Pemerintahan

Gandeng ITS, Kemendes PDTT Siapkan Pengembangan Desa Wisata

Kamis, 28 Juli 2022 - 21:46 | 64.58k
Kunjungan Mendes PDTT ke Ekowisata Waduk Tanjungan, Desa Tanjungan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Kamis (28/7/2022). (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Kunjungan Mendes PDTT ke Ekowisata Waduk Tanjungan, Desa Tanjungan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Kamis (28/7/2022). (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar atau yang akrab disapa Gus Halim menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk lakukan pendampingan pengembangan Desa Wisata.

Gus Halim menerangkan, pendampingan ITS Surabaya fokus pada penyusunan master plan. Hal tersebut agar pembangunan desa, khususnya desa wisata lebih terukur dan terarah. Setelah master plan disusun dengan melibatkan warga desa baru dibicarakan rencana pembangunan secara bertahap dan prioritas.

Advertisement

"Pendampingan penyusunan master plan ini penting banget supaya pembangunan kita ini jelas dan lebih terarah," kata Gus Halim saat mengunjungi Ekowisata Waduk Tanjungan, Kemlagi, Mojokerto, Kamis (28/07/2022).

Lebih lanjut, Gus Halim mengingatkan bahwa Desa Wisata jangan menjadi tujuan melainkan dampak dari penataan lingkungan dengan tujuan memperbaiki ekosistem lingkungan warga desa. Adapun wisata adalah dampak dari penataan lingkungan yang membuat lingkungan jadi menarik untuk menjadi perhatian wisatawan.

Biasanya, kata Gus Halim, kalau wisata menjadi tujuan yang terlintas dalam pikiran perangkat desa adalah pabrikan atau wisata yang dipaksakan. Hal ini, menurutnya tidak akan bertahan lama. Berbeda dengan wisata alam yang tidak akan lekang oleh waktu.

"Jangan merancang wisata tapi lakukan apa yang bermanfaat bagi alam, bagi lingkungan, bagi pengairan, bagi pertanian, bagi kehidupan warga masyarakat. Wisata itu dampak yang dihasilkan dari kondisi itu," jelas Gus Halim.

Salah satu yang sudah sesuai dengan prinsip tersebut adalah Ekowisata Waduk Tanjungan. Konon, pada 1981 waduk itu dibangun oleh Departemen Kehutanan dengan maksud irigasi pertanian warga desa. Terlebih lagi lahan di Desa Tanjungan tergolong kritis. Bahkan untuk menanam jagung pun kesulitan air.

Meski sudah berusia 40 tahun justru selain lahan sekitar subur sekarang bisa jadi wisata karena pemandangannya yang indah dan sangat menarik. Dan saat ini sudah murni dikelola oleh BUMDesa, padahal tujuan dibangun waktu bukan untuk dijadikam tempat wisata.

Prinsip Membangun Desa Wisata

Gus Halim juga membeberkan prinsip membangun Desa Wisata yang ideal dan dapat diadopsi oleh para perangkat desa di seluruh Indonesia.

Menurut Gus Halim, setidaknya terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, menyusun master plan agar pembangunan desa wisata lebih terarah, dengan itu, dana yang terbatas bisa dimaksimalkan untuk pembangunan secara bertahap dan tidak asal membangun.

"Ini yang disebut dengan pola pembangunan tumbuh kembang," ungkap Gus Halim saat mengunjungi Desa Wisata Tanjungan, Kemlagi, Mojokerto, Kamis (28/07/2024).

Selanjutnya, desa yang memiliki potensi desa wisata bisa menggandeng desa tetangga untuk berinvestasi. Hal ini bisa maksimalkan fungsi BUM Desa atau BUM Desa Bersama untuk berbagi saham atas kepemilikan desa wisata tersebut.

Sebaliknya, desa yang tidak miliki potensi wisata tidak perlu memaksakan diri untuk membangun desa wisata, lebih baik bersinergi dengan desa terdekat untuk sama-sama mengembangkan desa wisata.

"Ini yang disebut dengan kolaborasi, sehingga semua punya rasa kepemilikan yang tinggi terhadap aset yang memang luar biasa ini," jelas Gus Halim.

Dan yang ketiga, Gus Halim mengingatkan agar wisata tidak menjadi tujuan melainkan dampak dari pembangunan. Desa tidak perlu merancang wisata melainkan menata lingkungan yang nantinya akan berdampak menjadi tempat wisata karena sudah dibangun dengan baik dan terarah.

"Lakukan apa yang bermanfaat bagi alam, bagi lingkungan, bagi pengairan, bagi pertanian, bagi kehidupan warga masyarakat. Wisata itu dampak yang dihasilkan dari kondisi itu," tutup Mendes PDTT. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES