Pemerintahan

Warga Gresik Kini Bisa Bayar Listrik Pakai Sampah

Kamis, 17 Maret 2022 - 21:11 | 46.98k
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat launching program bayar listrik pakai sampah di Dusun Sidorukun Kertosono. (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia)
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat launching program bayar listrik pakai sampah di Dusun Sidorukun Kertosono. (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, GRESIK – Upaya melestarikan lingkungan dan mengurangi sampah rumah tangga, warga di Dusun Sidorukun, Desa Ketosono, Gresik, Jawa Timur, bisa membayar listrik dengan sampah. Syarat utamanya, harus menjadi nasabah bank sampah

Program ini pun sangat bagus. Setiap bulan, warga yang mengumpulkan sampah bisa ditukar di Bank Sampah Cinta Bumi. Mekanismenya pun mudah dan sederhana.

Advertisement

Pertama, sampah dipilah sesuai kategori dan disetorkan ke bank sampah. Kemudian, sampah ditimbang oleh petugas. Selanjutnya, petugas mencatat dan dikonversi dalam token maupun pelunasan listrik pasca bayar.

Salah satu warga, Umar Wahyudi mengatakan program ini sangat membantu. Selama sebulan terakhir dia mengumpulkan sampah botol plastik dan kertas maupun kardus.

"Tadi bawa belasan kilogram sampah, dapat 18 ribu, dan saya tambah 7 ribu jadi dapat token listrik senilai 25 ribu. Tentu ini membantu," katanya, Kamis (17/3/2022).

Ide brilian ini pun disambut Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Secara simbolis orang nomor satu itu melaunching program 'sampah tukar token listrik' bersama Anggota DPRD Jatim, Ahmad Iwan Zunaih. 

"Ini inspirasi luar biasa, kita butuh orang-orang hebat atas inisiatif yang dilakukan. Ini merupakan edukasi memilah sampah dari rumah lalu disetorkan ke Bank Sampah lalu ditukar token. Ini langkah cerdas dan keteladanan," imbuhnya.

Gus Yani juga menyatakan, penanganan sampah memang harus dimulai dari rumah masing-masing. Tidak bisa pemerintah daerah memikirkan sampah sendiri. Dibutuhkan kolaborasi dan juga kesadaran.

Bahkan, ke depan dia juga meminta kolaborasi perusahaan untuk membangun tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) di Gresik utara. Langkah awalnya camat bisa mengumpulkan pengusaha.

"Pengusaha lokal dalam satu ekosistem dalam pengelolaan sampah, dan ini dimulai dari sini. Sinergitas ini semoga terus terbagun dan harapan lingkungan bisa bersih dan sehat," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Bank Sampah Cinta Bumi, Dusun Sidorukun Nur Fitri Atimaturrohman menambahkan ada 250 warga yang ikut program ini. Mereka bisa menukar token listrik maupun untuk bayar tagihan pasca bayar.

"Jadi nasabah bank sampah ini tiap bulan. Per tanggal 15 mereka mengumpulkan sampah plastik maupun kertas. Semoga ini bisa terus berjalan," imbuh dia.

Nur Fitri menyatakan awal dari ide bayar listrik pakai sampah. Saat itu, dia sering disambati ibu-ibu yang sering menunggak tagihan listrik. Nah dari sana, dia pun mendirikan bank sampah.

Melalui mekanisme tersebut, Fitri mengordinir agar mengumpulkan sampah. Dimulai dari dia dan pengurus bank sampah serta pemerintah desa.

"Nah kalau di dusun sini kan bayarnya listrik pasca bayar di satu tempat, tagihannya pun berbeda-beda. Jadi misal sampahnya dapat 50 ribu, terus tagihannya 100 ribu, ya warga tersebut hanya bayar kekurangannya saja," ujarnya menanggapi warga di Gresik bayar listrik dengan sampah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES