Indonesia Produsen Lithium Kedua Terbesar Setelah RRT, Luhut Ingin Kendaraan Listrik Marak
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Koordinator Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB) meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang menjadi tempat pengisian daya baterai mobil listrik di di Jalan Tol Trans Sumatera.
Peresmian SPKLU ini dilakukan di akhir Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Transportasi di Kawasan Merak-Bakauheni-Tol Lampung pada Selasa (26/1/2021).
Advertisement
Dalam kesempatan itu, Luhut juga menyampaikan apresiasinya terhadap PT PLN yang telah mendukung percepatan program KBL BB dengan membangun SPKLU di Indonesia. SPKLU di kilometer 20B ini menjadi SPKLU pertama di Jalan Tol Trans Sumatera dan SPKLU ke-30 di Indonesia.
Dia berharap program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL BB) dapat semakin marak digunakan di Indonesia.
“Indonesia mempunyai potensi sebagai produsen lithium terbesar kedua di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), cadangan nikel kita yang beragam menjadikan Indonesia tentu mampu bersaing di kancah ini,” tuturnya.
Luhut menerangkan, penggunaan lithium juga tidak hanya untuk baterai kendaraan listrik, melainkan mampu dimanfaatkan sebagai energy stabilizer yang begitu penting bagi daerah pedalaman yang dapat dimanfaatkan untuk pengganti energi listrik di malam hari.
Seluruh perubahan dan pembangunan ini akan mampu mengurangi impor listrik hingga Rp 150 triliun.
Selain itu, di dalam rakor tersebut juga dibahas beberapa pembangunan infrastruktur dan transportasi yang dicanangkan untuk dibangun. Salah satu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 adalah menurunkan kesenjangan dan meningkatkan infrastruktur wilayah, termasuk di kawasan Merak-Bakauheni-Lampung.
"Pembangunan di wilayah ini menjadi penting karena terdapat 21 juta orang dan 4,5 juta kendaraan yang melewati Pelabuhan Merak-Pelabuhan Bakauheni,” tutur Menko Luhut.
Pertama, Tol Trans Sumatera yang diharapkan dapat selesai pada kuartal pertama tahun 2024. Saat ini, 40 persen pembangunannya sudah selesai dan harus mampu menghubungkan banyak titik di Sumatera agar tercipta simpul ekonomi baru yang berdampak bagi keseimbangan perekonomian.
“Ketika tol sudah mulai beroperasi, diharapkan dapat melancarkan konektivitas, mengefisiensikan waktu, menghemat biaya, meningkatkan kelancaran logistik, serta dapat menghubungkan dengan banyak kawasan, termasuk kawasan industri, kawasan pariwisata, dan simpul produksi lainnya,” pesan Luhut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |