Pendidikan

Dari Bidan Menjadi Guru, Siti A'isah Raih IPK Tertinggi di Unirow

Jumat, 27 Oktober 2017 - 13:50 | 305.79k
Siti A’isah bersama Prof. Dr. Agus Wardhono,M.Pd seusai menerima penghargaan, (FOTO: Safuwan/TIMESIndonesia)
Siti A’isah bersama Prof. Dr. Agus Wardhono,M.Pd seusai menerima penghargaan, (FOTO: Safuwan/TIMESIndonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Siti A'isah, mahasiswa Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban menjadi salah satu wisudawan terbaik tahun ini.

Mahasiwi prodi Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini menjadi wisudawan terbaik dengan raihan IPK nyaris sempurna, yakni 3.98.  

Advertisement

Awalnya A'isah adalah lulusan pendidikan profesi bidan di sebuah perguruan tinggi di Semarang. Namun, setelah lulus dia justru menempuh kuliah lagi demi mengapai cita-citanya sebagai seorang guru. 

Mahasiswa angkatan 2013. ini bercerita, setelah lulus dari MA Negeri Rengel tahun 2008 ia mengambil kuliah di D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang. 

"Tapi hati kecil saya lebih memilih untuk menjadi seorang guru agar bisa mengamalkan ilmu yang pernah saya dapatkan ke banyak orang," tutur A'isah

Dia menjelaskan, tahun 2013 ia mengambil kuliah di Unirow dan meilih pendidikan bahasa inggris karena sangat menyukai dan merasa Bahasa Inggris adalah salah satu kunci utama meraih sukses di level dunia internasional.

"Saya berharap bisa mengajak orang lain belajar tentang dunia melalui bahasa inggris ini," ajak A'isah.

Di awal perkuliahannya, A'isah berusaha mencari pekerjaan sebagai seorang guru bahasa Inggris. 

Meskipun belum punya Ijasah S1 bahasa Inggris, dengan modal berbagai sertifikat dintaranya juara berbagai kompetisi bahasa Inggris yang  dimiliki waktu MAN sampai D3, baik itu juara pidato maupun juara debat bahasa inggris, Siti mula mengajar bahasa Inggris baik privat dan juga sekolah.

"Alhamdulilah saya diterima mengajar bahasa Inggris di MTs Terpadu Miftahul Ulum Magersari Plumpang. Pihak madrasah pun tidak keberatan saya mengajar sambil kuliah," ucapnya.

Selain kuliah, A'isah pun harus bisa mengatur waktu untuk bekerja menjadi guru bahasa inggris sekaligus menjadi ibu dan juga menjadi seorang isteri. Tahun 2010 A'isah menikah dengan Habiburahman dan dikaruniai seorang putra berumur dua tahun kemudian. 

Siti pernah mencoba mencari beasiswa prestasi di Unirow karena IP saya di tahun pertama cukup bagus, tetapi harapan itu sirna ketika dipersyaratan yang tertulis harus belum menikah. Padahal ia berharap bisa membantu meringankan beban biaya kuliah karena keluarganya hanya keluarga petani.

"Ayah saya seorang petani dan ibu saya hanya ibu rumah tangga," lanjut A'isah.

Meski demikian, A'isah tidak kecewa, dan justru terpacu untuk meningkatkan nilai dan menyelesaikan kuliah tepat waktu. Hal ini kemudian dibuktikannya dengan menjadi wisudawan dengan IPK tertinggi di Unirow. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES