Inspiring! Selfmixing, Upaya Disnakkan Kabupaten Blitar agar Peternak Ayam Mandiri Pakan

TIMESINDONESIA, BLITAR – Upaya Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar ini sangat menginspirasi peternak ayam petelur atau layer. Mereka mengupayakan, agar peternak ayam layer bisa mandiri pakan dan tidak tergantung pada pakan pabrikan
Kabupaten Blitar merupakan sentra peternak ayam layer dan mensupport kebutuhan telur nasional. Sampai awal Oktober ini tercatat, sekitar 3.200 peternak ayam layer mandiri mampu bertahan ditengah gempuran pasar bebas perdagangan global.
Advertisement
Sekretaris Disnakkan Pemkab Blitar, Indrawan Wicaksono menyebut, rata-rata sebanyak 120 gram pakan untuk kebutuhan per ayam tiap hari harus disiapkan peternak. Padahal saat ini, tren kandang close house yang mampu menampung dengan populasi ayam dengan kapasitas besar dan mudah dalam mengkondisikan. Artinya, suhu dan kelembapan sesuai dengan kebutuhan ayam, otomatis dapat meningkatkan efisiensi pakan.
Sementara di perdagangan global, harga bahan pakan impor cenderung terus naik. Seperti bahan bungkil kedelai atau BKK yang diimpor dari Brasil dan Argentina, serta tepung ikan yang diimpor dari Argentina.
Dengan selfmixing ini, peternak diharapkan pandai-pandai dalam membuat komposisi pakan dengan cara mensubstitusi atau mengganti bahan baku supaya mendapatkan pakan yang efisien dan sesuai dengan standart yang dibutuhkan ternak
"Biaya produksi untuk ayam ras itu tertinggi di pakan, sampai 70 persen. Khusus untuk ayam petelur atau layer terutama. Makanya kami mendorong para peternak ini untuk bisa membuat pakan sendiri/ self mixing sehingga bisa mandiri dan tidak tergantung pada pakan pabrikan," kata Indri kepada TIMES Indonesia, Jumat (4/10/2024).
Upaya yang dilakukan Disnakkan Pemkab Blitar adalah melakukan pelatihan selfmixing. Ada beberapa narasumber yang berkompeten dalam hal pengolahan pakan mandiri ini dengan melibatkan akademisi, praktisi serta Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) dari Disnakkan sendiri.
Laboratorium pakan juga disediakan, agar para peternak bisa memastikan komposisi selfmixing tersebut sesuai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
Dari 120 gram kebutuhan pakan ayam per ekor per hari tersebut, komposisi selfmixingnya yakni 50 persen jagung dan sisanya dibagi rata dengan prosentasi bekatul, bungkil kedelai dan tepung ikan.
"Sebetulnya sudah banyak tepung ikan dalam negeri akan tetapi kualitasnya masih dibawah tepung ikan import. Karena saat Ini tepung ikan dalam negeri masih terus berproses agar sesuai untuk kebutuhan pakan ternak disini," ungkap Indri.
Tak hanya pelatihan, Disnakkan Pemkab Blitar di tahun 2024 juga mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan olahan pakan konsentrat unggas, yang di dalamnya ada pengadaan mesin mixer, hammer Mill untuk pemecah jagung dan peletizer. Mesin-mesin tersebut diserahkan kepada kelompok peternak ayam layer mandiri untuk dioperasikan bersama-sama anggota tiap kelompok.
"Ini mesinnya masih terbatas, menyesuaikan dana yang ada. Jadi belum semua kelompok mendapat bantuan mesin tersebut. Target kami, peternak ayam layer ini bisa mandiri menyiapkan kebutuhan pakan tanpa tergantung dari pakan pabrikan," pungkasnya menegaskan. (D)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |