Olahraga

Pecinta Skateboard Surabaya Tak Putus Asa Meski Arena Ditutup Corona

Minggu, 09 Mei 2021 - 11:30 | 131.90k
Pecinta Skateboard Surabaya bermain di obstacle swadaya buatan Holy Skateshop. (FOTO: Adhitya Hendra/Times Indonesia)
Pecinta Skateboard Surabaya bermain di obstacle swadaya buatan Holy Skateshop. (FOTO: Adhitya Hendra/Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Terhitung sudah setahun lebih para pecinta skateboard di Surabaya tak bisa menyalurkan hobinya. Skatepark atau arena resmi bermain skateboard ditutup oleh pemerintah kota sejak corona melanda.

Kembali ke jalanan, bermain di trotoar adalah cara pintas yang diambil para pecinta skateboard di banyak kota. Sempat viral di Jakarta bulan Maret lalu, segerombolan anak muda bersitegang dengan petugas Satpol PP yang hendak menyita papan skateboard milik mereka.

Advertisement

Sampai akhirnya, Gubernur Anies Baswedan turun tangan mempersilakan pecinta skateboard untuk bermain di trotoar. Beruntungnya Wali Kota Eri Cahyadi belum menjumpai kejadian serupa di kotanya.

Arek-arek Kota Pahlawan lebih memilih berjuang -membuat skatepark baru secara swadaya dengan kumpulan dana seadanya.

Skateboard-2.jpg

Edo Ferdianto pemilik gerai apparel Holy Skateshop adalah penggeraknya. Dirinya terketuk untuk mewadahi para pecinta skateboard di lahan terbatas depan tokonya. Membuat obstacle dari material seadanya.

"Holy ini kan toko aksesoris untuk anak-anak skateboard. Setidaknya dengan yang kita buat ini, mereka tetap bisa latihan," ujarnya kepada Times Indonesia.

Per hari kurang lebih ada sepuluh hingga limabelas anak yang berlatih bersama Edo di sini. "Karena skatepark tutup itu kan jadi bingung main dimana. Ada kami buat juga di daerah Ngesong situ, cuman kan jauh dari kota, ya. Jadi pada milih main di sini," imbuhnya.

Walau sebenarnya toko yang berdiri sejak tahun 2011 ini juga terimbas penjualannya karena pandemi Covid-19. Holy School, bisnis sampingan Edo mengajar privat dan ekstrakulikuler di sekolah pun mandek.

Tetap Juara Walau Arena Tak Standar

Agar olahraga skateboard dapat kembali bangkit, layaknya sepak bola yang mendapat perhatian lebih. Edo meminta minimalnya skatepark kembali dibuka.

"Kita komitmen bisa jaga prokes, kok. Sudah pengajuan surat ke Dispora, Satgas Covid-19, Satpol PP Linmas. Juga sudah tak terangno (saya jelaskan) penerapan protokol anak-anak nantinya. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan," keluhnya.

Hal tersebut sangat disayangkan, padahal skateboard Surabaya sudah banyak membawa bukti di kancah nasional hingga internasional.

Skateboard-3.jpg

"Meski sering ke luar negeri pakai biaya sendiri tapi kan juara nama yang harum juga Surabaya. Padahal skatepark-nya kota ini masih belum standar sebenarnya kalau dibandingin sama punya Jakarta, Bandung, Bali," ungkapnya.

Edo juga menyesalkan pembuatan skatepark yang terkesan asal-asalan, seperti yang terjadi di Embong Kaliasin, Taman Bungkul, juga yang terbaru di Balai Pemuda. Sebagai pengguna, para pecinta skateboard tak pernah diajak berunding.

"Nggak pernah ada komunikasi. Padahal kita juga legal di bawah Dispora. Kalau anak-anak tahu kan bisa kasih masukan, oh ini ketinggian obstacle-nya. Berapa kali soalnya kejadian cidera bahkan patah tulang karena obstacle. Terus yang disalahin siapa," ucapnya.

Kepada wali kota Surabaya yang masih milenial, Edo dan kawan-kawan berharap agar para pecinta skateboard mendapat perhatian sebagaimana pecinta olahraga yang lain. "Lebih saling berkomunikasi dan bersinergi lah mau diarahkan ke mana anak-anak skateboard bertalenta aset Kota Pahlawan ini," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES