Ada Mayjen Farid Makruf di Balik Kebersamaan Bonek-Jakmania

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Indah sekali pemandangan Stadion Gelora Bung Tomo pada Minggu lalu (18/6/2023). Saat Persebaya menjamu Persija Jakarta dalam laga persahabatan bertajuk Anniversary Game ke-93. Bonek, suporter Persebaya, membaur dengan Jakmania, suporter Persija, di stadion yang seharusnya menjadi host Piala Dunia U-20 itu.
Hal itu tentu saja pemandangan yang langka. Sudah puluhan tahun lamanya tidak ada kunjungan Jakmania dalam jumlah besar di stadion di Surabaya saat pertandingan Persebaya kontra Persija. Minggu lalu, nyanyian Jakmania dan Bonek bersahutan dengan merdu. Saling mengucapkan selamat datang dan menanyakan kabar, sampai mengucapkan selamat jalan sampai tujuan.
Advertisement
Tak terdengar lagi ucapan saling menghujat sepanjang permainan Persebaya vs Persija berlangsung. Pun demikian halnya tidak ada ucapan rasis untuk klub maupun suporter tim lain.
”Kalau dulu saat Persebaya vs Persija main selalu ada saja penyebab yang bikin keduanya berseteru. Tapi sekarang, Alhamdulillah tak ada lagi,” ucap Fans Relation Manager Persebaya Sidik Tualeka.
Alek, panggilan Sidik Tualeka, menjelaskan ada berapa faktor yang mempengaruhi terwujudnya perdamaian Jakmania dengan Bonek. Salah satu yang paling utama adalah tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 yang mengakibatkan 135 orang meninggal dunia.
”Melihat tragedi itu suporter di Indonesia ini sedih, menyesalkan, trauma dengan peristiwa itu. Itulah kemudian yang mempercepat proses upaya-upaya perdamaian antar suporter termasuk dalam konteks ini Persebaya dengan Persija, Bonek dengan Jakmania,” jelasnya.
Intens Komunikasi
Sejak peristiwa itu, upaya perdamaian mulai dilakukan. Tokoh-tokoh Bonek juga semakin intens berkomunikasi dengan suporter lainnya dan bersepakat mengakhiri permusuhan. Termasuk Jakmania.
“Masa kita mau menurunkan permusuhan yang berakibat menghilangkan nyawa pada anak-anak cucu nanti. Momen Kanjuruhan itu membuat semuanya sadar ingin mengakhiri permusuhan. Kami mulai menyadari bahwa permusuhan antar suporter yang berujung anarkisme itu hanya berujung pada bencana dan kematian seperti yang terjadi di Kanjuruhan,” ujarnya.
Dukungan pihak keamanan seperti yang dilakukan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf saat laga Persebaya vs Persija di GBT Minggu kian mengakselerasi perdamaian tersebut. Pangdam menyampaikan langsung dihadapan suporter dirinya mem-backup perdamaian Bonek dan Jakmania. Kalau ada yang mengganggu perdamaian tersebut maka akan berhadapan dengan Pangdam V Brawijaya.
”Jangan ada siapa pun yang mengganggu upaya perdamaian ini, kalau ada yang mengganggu maka akan berhadapan langsung dengan saya,” kata Mayjen Farid saat menerika kunjungan manajemen Persebaya dan Bonek di Makodam.
Jaminan Keamanan Mayjen Farid Makruf
Adanya jaminan dari Pangdam itu punya peran luar biasa. Bonek dan Manajemen Persebaya semakin yakin untuk mewujudkan tujuan mulia. Selain itu juga ditunjang dengan dukungan pihak kepolisian dan pemerintah daerah setempat yang menginginkan perdamaian itu terjadi.
Alek bercerita, terakhir terjadi bentrok antara dua suporter Persebaya dan Persija pada tahun 2018. Waktu itu Persebaya vs Persija main di Bantul. Sebenarnya saat itu, upaya untuk mendamaikan dua suporter ini sudah dilakukan. Namun, karena personel pengamanan kurang banyak sehingga untuk melokalisir dan memisahkan suporter yang bertikai itu belum maksimal.
Sebagai upaya untuk membangun iklim suporter yang lebih baik, Persebaya merangkul komunitas melalui komunitas tribun. Ada Tribun Timur, Tribun Kidul, Tribun Gate Jhoner 21, dan Tribun Green Nord.
“Setiap tribun di GBT masing-masing punya komunitasnya. Tribun inilah yang intens berkomunikasi dengan kami di manajemen untuk berdiskusi tentang bagaimana ke depannya Bonek dan Persebaya,” ujarnya.
Jangan Sampai Tragedi Kanjuruhan Terulang
Terkait dengan perdamaian Bonek dengan Jakmania, perwakilan tribun Persebaya punya peran sentral. Sejak tragedi Kanjuruhan beberapa perwakilan tribun intensif berkomunikasi dengan tokoh Jakmania. Hingga pada April 2023, saat Persebaya menjamu Persija di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Bonek mengawal kendaraan tim tamu. Persija yang biasanya away ke kandang Persebaya naik kendaraan lapis baja, saat itu aman tenteram naik bus.
”Bonek sendiri yang mengawal bus Persija dari hotel ke stadion di Gresik. Padahal saat itu, Persebaya kalah 1-0 tapi bus Persija aman tentram. Nah saat itulah, ujian kedewasaan Bonek paling tinggi. Timnya kalah tapi Bonek bisa menerima,” ujarnya.
Kemudian, setelah itu, lanjut Sidik, hal yang sama juga dilakukan Jakmania saat Persebaya-Arema main di Jakarta. Jakmania sendiri yang mengawal Bus Persebaya di sana.
”Jadi, sebenarnya perdamaian itu sudah terjadi mulai dari Gresik. Namun, puncaknya pada saat Persebaya vs Persija main di GBT Minggu kemarin,” jelasnya.
Momen Kanjuruhan membuka mata hati dan menyadarkan para suporter bahwa perilaku anarkisme hanya berujung bencana dan kematian. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Syarifah Latowa |
Publisher | : Rifky Rezfany |