Gubernur Jatim Khofifah Resmikan RS Paru Jember sebagai RS Rujukan Covid-19

TIMESINDONESIA, JEMBER – RS Paru Jember sebagai rumah sakit kelas B berkapasitas 85 tempat tidur yang saat ini telah melalui beberapa proses pengembangan, resmi ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 Jawa Timur di Jember. Peresmian tersebut dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Proses pengembangan tersebut memberikan beberapa penambahan fasilitas yang sesuai dengan standar Covid-19 serta mencegah penyebaran virus baik kepada pengunjung atau juga tenaga kesehatan (nakes). Peresmian RS Paru Jember sebagai RS rujukan Covid-19 itu ditetapkan SK Gubernur Nomor 6 Tahun 2020.
Advertisement
Herlin Ferliana, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menjelaskan penetapan ini tidak lepas dari kondisi kesiapan RS Paru Jember untuk melayani pasien terpapar Covid-19.
Herlin menerangkan, saat ini RS Paru Jember sudah terdapat 5 ruang Rawat Inap Khusus (RIK) dan 16 ICU Covid-19. Setiap ruangan RIK telah diberi tata udara ruangan yang sesuai dengan standar penanganan Covid-19.
“Kesiapan RS Paru ini juga perihal adanya sistem zonasi ruang. Ruang hijau untuk administrasi yang mana nakes di sana wajib mengenakan APD level 1, zona kuning dengan APD level 2, dan zona merah di mana tempat perawatan pasien yang wajib di dalamnya nakes mengenakan APD level 3,” terang Herlin
Ia juga menjelaskan bahwa RS Paru ke depan tidak hanya membagi kluster pada ruang berzonasi, melainkan juga pada status pasien.
Pasien positif Covid-19 akan dibawa melalui jalur pintu tenda terima pasien. Sedangkan pasien yang belum teridentifikasi akan melalui IGD dan melalui tahap penentuan status. Sehingga dari pembagian ini, diharap dapat tetap membawa siklus kondusif penanganan Covid-19 di RS Paru.
Total terdapat 352 tenaga medis yang terlibat dalam penanganan Covid-19 di RS Paru Jember. Baik dari dokter spesialis umum, anestesi, spesialis paru, dan beberapa nakes lainnya.
“Semoga Allah melindungi nakes ini dalam kerjanya, sehingga tetap dalam keadaan sehat walafiat,” harapnya.
Ia berharap dari adanya penetapan RS Paru Jember sebagai RS rujukan Covid-19, membuat penyebaran layanan kesehatan dapat lebih baik. Mengingat jumlah ruang di 11 RS Jember 80 %, tempat tidur isolasi dan 91% ICT (Information and Communication Technology) terkait perkembangan Covid-19 telah dimanfaatkan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam acara peresmian RS Paru Jember sebagai RS Rujukan Covid-19 Jawa Timur menyampaikan bahwa saat ini angka kasus penularan Covid-19 di Jawa Timur meningkat.
Karena itu, Khofifah berharap dengan peningkatan kasus yang terjadi, masyarakat semakin sadar bahaya virus ini dan tidak menyepelekannya.
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan bahwa telah ada beberapa pelayanan Covid-19 telah digencarkan di Jatim, beberapa waktu lalu di Malang, Lumajang, dan saat ini di RS Paru Jember
Hal ini dilakukan untuk pemerataan dan pemudahan akses layanan kesehatan untuk masyarakat. Namun bukan berarti dari penambahan ini masyarakat boleh lengah. Karena menurutnya kondisi pemikiran demikian yang meningkatkan risiko penularan.
“Di Jatim yang meninggal 61 nakes, ASN Pemprov per kemarin ada 65. Ini semacam kewaspadaan untuk kita semua untuk menjaga protokol. Pengetahuan tentang Covid-19 ini lagi-lagi perlu diberikan pada masyarakat agar semua sadar bahwa penyakit ini memang ada dan memakan korban jiwa. Sehingga dari hal ini kapasitas layanan tidak lagi lagi overload," kata Khofifah.
Kemudian perihal koordinasi, Khofifah menyinggung akan melakukan koordinasi lebih intensif dengan beberapa pihak terkait tentang penyebaran dan ancaman virus ini di beberapa lingkup Provinsi Jatim.
“Kami telah melakukan sinkronisasi informasi dan koordinasi lain bersama Forkopimda, IDI, dan Persi Jatim secara intensif," imbuhnya dalam peresmian RS Paru Jember sebagai RS Rujukan Covid-19 Jawa Timur. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |