Pemerintahan

Pilbup Malang 2024, Kader PDIP Sebut Ujian Sejarah Berpihak Oligarki versus Oligardan

Senin, 12 Agustus 2024 - 21:22 | 33.43k
Ilustrasi - Kader PDI Perjuangan saat pendaftaran bacabup di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, belum lama ini. (FOTO: Amin/TIMES Indonesia)
Ilustrasi - Kader PDI Perjuangan saat pendaftaran bacabup di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, belum lama ini. (FOTO: Amin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Turunnya rekomendasi kepada petahana Sanusi dan Lathifah Shohib dari PKB untuk maju di pilkada Kabupaten Malang 2024, menimbulkan gejolak di internal PDI Perjuangan.

Tidak sedikit dari kader PDI Perjuangan, terutama di akar rumput, yang menyebut Sanusi telah 'dibajak' oleh PKB pascaturunnya rekomendasi tersebut. 

Advertisement

Sebaliknya, sejumlah kader PDI Perjuangan juga menyayangkan, Sanusi yang merupakan bagian kader banteng, justru menerima rekomendasi dulu dari PKB.

Kader-PDI-Perjuangan-2.jpg

"Beberapa kader akar rumput menyerukan kepada DPP partai, meminta kader PDIP yang mencalonkan diri sebagai bacalon Bupati, yang hari ini sudah dibajak dengan menerima rekomendasi dicalonkan calon Bupati dari PKB, tidak lagi direkom oleh PDI Perjuangan," kata Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Kepanjen, Suyanto, Senin (12/8/2024).

Selain itu, Suyanto juga kecewa dengan pernyataan Lathifah Shohib di sejumlah media massa, yang menyebutkan duetnya bersama Sanusi bisa berjalan meskipun tanpa PDI Perjuangan.

"Jujur miris hati kami, ketika membaca pernyataan Bu Lathifah, cawabup PKB yang dimuat di media online. Dimana, dia menyebut Pak Sanusi bisa berangkat sendiri walau tanpa dukungan dari PDI Perjuangan. Buat kami pernyataan itu sebagai bentuk arogansi dari PKB, dengan sengaja mau membajak kader PDI Perjuangan sebagai calon bupati-nya," ungkapnya.

Suyanto pun meminta DPP PDI Perjuangan agar mendengarkan suara kader di tingkat bawah. Menurutnya, jika Sanusi memang sudah mempunyai sandaran untuk berlabuh, maka mau tidak mau PDI Perjuangan harus merekomendasi kader lain dari internal partai sebagai bakal Calon Bupati.

"Di posisi ini, kami memohon kepada DPP PDI Perjuangan, supaya merekomemdasikan Abah Gunawan sebagai Calon Bupati dari PDI Perjuangan. Karena, bagi kader militan PDI Perjuangan di Kabupaten Malang lebih baik memberikan rekom kader yang berlumuran oli gardan, daripada memihak kepada calon yang dibesarkan dukungan dan patuh pada oligarki," tegasnya.

Dijelaskan Suyanto, ada beberapa hal bagi dirinya dan kader PDI Perjuangan lain yang hingga kini menjadi pegangan teguh. Kata Suyanto, seperti yang disampaikan Kepala Satgas Nasional, Komarudin Watumbun, bahwa nilai-nilai dan ajaran Bung Karno harus menjadi pedoman utama, dalam setiap perjuangan, terutama ketika masih ada ketidakadilan.

Mengutip apa yang disampaikan Kepala Satgas Nasional, Komarudin, menurutnya ada 3 catatan penting yang selalu disampaikan kepada kader. Pertama, supaya tegak lurus dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ikon pemersatu, sebagai simbol pejuang melawan otoriterisme. 

Kedua, lanjut Suyanto, meneladani kerelaan perjuangan para pendiri partai yang dengan gagah berani menjaga marwah partai, sekalipun mengalami banyak tekanan dan penderitaan. Ketiga, pentingnya menegakkan etika, hukum, dan demokrasi.

Menurutnya, Sanusi sudah terlewat percaya diri dengan popularitasnya sebagai petahana. Bahkan, sampai terbangun paradigma seolah partai lah yang membutuhkan Sanusi.

"Pilkada Kabupaten Malang 2024 ini, sikap Pak Sanusi kelewat percaya diri, sampai peradaban dibuat terbalik seolah partai yang harus nurut kemauan dia. Pilihannya kini, kita tunduk patuh dan berpihak kepada oligarki, atau bangun melawan, lwalau hanya mengandalkan oligardan, demi tegaknya marwah dan kedaulatan partai," tandasnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES