Pemerintahan

Operasional TPA Sarimukti Berakhir 2024, Ini Strategi Pemkab Bandung

Kamis, 12 Januari 2023 - 18:21 | 115.86k
Kepala DLHK Kab Bandung, Asep Kusumah (tengah) saat operasi bersih sampah di TPS Pasar Banjaran. (FOTO: Iwa/TIMES Indonesia)
Kepala DLHK Kab Bandung, Asep Kusumah (tengah) saat operasi bersih sampah di TPS Pasar Banjaran. (FOTO: Iwa/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNGPemkab Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) menyiapkan beberapa strategi dalam mengantisipasi berakhirnya masa operasional Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. 

Sebenarnya masa operasional TPAS Sarimukti berakhir pada tahun 2023 ini. Namun Pemprov Jawa Barat kemudian menambah luas lahan TPAS Sarimukti 20 hektare, sehingga  masih bisa digunakan tahun 2023 dan pada 2024 mendatang akan ditutup permanen.

Advertisement

Sebagai gantinya, sudah disiapkan TPPAS Legoknangka di Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung yang rencananya akan mulai operasional pada 2024.  

Namun untuk menghadapi dipindahkannya TPAS dari Sarimukti ke Legoknangka, tentu ada masa transisi yang harus diantisipasi jika tidak ingin terjadi masalah darurat sampah.

DLHK-Kab-Bandung-b.jpg

Kepala DLHK Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengungkapkan ada dua alternatif pendekatan darurat sampah yang disiapkan Pemkab Bandung.

"Kami sudah pikirkan akan ada masa transisi peralihan dari TPAS dari Sarimukti ke Legoknangka. Sehingga Kabupaten Bandung tetap konsisten melakukan penanganan sampah dengan dua pendekatan," ungkap Asep Kusumah kepada TIMES Indonesia, Kamis (12/1/2023).

Pendekatan pertama, sebut Asep, berbasis sistem sesuai dengan Perda No 1 tahun 2022 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam perda ini dipaparkan bagaimana kewajiban pengelolaan sampah sesuai amanat undang-undang, harus dilakukan secara bertingkat. Dari mulai berbasis individu, rumah tangga, RW, Desa, kecamatan dan berbasis kawasan.

"Amanat undang-undang ini diperkuat juga dengan dukungan program dan pendanaan. Seperti program bank sampah tematik, ada bintek sekaligus bantuan untuk pengadaan sirkular ekonomi, ada pengadaan magot, budi daya lele dan lain sebagainya," urai Asep. 

Pada level desa, lanjut Asep, dalam empat tahun terakhir Pemkab Bandung sudah membangun lebih dari 50 TPS 3R (Tempat Pembuangan Sampah Sementara Reduce, Reuse, Recycle). Asep mengatakan TPS 3R akan dibangun lagi tahun 2023 ini di lebih dari 8 titik, dengan pendanaan bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) atau pun sumber dana lainnya. 

Sementara untuk skala kawasan juga ada program Pusat Edukasi Pengolahan Sampah (Puspa) di Kelurahan Jelekong Kecamatan Baleendah, yang sekarang diperkuat selesainya pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Cicukang-Oxbow di Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

TPST Mekarahayu berkapasitas 20 ton ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat lewat program ISWMP (Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities). 

"Tahun 2023 ini rencana akan dibangun juga dua titik TPST di Citaliktik Soreang dan di Jelekong Baleendah dengan kapasitas masing-masing 10 sampai 20 ton," imbuh Asep. 

Tahun 2024 juga rencananya akan dibangun lagi TPST di Kecamatan Nagreg dan di eks TPA Babakan Kecamatan Arjasari, dengan kapasitas lebih besar 30-50 ton.

Pendekatan lainnya yakni dengan pemanfaatan teknologi. Untuk itu Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama dinas terkait sudah melakukan benchmarking komparatif ke Jerman berkaitan dengan pemanfaatan teknologi untuk pemanfaatan sampah. 

Dari hasil benchmarking ke Stuttgart Jerman tersebut pihaknya mendapatkan gambaran bagaimana nilai sampah itu tidak hanya pada satu nilai, tapi ada produk turunannya. 

"Dari sampah bisa menghasilkan listrik, bahan baku untuk aspal campuran, juga core-nya di Jerman itu sampah bisa dijadikan pasokan kebutuhan air panas. Jadi di Jerman itu memanfaatkan teknologi panas dari boiler, kemudian mereka distribusikan air panas tersebut sampai radius 260 kilo lebih," tutur Asep. 

Perusahaan pengolah sampah En-BW-Kraftewrk Stuttgart di Jerman ini mampu mensuplai kebutuhan pasokan air panas untuk warga Jerman. 

"Hasil studi ini menjadi inspirasi buat kita, yang tentu disesuaikan dengan keberadaan dan kebutuhan di Kabupaten Bandung," ujar Asep. 

Pasca kunjungan, kata Asepm sudah ada pertemuan antara pihaknya bersama tim LO dari Jerman untuk penjajakan lebih mendalam secara teknis. Terkait dengan investasi lahan, peta tumpukan sampah, kemudian kebutuhan sesuai karakteristik di Kabupaten Bandung.

Asep menambahkan, pada tahun ini pihaknya juga akan merealisasikan teknologi ramah lingkungan untuk pemusnah residu. Pemusnah residu ini dapat memusnahkan sampah-sampah yang sudah tidak masuk ke pengolahan organik, baik komposter maupun magot.

"Jadi, untuk pemusnah residu ini sudah terpilah untuk sampah anorganik yang bernilai ekonomis lewat bak sampah daur ulang, sisanya akan di tangani dalam pendekatan teknologi ramah lingkungan," terangnya. 

Asep menandaskan, perlu kehati-hatian bagi Pemkab Bandung untuk pemanfaatan teknologi karena pengolah sampah. Sebab syaratnya yang cukup ketat yakni ramah lingkungan, operasional yang teruji, dan menghasilkan produk-produk turunan yang bermanfaat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES