Pendidikan

Tingkatkan Pendapatan Pengusaha Dupa, Unikama Memberi Pelatihan Pembuatan Dupa Wangi

Senin, 09 September 2019 - 21:37 | 307.06k
Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemenristekdikti melakukan kemitraan dengan desa Petungsewu Kec. Wagir Kab. Malang dalam pengembangan usaha dupa.
Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemenristekdikti melakukan kemitraan dengan desa Petungsewu Kec. Wagir Kab. Malang dalam pengembangan usaha dupa.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemenristekdikti RI melakukan kemitraan dengan desa Petungsewu Kec. Wagir Kab. Malang dalam pengembangan usaha dupa.

Kecamatan Wagir selama ini dikenal sebagai penghasil dupa di Kabupaten Malang.  Desa Dalisodo dan Petungsewu merupakan dua desa di Kecamatan Wagir yang masyarakatnya menekuni usaha pembuatan dupa. Namun untuk desa Pertungsewu perkembangan usaha dupa belum sebesar di desa Dalisodo.

Advertisement

Dupa-Wangi-Unikama-2.jpgHasil kegiatan PPDM berupa Produk Dupa Wangi desa Petungsewu

Dupa yang dihasilkan masyarakat desa Petungsewu adalah dupa mentah yang belum diberi pewangi. Proses pembuatannya secara manual dengan tenaga manusia dan lebih dikenal istilah dengan dupa lokal.

Pemasarannya banyak ke pulau Bali. Selanjutnya oleh pengusaha di Bali, dupa mentah tersebut diberi aroma, dikemas diberi label dan dijual menjadi produk dupa wangi.

Tujuan PPDM adalah membantu masyarakat mitra di Desa Petungsewu agar mampu membuat dan menjual dupa wangi dengan merek sendiri. Diharapkan, dapat memberikan nilai tambah dan peningkatan pendapatan tanpa meninggalkan usaha utama mereka yaitu dupa mentah lokal.

Selain itu PPDM di desa Petungsewu juga mengembangkan usaha biting/lidi bambu yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan dupa.

Sebenarnya peluang bagi pelaku usaha dupa mentah di desa Petungsewu untuk membuat dupa wangi cukup besar. Proses pembuatan dupa wangi hanya membutuhkan cairan pewangi dan kemasan yang terbuat dari kertas atau plastik.

"Selisih harga dupa lokal mentah dengan dupa wangi kemasan di pasaran mencapai Rp 15.000/kg sampai Rp 20.000/kg untuk kemasan eceran, sementara tambahan biaya yang dibutuhkan untuk menghasilan dupa wangi kemasan berkisar Rp 3.000/kg, tergantung jenis dan kualitas pewangi," ujar Iwan pemateri pelatihan PPDM, Senin (9/9/2019).

Pelaksanaan PPDM dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) bertujuan untuk membantu memberikan solusi permasalahan masyarakat desa mitra, khususnya usaha dupa di desa Petungsewu.

PPDM ini juga untuk membantu program pemerintah daerah dalam pembangunan masyarakat desa, membantu mensukseskan terlaksananya RPJM desa, serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraana masyarakat desa.

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan pelatihan dan pendampingan bagaimana cara membuat dupa wangi, pelatihan dan pendampingan pengemasan termasuk desain kemasan yang menarik, serta memfasilitasi pendaftaran merek.

Peserta pelatihan antusias mengikuti kegiatan karena pembuatan dupa wangi ternyata sangat mudah, tinggal membuat campuran aroma pewangi, pewangi disemprotkan ke dupa mentah, lalu dibungkus dan diberi label merek, sudah menjadi dupa wangi siap jual.

Kustomo, Kepala Desa Petungsewu mengatakan kegiatan pengabdian ini sangat bermanfaat bagi warganya. "Saya sangat berterima kasih kepada tim pengabdian dari Unikama yang telah membantu masyarakat desa kami, kegiatan pengabdian seperti ini sangat dibutuhkan di desa kami," ungkapnya.

Dupa-Wangi-Unikama-3.jpgPelatihan Pembuatan Dupa Wangi

Ketua Tim PPDM Dr. Endi Sarwoko, MM mengatakan PPDM Unikama di desa Petungsewu tidak hanya memberikan pelatihan dan pendampingan, setelah masyarakat mampu membuat dupa wangi, juga dibantu untuk memasarkan.

"Strategi yang kami gunakan adalah kemitraan dagang dengan pengusaha dupa yang sudah berhasil dari Malang. Hasil dupa wangi dari desa Petungsewu dibantu pemasarannya oleh mitra dagang untuk dijual ke Bali,” ujarnya.

Lebih lanjut Sarwoko mengatakan kemitraan dagang untuk pengenalan produk, jika dupa wangi produksi desa Petungsewu sudah dikenal dan diterima pasar, maka mereka bisa meneruskan atau mengembangkan sendiri pasar di pulai Bali.

Selain pengusaha dupa, PPDM Unikama ini juga mengembangkan usaha biting bambu sebagai bahan baku pembuatan dupa, berupa bantuan mesin rajang bambu dan mesin poles bambu.

Permasalahan usaha biting selama ini adalah seluruh proses pembuatan dilakukan secara manual, sehingga tidak mampu memenuhi permintaan biting para pengusaha dupa.  

Dengan dua alat tersebut diharapkan kuantitas produksi biting meningkat dan mampu memenuhi permintaan biting dari para pembuat dupa. "Biting untuk bahan dupa sebagian harus saya datangkan dari daerah lain, karena kalau hanya mengandalkan dari masyarakat sekitar tidak cukup, apalagi pas pesanan dupa dari Bali banyak," ungkap Karmo seorang pengusaha dupa.

Mesin rajang bambu juga bisa menjadi peluang bagi para pembuat biting untuk melakukan diversifikasi produk berupa pembuatan biting untuk tusuk sate atau tusuk cilok.

Kegiatan PPDM Unikama ini diharapkan mampu mewujudkan adanya produk unggulan desa Petungsewu berupa dupa wangi hasil produksi masyarakat.

Pada kegiatan pameran “Malang Kabupaten Expo” tanggal 4-8 September 2019 di Stadion Kanjuruhan, dupa wangi hasil kegiatan PPDM terpilih untuk diikutsertakan sebagai produk unggulan dari Kecamatan Wagir, bersama dengan produk unggulan lainnya dari Kecamatan Wagir.

Dr. Endi Sarwoko, MM selaku ketua pelaksana mengharapkan pemerintah desa Petungsewu secara mandiri dapat mengembangkan usaha dupa dan biting agar di masa yang akan datang bisa menjadi produk unggulan desa, salah satu alternatifnya membentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES