan predikat tersebut. Ia mencoba menangkap peluang yang ada, dengan membuka sebuah resto berkonsep tradisional kekinian.
Advertisement
Fuad, sapaan keseharian lelaki kelahiran November 1992 ini sadar bahwa meningkatnya jumlah pengunjung tentu tidak hanya dari keberadaan Candi Borobudur semata. Lingkungan sekitar pun turut andil ndalam menarik para calon wisatawan.
Berlokasi di atas lahan seluas sekitar 2500M² di Desa Banjaran 2, Karanganyar, Borobudur, Fuad membangun sebuah resto dengan bentuknya yang unik.
Bentuk ini dibuat menyerupai sebuah Caping. Caping sendiri merupakan alat penutup kepala yang terbuat dari anyaman bambu, berbentuk seperti kerucut. Karena itulah, resto ini pun dibangun lebih banyak menggunakan bambu-bambu.
"Saya cinta dengan Borobudur, karena itu saya ingin memberdayakan masyarakat sekitar dengan membuat resto ini," ucap Fuad kepada Times Indonesia.
Terkait bentuk restonya yang estetik, Fuad menjelaskan bahwa, ia mencoba mewujudkan apa yang menjadi nilai atau filosofi dari sebuah Caping.
"Caping bentuknya menyerupai gunung. Melambangkan sumber kehidupan semua mahkluk maupun beragam tumbuhan. Selain sebagai Gentong (tempat penyimpanan air ) sumber mata air, gunung juga merupakan lumbung aneka bahan makanan," terang Fuad.
Ia menambahkan bahwa Caping yang bentuknya melingkar dan kemudian mengerucut, merupakan filosofi perjalanan spiritual religius manusia.
"Perjalanan hidup manusia akhirnya akan mengerucut, kembali kepada Sang Pencipta. Itulah perjalanan hidup tertinggi seorang manusia, sebagamana kodrat jati dirinya," jelas Fuad.
Tempat Kuliner yang menyuguhkan lebih dari 40 menu makan dan minuman ini, juga menyediakan paket buffett.
Nama paket menu yang adapun tergolong unik. Paket Pepiling 1, 2, Caping Gunung, Tani dan Bambu. Hanya dengan harga mulai 60 ribu sampai 80rb an, pengunjung sudah bisa mencicipi masakan berkonsep Nusantara.
Sedang untuk menu non paket, harganya pun sangat terjangkau, mulai dari 25 sampai 50 ribu. Tak heran jika resto yang memiliki tagline, "kisah dalam setiap rasa" ini dikunjungi rerata 200 orang setiap harinya, meski baru buka beberapa bulan lalu.
Selain menu yang lengkap, terdapat menu unggulan yaitu, Ingkung ayam utuh. Pengunjung juga akan dimanjakan dengan suasana alam pedesaaan. Di sekeliling resto ini, terdapat kebun-kebun sayuran yang akan menambah suasana hati dan pikiran menjadi tenang.
Menurutnya, selain pemandangan sekitar yang alami, pengunjung bisa ke lantai 2 untuk menikmati pemandangan 360 derajat. Candi Borobudur juga bisa terlihat.
"Kami juga menyediakan rental APV bagi pengunjung yang akan merasakan sensasi dengan menyusuri jalan bebatuan desa. Kebetulan lokasi ini (Resto Caping) hanya berjarak sekitar 4Km dari Candi Borobudur dan jika ditarik garis lurus hanya berjarak 2Km," imbuh Fuad.
Pengalaman bekerja selama 10 tahun di sebuah hotel berbintang, ternyata mampu menghantarkan Muhammad Fuad Saefudin, untuk membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar Candi Borobudur. Dibantu 7 karyawan berbusana adat Jawa, Resto Caping buka mulai pukul 10-20.00 WIB setiap harinya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |