Olahraga

Tanpa Dukungan Pemkab Ngawi, Atlet Popda Jatim Berhasil Boyong 9 Medali

Senin, 14 November 2022 - 18:40 | 38.04k
Atlet Panahan Kabupaten Ngawi di ajang Popda Jatim ke-13. (FOTO: Arry for TIMES Indonesia)
Atlet Panahan Kabupaten Ngawi di ajang Popda Jatim ke-13. (FOTO: Arry for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Para atlet pelajar asal Kabupaten Ngawi yang mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jawa Timur ke-13 tahun 2022 berhasil memboyong sejumlah medali. Padahal para atlet Popda Jatim dari berbagai cabang olahraga tersebut berangkat tanpa dukungan finansial dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi.

Pada gelaran Popda Jatim ke-13 tahun 2022 tersebut, ada 7 cabor yang diikuti atlet asal kabupaten Ngawi. Dari sejumlah cabor yang berangkat, kontingen atlet pelajar berhasil memboyong 9 medali. Diantaranya dari cabor panahan, wushu, taekwondo, dan karate.

Arry-Putra-Wibawa.jpgPelatih Panahan, Arry Putra Wibawa, saat memberikan keterangan. (FOTO: Miftakul/TIMES Indonesia)

Pelatih cabang olahraga panahan Kabupaten Ngawi, Arry Putra Wibawa saat dikonfirmasi mengatakan, pada gelaran Popda Jatim ke 13 tersebut, cabor panahan berhasil mempersembahkan 3 medali. Dengan rincian 1 medali emas, dan 2 medali perunggu.

“Alhamdulillah, berkat doa masyarakat Kabupaten Ngawi, karena kami membawa nama baik Ngawi, kami berikhtiar dengan maksimal. Kami berhasil mempersembahkan 3 medali,” kata Arry kepada TIMES Indonesia, pada Senin (14/11/2022).

Arry tidak menampik, bahwa seluruh kebutuhan para atlet dari cabor panahan ditanggung secara mandiri. Tidak ada dukungan finansial dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi.

Arry mengungkapkan, seluruh kebutuhan ketika bertanding di ajang Popda Jatim ke-13 tersebut ditanggung oleh orang tua para atlet. Para wali atlet tersebut urunan demi mencukupi segala kebutuhan baik untuk atlet dan ofisial tim cabor panahan Ngawi.

Miroco.jpgMiroco, sekretaris cabor karate Ngawi. (FOTO: Miftakul/TIMES Indonesia)

“Para wali atlet cabor panahan urunan. Kalau dihitung secara nominal, mulai dari training center, hingga pelaksanaan Popda kemarin, rata-rata wali atlet mengeluarkan dana Rp3-4 juta,” ungkap Arry.

Arry berharap, para atlet pelajar asal Kabupaten Ngawi yang mengikuti Popda Jatim ke-13 bisa mendapatkan apresiasi dari Pemkab Ngawi. Hal itu tidak lain agar para atlet yang masih berusia muda tersebut tidak patah semangat. Apalagi mereka juga telah berhasil mengharumkan nama Kabupaten Ngawi di kancah olahraga pelajar tingkat Jawa Timur.

“Para atlet yang telah berjuang, berprestasi, mohon diberikan apresiasi, perhatian. Agar mereka tidak putus asa. Sebab prestasi daerah juga bisa berasal dari olahraga,” tegas Arry.

Lebih lanjut, pada ajang Popda Jatim ke-13 tersebut, selain tidak ada dukungan finansial juga tidak ada seremonial pemberangkatan maupun penjemputan kontingen atlet.

“Tidak ada, pemberangkatan atau penjemputan atlet,” tandas Arry.

Hal senada juga disampaikan Miroco, sekretaris cabang olahraga karate Kabupaten Ngawi. Miroco mengatakan, sebagai bagian insan olahraga, pihaknya cukup menyayangkan ketidakhadiran Pemkab Ngawi dalam ajang olahraga tingkat provinsi ini.

“Seolah-olah pemkab mengabaikan pelaksanaan Popda Jatim ke-13 ini. Terbukti dengan Disparpora yang tidak menganggarkan untuk pembiayaan Popda,” kata Miroco saat ditemui di ruang kerjanya.

Disaat tidak adanya perhatian dari Pemkab Ngawi, para atlet dari cabor karate pada ajang Popda Jatim ke-13 tetap berjuang keras. Terbukti dengan berhasil mempersembahkan satu medali perunggu.

Miroco membeberkan, segala kebutuhan kala bertanding juga ditanggung secara mandiri. Bahkan untuk makan dan tidur para atlet hanya seadanya.

“Masalah tidur, makan nggak usah ditanya. Yang namanya nombok, orang tua pun juga tidak punya biaya yang cukup. Sehingga makan ya seadanya, tidur pun juga yang penting bisa istirahat, adanya GOR ya di GOR. Nggak usah ditanya gizi dan lainya, bisa berangkat ke lokasi sudah Alhamdulillah,” ungkap Miroco.

Miroco berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Miroco ingin adanya evaluasi terhadap Disparpora, khususnya mengenai penganggaran bisa lebih berpihak kepada atlet.

“Para atlet ini putra daerah. Membela tanah kelahirannya. Kalau bisa dianggarkan, disesuaikan alokasinya, dan jangan sampai disunat,” harap Miroco.

Pada ajang Popda Jatim ke-13 tahun 2022, Kabupaten Ngawi menduduki peringkat ke 27 dari 38 peserta kabupaten/kota se-Jatim. Para atlet pelajar tersebut berhasil mempersembahkan 9 medali dengan rincian, 1 medali emas, 3 perak, dan 5 perunggu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES