Pemerintahan

Dewan Kesenian Kabupaten Malang Gairahkan Kesenian Lokal

Senin, 29 Juli 2024 - 20:23 | 35.56k
Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang, Ki Suroso, Ki Suroso, dalam acara festival bantengan lereng Kawi, di lapangan Krapyak, Panggungrejo, Kepanjen, Senin (29/7/2024). (Foto Amin/TIMES Indonesia)
Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang, Ki Suroso, Ki Suroso, dalam acara festival bantengan lereng Kawi, di lapangan Krapyak, Panggungrejo, Kepanjen, Senin (29/7/2024). (Foto Amin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGKabupaten Malang dikenal kaya akan kesenian lokal yang masih perlu digairahkan agar lebih eksis di tengah tantangan kekinian. Dewan Kesenian Kabupaten Malang (DKKM) berupaya agar pelaku kesenian terus bisa eksis dan berkreasi.

"Banyak sekali kesenian kita yang biasa ditampilkan di luar ruangan seperti bantengan, pencak silat, jaranan, atau reog. Semuanya harus difasilitasi agar bisa tampil supaya tetap eksis," terang Ketua DKKM, Ki Suroso, usai membuka Festival Bantengan Lereng Kawi di Lapangan Krapyak, Panggungrejo, Kepanjen, Senin (29/7/2024) petang.

Advertisement

Kesenian lokal Kabupaten Malang juga sangat banyak yang bisa digelar di dalam ruangan, seperti ludruk, ketoprak, wayang kulit, ataupun wayang topeng.

Menurutnya, ruang pentas dan atraksi bagi seniman sangat penting karena beberapa tahun terakhir kesenian di Kabupaten Malang mengalami kelesuan dan mati suri, terlebih sejak diterpa situasi pandemi lima tahun lalu.

Ki Suroso melihat bahwa beberapa waktu terakhir pertunjukan kesenian sudah mulai bergairah kembali dengan kemasan penyajian yang lebih kekinian. Ia mencontohkan penampilan seniman bantengan yang sudah marak digelar dan digandrungi banyak penonton dengan iringan musik yang mirip musik DJ dan remix.

"Kami di DKKM memang punya tanggung jawab untuk upaya ke sana. Saat ini, kami mengupayakan ruang dan fasilitas bagi seniman untuk bisa unjuk keterampilan. Tidak hanya mendata, tetapi juga menyambungkan pelaku kesenian dengan berbagai pihak yang bisa memberi ruang bagi kreativitas mereka," jelasnya.

DKKM sudah melakukan berbagai upaya, seperti menampilkan kesenian bantengan di lereng masing-masing, seperti Lereng Semeru, Lereng Kawi, Lereng Arjuno, dan Lereng Tengger.

Selain bantengan, banyak seniman juga mendapatkan kesempatan tampil di acara-acara bersih desa atau kegiatan masyarakat lainnya, seperti penampilan seniman wayang kulit.

"Kami sedang mengupayakan terobosan, bagaimana ludruk dan kesenian lainnya bisa masuk menjadi suguhan budaya di hotel-hotel, walaupun tampil hanya satu jam mereka diberi kesempatan," tandasnya.

Mengenai belum adanya kalender even budaya tahunan di Kabupaten Malang, Suroso menyatakan bahwa hal tersebut membutuhkan intervensi pihak-pihak terkait di sektor pariwisata.

Meski demikian, sebagai pegiat kesenian, ia berharap Kabupaten Malang ke depannya juga memiliki agenda tahunan yang akhirnya bisa menjadi kalender event seperti di beberapa daerah lain.

Pihak DKKM sendiri tengah menyiapkan rencana event besar yang bertajuk Festival Bantengan Lereng Kanjuruhan di Kanjuruhan Convention Center pada September 2024 mendatang.

"Kami berharap diawali dari Festival Bantengan Lereng Kanjuruhan di KCC ini nantinya bisa mengarah menjadi kalender event di Kabupaten Malang," pungkas Ki Suroso.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES