Pendidikan

Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang Dirindukan Pelajar Thailand, Ini Sebabnya

Selasa, 26 Februari 2019 - 17:37 | 253.01k
Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang saat dilepas oleh Rektor IBU, Dr Nurcholis Sunuyeko MSi dan ketika berada di masjid Lukmanul Hakeem Foundation, Thailand dan kegiatan mereka bersama guru di sana. (FOTO: istimewa)
Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang saat dilepas oleh Rektor IBU, Dr Nurcholis Sunuyeko MSi dan ketika berada di masjid Lukmanul Hakeem Foundation, Thailand dan kegiatan mereka bersama guru di sana. (FOTO: istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Maksimal hanya 25 hari, toh mahasiswa IKIP Budi Utomo (IBU)  Malang dengan cepat dirindukan kembali oleh pelajar-pelajar di Thailand, dan mereka berharap para mahasiswa itu kembali ke sana.

Fakta itu tidak bisa dipungkiri. Salah satu contohnya, begitu para mahasiswa IBU gelombang pertama tiba kembali ke tanah air, Minggu (24/2/2019), mereka langsung dikirimi WhatsApp, intinya para pelajar itu senang dengan cara atau metode pembelajaran yang diberikan para mahasiswa IBU itu.

Advertisement

"Mbak Ida dan Hikmah adalah orang yg baik, ramah dan mudah bersilaturrahim dengan orang lain guru-guru serta anak-anak.

Kalau ke Thailand lagi jangan lupa ke sekolah kami. Kami akan sambut dengan penuh hati, " kata seorang guru, Pee King Suchari Kamsiri di sekolah Bannangsta Intrachat Mitraphap No.200, Yala.

IKip-Budi-Utomo-Malang-1.jpg

Pee King Suchari Kamsiri juga mengaku suka dengan dua mahasiswi ini karena mereka sangan baik ramah dan ada usaha belajar Bahasa Thai. "Saya ingin keduanya datang lagi ke Thailand dan ke sekolah Bannangsta Intrachat. Terimakasih," tulisnya.

IKIP Budi Utomo (IBU) Malang memang tengah membuktikan dirinya melalui visi dan misinya, menuju sebuah Perguruan Tinggi yang Unggul-Sehat dan Berbudi Utama diantaranya membangun dan mengembangkan jaringan melalui proses belajar mengajar lewat program magang di Negara Manca.

Ya, memang tidak terdengar gaungnya, namun ternyara IBU telah membangun jaringan proses belajar mengajar selama bertahun-tahun yang kemudian diimplementasikan memagangkan mahasiswanya ke Negeri Gajah Putih,Thailand.

IKip-Budi-Utomo-Malang-3.jpg

IBU mempunyai visi menjadi sebuah Perguruan Tinggi yang Unggul-Sehat dan Berbudi Utama dengan mengacu pada kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) pada Tahun 2026.

Kemudian misinya adalah menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan dan pelajaran yang Unggul dan Berbudiutama, menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian yang unggul dan bermanfaat dalam kerangka pengembangan pendidikan dan pembelajaran, menyelenggarakan dan memperluas pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan insan berbudi utama serta meningkatkan dan menciptakan pengelolaan institusi yang sehat.

"Berangkat dari visi dan misi itulah, kami kemudian melangkah membangun reputasi di dunia Internasional sekaligus menyongsong revolusi industri 4.0. Kami ingin menjadi pendidikan di IBU ini berkelanjutan-kemandirian dan keberadaan. Ya tentu kami tidak akan meninggalkan perkembangan kontemporer IBU sendiri," kata Rektor IBU, Dr Nurcholis Sunuyeko MSi kepada TIMES Indonesia.

Pola berkelanjutan-kemandirian-dan keberadaan yang dimaksud Nurcholis, yang pagi itu didampingi Kepala Pusat Kerjasana dan Humas IBU Malang, Dr Rochsun MKes, adalah the main goal atau bertujuan untuk membentuk pondasi sampai IBU benar-benar mandiri dan tidak tergantung pembiayaan dari eksternal. "Istilahnya kami mengikuti Nawa Cita-lah. Berdiri di atas kaki sendiri," tandasnya.

