Poliwangi Tandatangani MoU dengan Universitas Cheng Shiu Taiwan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) secara resmi telah menjalin kerjasama dengan Universitas Cheng Shiu Taiwan. Hal ini ditandai dengan penandatangan MoU dari kedua belah pihak di Aula kampus Poliwangi, Jumat (15/12/2017).
Prof Tai Wan Ping, mengatakan, kerjasama didasari atas kebijakan politik Pemerintah Taiwan untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara di Asean, khususnya Indonesia. Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan kerjasama dengan kampus di kota-kota besar seperti di Jakarta. Untuk saat ini, pihaknya melakukan ekspansi ke Banyuwangi setelah mengetahui potensi yang dimiliki daerah yang berjuluk Sunrise of Java.
Advertisement
“Selama ini mereka (orang Taiwan) cuma tahu Bali dan sekarang mereka akan ekspansi ke Banyuwangi,” kata Tai Wan Ping melalui penerjemah.
Direktur Poliwangi, Son Kuswadi (kiri) saat menandatangani MoU bersama Prof Tai Wan Ping dari Universitas Cheng Shiu Taiwan di Gedung Pertemuan (FOTO: Hafil Ahmad/TIMES Indonesia)
Nantinya, dari kerjasama ini, Universitas Cheng Shiu memberikan kesempatan kepada mahasiswa-mahasiswa di Indonesia untuk belajar melalui pertukaran mahasiswa atau magang. Selain itu, bagi dosen Poliwangi yang berkeinginan untuk meraih gelar doktor juga dapat ditempuh di Universitas Cheng Shiu.
Dia menambahkan, bahwa orang Taiwan sangat gemar berwisata dan mereka juga meyakini bahwa masih banyak tempat wisata di Indonesia yang indah. Yang pasti orang-orang Taiwan juga ingin melihat lebih jauh tentang Indonesia, dari sisi kebudayaan, kuliner, adat dan lain sebagainya.
“Jadi orang Taiwan juga ingin mempromosikan pariwisata di Indonesia. Adat dan budaya di Jawa selain juga mempromosikan budaya kami,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Poliwangi, Son Kuswadi mengatakan, program besarnya dalam MoU itu adalah kerjasama akademik antara University Cheng Shiu dengan Poliwangi. Secara detailnya juga meliputi pengiriman mahasiswa, program magang sampai pertukaran Satuan Kredit Semester.
“Program pertukaran SKS itu nantinya mahasiswa disini dapat menempuh kuliah disana tapi tetap diakui disini,” kata Son Kuswadi.
Setelah Taiwan, dirinya akan mengupayakan untuk melakukan kerjasama dari negara maju lainnya. Untuk saat ini kuota mahasiswa yang akan dikirim ke Taiwan sejumlah 40 orang.
“Mereka mengundang ke sana biayanya gratis, tetapi untuk biaya lainnya kita juga perlu memikirkan itu,” ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |