Pemkab Sumba Timur dan INOVASI Bersinergi untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan Dasar

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur (Pemkab Sumba Timur) dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) menjalin kerja sama kemitraan.
“Ini sebuah inisiatif kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar untuk anak sekolah,” kata Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali usai membuka kegiatan kemitraaan program INOVASI yang berlangsung di Aula Sekretari Daerah Sumba Timur, Senin (14/4/2025).
Advertisement
Umbu Lili menyampaikan, kemitraan ini sejalan dengan visi pembangunan daerah yakni Sumba Timur Harmonis, Unggul, Mandiri, Berbudaya dan Adil (HUMBA).
Dia menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, melalui kemitraan ini. Sumba Timur dapat memperkuat infrastruktur pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman termasuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Hal ini sejalan dengan misi daerah untuk membangun sistem pendidikan yang tangguh responsif dan ramah lingkungan.
Ia juga mengapresiasi capaian dunia pendidikan Sumba Timur berdasarkan Rapor pendidikan 2025 dimana daerah ini telah masuk dalam kategori “Tuntas Muda” pada Standar Pelayanan Minimum (SPM) dengan skor 60,11. Capaian ini mencakup aspek karakter, literasi, serta lingkungan sekolah yang aman dan inklusif.
Namun, Umbu Lili menyoroti juga masih adanya tantangan seperti sembilan sekolah yang datanya belum lengkap seperti 12 sekolah dalam kategori merah dan 85 sekolah kategori sedang.
“Kita harus bersama-sama meningkatkan mutu proses dan hasil belajar anak usia 6-12 tahun dengan fokus pada penguatan karakter, literasi dasar dan numerasi,” tandasnya.
Ia pun menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif terhadap isu-isu perubahan iklim di kalangan generasi muda. Salah satu fokus penting dari Fase 3 Program INOVASI adalah integrasi pendidikan perubahan iklim kedalam kurikulum dasar.
Umbu Lili menyambut baik langkah ini karena sangat selaras dengan misi pembangunan daerah yang menitikberatkan pada infrastruktur ramah lingkungan serta ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim.
“Tanpa kesadaran dan perilaku kolektif, ancaman perubahan iklim bagi umat manusia terutama bagi anak-anak akan sangat fatal maka kita harus mnyiapkan generasi yang sadar iklim,” ujarnya.
Sementara Provincial Manager Program INOVASI NTT Hironimus Sugi menjelaskan, bahwa INOVASI di fase 3 berkomitmen mendorong keterlibatan seluruh ekosistem pendidikan dalam peningkatan mutu belajar anak.
Ekosistem pendidikan ini lanjut dia, mencakup pemerintah daerah, satuan pendidikan, guru , kepala sekolah, pengawas, perguruan tinggi , organisasi masyarakat sipil , Balai Guru dan tenaga kependidikan (BGTP), Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP), Balai Bahasa, Kantor Kementerian Agama hingga orang tua dan komunitas lokal.
“Kami percaya bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak. Butuh kolaborasi dari sejumlah elemen dari ruang kelas hingga ruang kebijakan maka disinlah peran INOVASI hadir untuk menjembatani berbagai pemangku kepentingan agar bisa bekerja bersama,”ungkapnya.
Lebih lanjut Hironimus menambahkan, pendekatan INOVASI berifat kontekstual dan berbasis bukti. Program ini tidak membawa kurikulum atau metode melainkan memperkuat apa yang sudah ada melalui inovasi lokal yang terbukti efektif.
“Di Fase 3 ini selain fokus pada literasi dan numerasi kami juga mengangkat isu-isu relevan seperti pendidikan iklim, pendidikan inklusif dan transformasi pembelajaran yang berpusat pada siswa,”terangnya.
Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merupakan kemitraan pendidikan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia. Program ini dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dalam bidang literasi, numerasi dan karakter.
“Program ini telah berjalan sejak 2016 dan kini memasuki Fase 3. INOVASI diimplementasikan di enam Provinsi mitra yakni Jawa Timur, NTT, Kalimantan Utara, Jawa Barat dan Maluku,” tutup Hironimus. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sholihin Nur |