Karena itu ia sebutkan harus ada keterjaminan dari dalam dan out putnya yang dilandasi Kebudiutamaan, yaitu:

1. Keindonesiaannya harus berpedoman kepada UUD'45 dan Pancasila serta wawasannya harus wawasan Nusantara.

2.Kemanfaatan apapun yang dilakukan civitas akademika harus mengukur dan menimbang kemanfaatannya dan tidak menuju ke mudarat.

3. Kepedulian jiwa kemanusaiaan yg Adil dan Beradab, selalu berempati khusus kepada kaum yang membutuhkan. Karena itu salah satu programnya adalah bagaimana berjuang diatas 20 persen bisa mendapatkan beasiswa.

4. Harus  patuh kepada nilai dan etika

5. Bergaul dengan menjaga tata adat yang tidak boleh lepas dari nilai kepatutan.

Nilai-nilai yang dibangun IBU inilah yang kini telah menghasilkan sebuah tatanan di dunia Internasional khususnya dibidang Pendidikan dengan dimintanya IBU oleh Pemerintah Thailand agar mahasiswanya ikut mengajar sesuai bidang study yang didalaminya.

Gelombang pengiriman mahasiswa IBU Malang ke Thailandpun kini sedang berjalan untuk satu tahun ke depan. Jumlahnya 7 hingga 10 mahasiswa plus seorang dosen pamong yang digilir, diterbangkan ke Thailand secara bergantian setiap bulan. "Sudah terjadwal hingga November 2019," tambah Nurcholis.

Mereka akan mengajar di beberapa kota diantaranya Chiang Mai, Naratiwath, Sokla,  Patani,  Yala dan sebagainya. Thailand juga minta secara khusus untuk bidang study Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris. "Bahkan untuk ngaji juga," ujarnya.

Karena itu IBU lantas membuka pendaftaran bagi mahasiswa IBU kemudian melakukan seleksi dan tes kepada mereka. Diluar dugaan para mahasiswa yang mendaftarkan diri membludak. Menurut Nurcholis membludaknya mahasiswa IBU yang mendaftar inipun merupakan keuntungan, sebab berarti mahasiswa IBU memang terbukti berhasil membentuk kebudiutamaan tadi.

Proses hingga terjalinnya komunikasi dengan Thailand ini, juga bukan karena tiba-tiba. Sejak bertahun-tahun lalu IBU mempunyai ratusan mahasiswa asing yang sedang melaksanakan study disini. Setelah mereka menyelesaikan studynya, jalinan komunikasi itu tetap berlanjut. "Kuncinya kita tetap ngopeni, tetap menjalin komunikasi dengan para alumni. Sekalipun ibaratnya itu hanya sekedar say hello," ujar Nurcholis.

Dampaknya memang luar biasa. Para alumni IBU di negara manca itu akhirnya selalu merekomendasi teman-teman mereka untuk study di IKIP Budi Utomo. Ini juga sudah pada antri dari Korea, India, bahkan ada yang dari Madagaskar, pulau terjauh diujung Selatan Afrika itu.

Tahun-tahun sebelumnya IKIP Budi Utomo hanya melakukan pertukaran mahasiswa dengan negara Thailand. Diantaranya mahasiswa dari Yala dan Sokla. Tahun ini hubungan itu ditingkatkan menjadi program magang,  memberi pengajaran di sana. "Semacam dual degree study exchange, dan

Dari Walelac Thailand utara juga sudah siap-siap akan magang di sini," ujar Nurcholis.

IKIP Budi Utomo Malang sendiri saat ini mempunyai 8000 orang mahasiswa, lebih dari 100 orang diantaranya mahasiswa asing yang berasal dari 32 negara. Bahkan perguruan tinggi swasta yang pernah mempunyai 25.000 mahasiswa ini,  kini sedang berjuang menjadi sebuah Universitas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES