Pendidikan

Berkat Inovasi Dosen UGM, Olahan Limbah Cangkang Udang Bisa untuk Pengawet Makanan

Minggu, 13 Januari 2019 - 19:15 | 195.83k
Dosen Fakultas Farmasi UGM, Dr.rer.nat. Ronny Martien memperlihatkan hasil penelitian nanokitosan dinamai Dewaruci yang dapat digunakan untuk pengawet makanan. (FOTO: Humas UGM/TIMES Indonesia)
Dosen Fakultas Farmasi UGM, Dr.rer.nat. Ronny Martien memperlihatkan hasil penelitian nanokitosan dinamai Dewaruci yang dapat digunakan untuk pengawet makanan. (FOTO: Humas UGM/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Hasil penelitian limbah cangkang udang dan kepiting karya Dr.rer.nat. Ronny Martien, dosen Fakultas Farmasi UGM ternyata mempunyai banyak manfaat. Selain mengusir hama pertanian, nanokitosan dinamai Dewaruci mampu melindungi tanaman dari serangan hama. Karena kitosan merupakan biopolimer atau polimer alam maka aman bagi manusia dan ramah lingkungan.

"Formula ini juga dapat menyuburkan tanaman karena mempunyai kemampuan mengikat unsur hara di alam sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman," terang Ronny.

Advertisement

Ia berharap, pengembangan nanokitosan mampu mengurangi penggunaan pestisida di sektor pertanian. Dengan demikian, mampu menekan efek berbahaya pestisida bagi kesehatan manusia serta melindungi tanaman dari hama.

Chitosan.jpg

Formula nankitosan yang dikembangkan Ronny telah diimplementasikan oleh petani di berbagai wilayah Indonesia antara lain di Kopeng, Tawangmangu, Kediri, dan Lombok Barat. Bahkan telah digunakan oleh sejumlah industri pertanian Indonesia.

Selain itu, nanokitosan juga dimanfaatkan sebagai pengawet organik makanan. Misalnya, untuk mengawetkan buah, sayur, ikan maupun bahan pangan lainnya

“Bisa memperpanjang umur simpan produk makanan hingga 3 bulan dan juga menjaga kualitas produk,” jelasnya.

Selain itu pengaplikasian formula nanokitosan tidak akan mengubah rasa, tidak mengubah warna, tidak mengubah tekstur, tidak menimbulkan bau, serta aman dan alami.

Seorang petani di Lombok Barat, Sahdi mengaku mendapat banyak manfaat dan keuntungan dengan aplikasi nanokitosan pada tanaman padi di daerahnya. Tanaman padi dapat tumbuh lebih baik dengan daun yang banyak dan lebih hijau serta kerapatan tanaman lebih padat dibandingkan dengan tanaman padi yang tidak diberi nanokitosan.

Ronny-Martien.jpg

"Yang tidak diberi nanokitosan tumbuhnya jarang-jarang dan warna daunnya kuning," papar anggota Poktan Mula Jati Desa Gelogor, Kecamatan Kediri, Lombok Barat ini.

Selain itu, berkat hasil penelitian dosen UGM tersebut hasil panen pun semakin meningkat. Sebelumnya dari 1 hektare lahan hanya menghasilkan 7 ton, namun dengan aplikasi nanokitosan menghasilkan panen 13 ton. “Tentu hasil penelitian limbah cangkang udang dan kepiting sangat bermanfaat bagi petani,” papar Sahdi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES