Pemerintahan

Kundapil di Bangkalan, Anggota DPD RI Lia Istifhama Dorong Transformasi Digitalisasi Pesantren

Jumat, 21 Februari 2025 - 16:05 | 20.61k
Anggota DPD RI Dr. Lia Istifhama, M.E.I., melakukan kunjungan kerja ke daerah pemilihan (Kundapil) di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Sen-Asen, Konang, Bangkalan, Jawa Timur (FOTO: dok Sahabat Ning Lia)
Anggota DPD RI Dr. Lia Istifhama, M.E.I., melakukan kunjungan kerja ke daerah pemilihan (Kundapil) di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Sen-Asen, Konang, Bangkalan, Jawa Timur (FOTO: dok Sahabat Ning Lia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dr. Lia Istifhama, M.E.I., melakukan kunjungan kerja ke daerah pemilihan (Kundapil).

Kali ini Anggota Komite III DPD RI yang akrab disapa Ning Lia ini menyerap aspirasi masyarakat, pengasuh, serta santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, yang berlokasi di Sen-Asen, Konang, Bangkalan, Jawa Timur.

Advertisement

Dalam kunjungannya, Dr. Lia menekankan pentingnya digitalisasi pesantren sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Sebagai senator yang peduli terhadap dunia pendidikan, khususnya pendidikan berbasis keagamaan, Ning Lia  menegaskan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam mencetak generasi berakhlak mulia, namun juga harus siap menghadapi tantangan era digital. Oleh karena itu, ia mendorong agar pesantren tidak tertinggal dalam hal pemanfaatan teknologi dan literasi digital.

DPD-2.jpg

Dalam dialog bersama pengasuh dan santri Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Dr. Lia menyoroti perlunya dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah dan sektor swasta, dalam mendorong digitalisasi di lingkungan pesantren.

Ia berharap program digitalisasi pesantren dapat menjadi agenda prioritas yang mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat.

"Kita harus memastikan bahwa pesantren tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi. Saat ini, dunia digital telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, dan kita ingin pesantren bisa memanfaatkannya untuk memperkuat pendidikan dan dakwah," kata Ning Lia, jumat (21/2/2025).

Keponakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ini juga menekankan pentingnya kerja sama antara pesantren dengan startup teknologi serta universitas dalam upaya mempercepat transformasi digital.

Dengan kolaborasi ini, pesantren bisa mendapatkan akses lebih luas terhadap platform digital untuk pembelajaran, pelatihan literasi digital, serta pengembangan keterampilan berbasis teknologi bagi santri.

"Saya berharap pesantren bisa bekerja sama dengan startup teknologi dan perguruan tinggi untuk meningkatkan literasi digital para santri. Dengan begitu, mereka tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan yang dapat mendukung mereka di masa depan, utamanya dalam mendukung Indonesia Emas Tahun 2045," harapnya.

Menurut Ning Lia, literasi digital bukan hanya tentang pemanfaatan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana santri dapat memahami dan menggunakan teknologi dengan bijak dan produktif. Ia mendorong agar pesantren mulai mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi dalam kurikulumnya, termasuk keterampilan dasar digital, pemanfaatan internet untuk dakwah, hingga pelatihan kewirausahaan digital bagi santri.

"Kita ingin pesantren menjadi tempat yang tidak hanya mencetak ulama, tetapi juga melahirkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman. Dengan literasi digital yang baik, santri bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan dakwah serta membangun usaha berbasis digital," ungkapnya.

Perlu Kolaborasi dan Dukungan Pemerintah Daerah

Selain mendorong kolaborasi dengan pihak swasta dan akademisi, Ning Lia juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung digitalisasi pesantren. Ia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan dalam bentuk infrastruktur digital, pelatihan tenaga pengajar, serta akses internet yang memadai bagi pesantren.

DPD-3.jpg

"Pemerintah daerah harus melihat pesantren sebagai lembaga pendidikan yang juga membutuhkan akses teknologi. Bantuan berupa jaringan internet yang stabil, pelatihan digital bagi ustaz dan santri, serta fasilitas pendukung lainnya sangat dibutuhkan agar pesantren bisa berkembang mengikuti era digital," jelasnya.

"Dukungan ini diharapkan dapat membantu pesantren menghadapi tantangan teknologi sekaligus menjaga nilai-nilai keislaman yang menjadi fondasi utama pendidikan di lingkungan pesantren," sambung Lia Istifhama. (d)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES