Sengit Kompetisi Pencak Silat Kolopaking Camphionship Piala Kemenpora 2024 Banjarnegara

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Sedikitnya 973 peserta mengikuti kompetisi Pencak Silat Kolopaking Camphionship Piala Kemenpora 2024 di GOR Jaskon Kabupaten Banjarnegara.
Kompetisi berlangsung dua hari, sejak Jumat-Sabtu (18-19/10/2024) dibuka oleh Pj Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi. Dalam laga perdana tampak sengit dan kompetitif.
Advertisement
Ketua Penyelenggara, Pencak Silat Kolopaking Camphionship Piala Kemenpora 2024, Saeful menyampaikan tujuan kegiatan ini tidak sekadar mencari kemenangan semata melainkan sebagai ajang untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
"Lebih penting lagi untuk melatih jiwa sportivitas atlet pencak silat dan membentuk karakter generasi muda melalui pananaman nilai-nilai luhur pencak silat," ujar Saeful.
Diharapkan Saeful dengan kegiatan ini bisa menjadi motivasi bagi para peserta untuk terus berprestasi dan melestarikan pencak silat di Indonesia dan Banjarnegara khususnya.
Sementara itu Pj Bupati Muhamad Masrofi saat membuka Pencak Silat Kolopaking Camphionship Piala Kemenpora 2024 menyampaikan pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia harus dijaga, dilestarikan dan dikembangkan.
“Pencak silat menjadi jati diri bangsa Indonesia dan merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan," tegas Masrofi.
Ia juga menyatakan, pencak silat sudah selayaknya diajarkan kepada seluruh warga masyarakat, termasuk kepada generasi muda penerus bangsa demi menjaga kelestarian olah raga ini.
Pj Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi juga menyampaikan bahwa Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO pada sidang ke-14 yang berlangsung di Bogota, Kolombia, tanggal 9–14 Desember 2019 yang lalu, telah menetapkan Tradisi Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Dengan ditetapkannya Pencak Silat sebagai warisan budaya tak benda, Indonesia berkomitmen untuk senantiasa menjaga kelestarian pencak silat.
Diantaranya melalui pendidikan pencak silat yang tidak hanya fokus pada aspek olah raga bela diri, namun sebagai bagian dari kurikulum seni dan budaya.
Oleh karena itu imbuh Pj Masrofi, kejuaraan ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga merupakan wahana untuk mengasah mental juara dan mempererat persaudaraan di antara para peserta.
"Kemenangan sejatinya tidak hanya diukur dari jumlah medali yang diraih, tetapi dari seberapa baik para pesilat mampu mengembangkan karakter dan sportivitas mereka," imbuh Muhammad Masrofi, Pj Bupati Banjarnegara. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |