Kuliner

Nasib Jajanan Arum Manis, Setia Menunggu Program UMKM Bangkit

Selasa, 12 Maret 2024 - 19:58 | 36.77k
Solihin, warga Desa Guci pembuat Jajanan Arum Manis di Kawasan Wisata Pancuran 13 Guci Tegal (Foto: Cahyo Nugroho/TIMES Indonesia)
Solihin, warga Desa Guci pembuat Jajanan Arum Manis di Kawasan Wisata Pancuran 13 Guci Tegal (Foto: Cahyo Nugroho/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TEGAL – Solihin (40), warga Desa Bumijawa Kabupaten Tegal pembuat jajanan Arum Manis hanya mampu mengelus dada dan menarik nafas panjang dengan perlahan-lahan saat harus menjawab pertanyaan menyoal perhatian pemerintah terhadap usaha Arum Manis yang dijalaninya selama 15 tahun.

Solihin menjelaskan bahwa pihak pemerintah beberapa tahun lalu pernah mendatangi sekali dan hanya mencatat perihal usaha sebagai program membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tapi hingga saat ini tak kunjung kabar berkelanjutan bak hilang ditelan bumi.

Advertisement

"Pernah beberapa tahun lalu, ada petugas mengaku dari dinas datang, tetapi  hanya mencatat dan bicara terkait program entah apa kami lupa, namun hingga saat ini tak kunjung kabar berita kelanjutan seperti apa," ujar Solihin.

Arum Manis merupakan jajanan tradisional bentuknya seperti kapas bergumpal gumpal lembut memiliki rasa manis dan biasanya tersaji dengan berwarna warni, sehingga menarik untuk dilihat dan membuat siapapun yang melihat tergoda untuk mencicipi.

Nah jajanan ini hingga saat ini hanya dapat ditemukan saat perhelatan pasar malam, festival atau keramaian lainnya. Arum Manis dikenal dengan nama halus manis, permen kapas atau biasa orang tua dahulu menyebutnya dengan Jajanan Rambut Nenek.

Seiring perkembangan jaman, Arum Manis bernasib sama dengan makanan tradisional lainnya perlahan tergeser dan perlahan pula hilang seakan ditelan bumi. Sehingga untuk mencicipi jajanan Arum Manis kian waktu semakin sulit sehingga dibutuhkan adanya perhatian pemerintah.

Lokasi usaha Soliihin sangat sederhana hanya berukuran 3 x 2 meter berdinding triplek kayu dan berjarak 500 meter dari kawasan wisata pemandian air panas Pancuran 13 Guci Tegal.

Kepada TIMES Indonesia, ia menceritakan bahwa usahanya membuat Arum Manis terinspirasi saat menjadi penjual keliling  bersama kerabatnya di Klaten Jawa Tengah.

"15 tahun lalu saya di Klaten Jawa Tengah berjualan Arum Manis, tapi kemudian muncul keinginan memproduksi Arum Manis di kampung, apalagi di wisata Guci Tegal belum ada Arum Manis," tuturnya. 

Kini usaha Arum Manis yang dijalaninya kian berkembang dengan dibantu oleh lima orang. Solihin menjelaskan karena ada keterbatasan modal setiap harinya dirinya hanya mampu membuat kisaran 100 - 200 Arum Manis dengan harga jual per kantong 10.000. 

Solihin berharap Pemerintah Kabupaten Tegal tergugah untuk memperhatikan pelaku usaha kecil agar lebih berkembang sehingga mampu menjadi kuliner khas produksi warga di sekitar lokasi wisata.

Apalagi Pemerintah Kabupaten Tegal mengkampanyekan UMKM Bangkit sehingga hal ini sangat diharapkan bisa menyentuh pelaku usaha di desa. Apalagi ditambah potensi wisata Guci yang tidak menutup kemungkinan memiliki potensi mengangkat kuliner hasil olahan warga sekitar.

"Mudah mudahan dengan membaca ini pemerintah tergugah lebih memperhatikan pelaku usaha kecil di desa, jadi tak sekedar menjadi catatan yang tersimpan tanpa kabar," tandas Solihin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES