Bawa Pembalap MiniGP ke Valencia, Doni Tata: Juara Gak Hanya Jago Ngebut

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Siapa yang tak kenal mantan pembalap Moto2, Doni Tata yang kini sibuk dengan melatih pembalap-pembalap MiniGP Indonesia. Alih-alih mengisi waktu, Doni Tata Pradita baru-baru ini mendampingi pembalap MiniGP Indonesia ke Valencia.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, pembalap yang kini fokus di motocross ini mendampingi pembalap-pembalap cilik membawa tujuan. Belajar dari pengalamannya, selama di Valencia ia membagikan tips dan trik menjadi pembalap yang sukses dan mampu bertahan ditengah persaingan pembalap dunia.
Advertisement
Mulai dari riding style, latihan fisik, pola makan hingga bahasa yang harus dikuasai pembalap untuk bisa ikut di ajang dunia yakni Inggris dan Spanyol.
"Jadi untuk menjadi pembalap handal itu bukan hanya jago ngebut di lapangan, tapi harus good attitude, smart, terkhusus bisa bahasa Inggris ataupun Spanyol, karena kebanyakan mekanik di Itali berbahasa Spanyol paling tidak bahasa Inggris, jadi untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan mekanik di Eropa," terangnya saat ditemui wartawan TIMES Indonesia beberapa waktu lalu di Sirkuit Mandalika.
Tak hanya memberikan tips dan trik, Doni juga memperlihatkan kepada mereka suasana paddock motoGP secara langsung.
"Kita bisa silaturahim main ke sana liat suasana paddock buat motivasi mereka, dan kemarin ada kejuaraan Spanish Championship juga seblum miniGP, dua minggu sebelum motoGP, kita udah dateng, saya ajak juga nonton, bedanya di motorGP Spanyol sudah tau semua di umur segitu, mungkin buat nambah wawasan, motivasi dan sponsor dari pemerintah untuk dukungannya yang masih minim untuk regenerasi anak muda agar bisa berprestasi," tambahnya.
Clevan Louis Valera Octavianuz dan Lanova Tantra adalah mereka pembalap cilik miniGP Indonesia yang membawa nama Indonesia di MiniGP World Series, Valencia, Spanyol.
Dalam kesempatan ini lah Doni terus memberikan motivasi bagi calon pembalap Indonesia yang akan berkecimpung dikejuaraan dunia yang dituntut untuk mandiri.
Tak hanya itu dua pembalap cilik ini juga diberikan pemahaman untuk bisa survive di negara orang terlebih di Eropa.
"Mereka belum pernah ke Eropa dan saya sudah pernah punya pengalaman di sana, biaya hidup di Eropa mahal, jadi aku akalin sewa rumah lewat Air Bnb, costnya beda banget, kalo hotel itu 12 hari hampir Rp40 juta," kata Doni
"Tapi aku sewa rumah bisa ada 3 kamar itu 20 juta. Terus untuk makan, kita beli supermarket masak sendiri, jadi lebih bagus strateginya untuk menghemat cost, selama tinggal di sana, sewa mobil sendiri daripada naik taxi," tuturnya.
Strategi-strategi yang diberikan Doni harapannya bisa ditanamkan oleh pembalap Indonesia yang mulai menjajal balap di luar negeri. Terlebih imbuhnya pembalap Indonesia dan Asia selalu terpentok oleh sponsorship.
"Semua terpentok di sponsorship karena balapan itu sangat mahal, olahraga yang mahal jadi perlu dukungan finansial," imbuhnya.
Baginya pengalaman sharing tersebut sangat luar biasa, Doni berharap Indonesia memiliki pembalap yang bisa merasakan ajang balap dunia. Terlebih menurutnya adanya Sirkuit Mandalika sudah sangat cukup untuk menumbuhkan semangat pembalap-pembalap di Indonesia mengasah skill.
Menurutnya kejuaraan Asia Talent Cup bisa dimanfaatkan dan dipersiapkan matang 100 persen.
"Kalau Indonesia maunya instan ya setahun dua tahun kayak masak mie goreng langsung juara kan disini dibutuhkan bertahap, kalau kita dari Indonesia ke sana kan bukan adaptasi lagi tapi belajar dari nol ya jadi tahun pertama untuk belajar penyesuaian tahun kedua adaptasi," pungkasnya.
Sebagai pembalap, Doni berharap kesempatan yang ada sekarang ini mampu dimanfaatkan pembalap-pembalap muda. Apalagi perkembangan dunia balap kini sudah bagus dan lengkap. Adanya sekolah balap yang kompak, solid dan konsisten.
"Kita kalau punya kesempatan harus maksimal jangan setengah-setengah, jangan sia-siakan kesempatan karena gak datang dua kali, karena umurnya sudah lewat kayak aku sekarang pengen balap sudah tua, gak mungkin kan jadi harus dari regenerasi bikin balap baru, entah itu dari Yamaha, Honda, Kawasaki, I don't care, yang kuliat pembalap Indonesia pengen maju," kata Doni
"Aku punya pengalaman di motogp superbike, aku bisa advice mereka dengan sharing, seperti ke Valencia kemaren aku kasih pengalaman anak-anak masih kecil-kecil, saya ajak ke tim moto3, mungkin hal yang luar biasa bagi mereka, bisa datang dari Indonesia ke sana liat balapan dunia," kata Doni Tata.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |