Olahraga

Mengenal Sport Science dalam Sepak Bola

Kamis, 04 Februari 2016 - 08:01 | 463.95k
Krioterapi pemian timnas U-19 (plasa.msn.com)
Krioterapi pemian timnas U-19 (plasa.msn.com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Dalam Seminar Nasional Bola di Unsoed Purwokerto Rabu (3/2/2016) kemarin Coach Indra Sjafrie mernjelaskan pendekatan sport science dalam pembinaan usia muda bola kepada peserta seminar di Banyumas.

Mungkin kata "sport science" sudah akrab saat berbicara metode pengembangan bola. Namun untuk jelasnya, BANYUMASTIMES akan merangkumnya dari berbagai sumber mengenai seputar sport science.

Advertisement

Secara sederhana sport science bisa diartikan pendekatan pembinaan pemain olahraga yang menggunakan pendekatan berbagai disiplin ilmu untuk menghasilkan atlit yang kuat secara fisik dan matang secara mental serta skill yang terjaga.

Dari buku Sports Science Handbook diketahui bahwa sports science diawali pada tahun 1958 di India ketika sebuah komite olahraga dibentuk untuk menyelidiki rendahnya prestasi olahraga India di tingkat internasional.

Kemudian Inggris mendirikan The Society of Sports Sciences pada tahun 1977. Sementara The Australian Institute of Sport didirikan pada tahun 1987.

Secara umum sport science bisa dibagi ke dalam beberapa keilmuan, yaitu bagian kepelatihan, fisik, kedokteran, fisioterapi dan rehabilitasi, relaksasi, gizi, psikologis, dan bagian peneliti (researcher).

Tujuannya adalah secara bersama mewujudkan sebuah program latihan, atau sebuah materi, untuk membentuk skuat yang fit, bugar, dan bebas cedera dalam menghadapi pertandingan.

Bagian Fisik

Tanpa fisik yang baik, jangan harapkan seorang atlet mampu melakoni sebuah pertandingan secara penuh. Dalam sepak bola, mesti disadari bahwa olahraga ini bukan hanya masalah berlari di lapangan atau mencetak gol.

Sport science bisa diwujudkan melalui latihan fisik untuk semua pemain. Namun, porsinya diberikan di luar porsi latihan dari pelatih kepala. Setiap pemain akan diberikan pola latihan tersendiri, sesuai dengan posisinya di lapangan. Latihan ini diberikan oleh pelatih fisik di gym sebelum latihan resmi dilakukan.

Sementara itu, pelatih kepala hanya bertanggung-jawab untuk mengatur pola latihan murni mengenai sepakbola. Misalnya saja: pola bertahan, pola menyerang, atau latihan bola mati. Di atas lapangan, pelatih kepala sendiri hanya menerima pemain-pemain yang fit saja.
 

Bagian Kedokteran

Tim dokter memiliki peran penting dalam sebuah tim. Pada umumnya, dokter dalam sport science juga harus memiliki spesialisasi di bidang olahraga. Dalam kesehariannya, dokter tim bertugas mengawasi kesehatan semua anggota tim. Dia juga yang akan memberikan obat yang sesuai dengan kebutuhan pemain.

Keluhan-keluhan seperti sakit di dada, pusing, mual, ditangani secara langsung oleh dokter tim. Keluhan seperti ini harus didengarkan secara serius dan dicari penanganannya.

 

Bagian Fisioterapi

Fisioterapi memiliki tugas penting dalam membantu mengembalikan fungsi tubuh yang cedera ke fungsi normal. Salah satu yang perlu ditekankan adalah fisioterapi bukanlah tukang pijat. (Bagian ini akan dibahas secara detail di artikel-artikel ke depan).

Bagian Rileksasi

Ini bagian yang sering diasosiasikan dengan tugas dan fungsi fisioterapi. Masseur di dalam klub sepakbola, atau di bagian sport science, memerlukan diploma atau pendidikan khusus. Tidak bisa pijat dilakukan oleh sembarangan secara tiba-tiba. Bahwa banyak yang pintar memijat tentu benar. Namun apakah ia mengerti anatomi tubuh?

Bagian Gizi

Makanan apa yang harus dikonsumsi? Minuman apa yang baik untuk pemulihan kondisi? Diet apa yang harus diikuti? Pertanyaan-pertanyaan ini jadi penting bagi seorang atlet. Karena itu, kadar protein, mineral, vitamin, air akan senantiasa diukur oleh bagian gizi.

Bagian Psikologis

Sering dilupakan dalam sebuah tim sepakbola atau olahraga, departemen ini sangatlah penting. Ini karena satu tim pastilah tak bisa lepas dari masalah psikologis. Contohnya: hubungan antarpemain, hubungan antara pemain dengan ofisial, pemain yang selalu dibangkucadangkan, striker yang tiba-tiba tak bisa mencetak gol lagi, kiper yang kebobolan terus, kejenuhan saat berlatih, masalah gaji, dan lain-lain.

Penyelesaian masalah ini memerlukan seorang psikolog yang bisa bekerja menangani individu maupun grup. Mental bertanding juga sangat amat bisa distimulasi dari sebuah sesi psikologis.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : Banyumas TIMES

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES