Warisan Rasa: Tape Desa Kramat Agung Probolinggo, Tetap Lestarikan Tradisi

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Di tengah persaingan industri makanan lokal yang ketat, sebuah tempat produksi tape di Desa Kramat Agung, Dusun Cawan, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berhasil mencuri perhatian.
Usaha rumahan ini mampu meraih omzet hingga mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Advertisement
Tape, makanan fermentasi dari bahan singkong, telah menjadi komoditas unggulan di desa ini.
Usaha yang dikelola turun-temurun dan dilanjutkan oleh Akbar telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, berkat inovasi dan kualitas produknya.
Menurut Akbar, pemilik usaha, keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen untuk menjaga kualitas dan rasa tape yang khas.
"Kami selalu menggunakan bahan-bahan berkualitas dan resep tradisional dari mbah," ujar Akbar.
Strategi pemasaran yang efektif melalui media sosial juga turut meningkatkan penjualan.
Dalam seminggu, tempat produksi tape ini mampu memproduksi hingga 1.500 kilogram tape yang didistribusikan ke beberapa toko oleh-oleh di Ketapang dan Pusat Oleh-Oleh Bolinggo, di Rest Area Tongas, Kabupaten Probolinggo.
"Permintaan tidak hanya datang dari konsumen lokal, tetapi juga dari luar kota, melalui online," tambah Akbar.
Peningkatan omzet ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar. Usaha tape miliknya telah membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
"Ada delapan orang pekerja, sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang ingin membantu perekonomian keluarga," jelasnya.
Selama musim kemarau, bahan baku untuk tape, didapat dari daerah dataran tinggi seperti Desa Palang Besi atau Desa Tandonsentul, Kecamatan Lumbang.
Namun, saat musim hujan tiba, singkong didapat dari sekitar Desa Kramat Agung itu sendiri.
“Kalau pohong dari Palang Besi atau Tandonsentul, memang bagus mas, hasil tapenya keset,” ungkapnya.
Akbar menceritakan bahwa usaha ini telah menjadi warisan turun-temurun, dan saat ini ia merupakan generasi keempat.
"Usaha ini turun temurun, Mas. Kami sudah generasi keempat," pungkas pria yang lebih nyaman dipanggil Akbar itu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ryan Haryanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |