SLB C Widhar 2 Tempel Sleman Tetap Berikan Pengajaran kepada Siswa

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Di tengah pandemi Covid-19, Sekolah Luar Biasa C Wiyata Dharma 2 atau SLB C Widhar 2 Plumbon Lor, Mororejo Tempel, Sleman tetap menjalankan fungsinya. Yakni, dengan memberikan pengajaran sesuai dengan kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus. Tentu, sistem pengajaran yang diterapkan berbeda pada anak normal lainnya.
Jika anak normal hanya belajar membaca, menulis, berkarya dan berhitung. Untuk anak-anak berkebutuhan khusus tidak hanya diajarkan seperti anak normal tadi. Anak berkebutuhan khusus (ABK) diajarkan pelajaran khusus sesuai kebutuhannya untuk mempersiapkan para anak berkebutuhan khusus (ABK) melanjuti pendidikan formal dan menjadi pribadi yang mandiri.
Advertisement
Nah, SLB- C (Tuna gharita), Widhar 2, yang memiliki 82 siswa dari jenjang SD hingga SMA ini juga mengikuti petunjuk dan anjuran pemerintah. Mereka, menempuh solusi alternatif melalui pembelajaran daring (dalam jaringan) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehingga peserta didik tetap mendapatkan hak mereka untuk terus belajar.
“Selama ini sekolah tetep inovatif dalam mengembangkan pembelajaran jarak jauh. Sekolah, kan ada beberapa alternatif untuk sistem daring. Contohnya pembelajaran cara bercocok tanam sayuran. Di mana sekolah menyediakan bibit, kemudian diambil orang tua masing-masing siswa. Peserta didik diberikan tugas menanam di rumah. Tidak hanya online tapi juga bisa menggambil tugas ke sekolah," kata Retno Wijiastuti, SPd salah satu pengajar sekolah ini.
Menurutnya, hal itu juga diperbolehkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Di antaranya saat datang dilakukan cek suhu badan menggunakan thermogun milik sekolah. Memakai masker ,cuci tangan serta jaga jarak milimal 1 meter. “Namun di satu sisi, kendala yang dijumpai," ungkap Retno.
Diantaranya, tingkat pendidikan orang tua yang berbeda. Banyak dari orang tua siswa yang mengalami kesulitan didalam pendampingan. Lantaran orang tua harus bekerja keluar rumah, serta tingkat ekonomi yang kurang mendukung.
Disisi lain, proses belajar mengajar saat ini dilakukan melalui sistem daring, sehingga kondisi sekolah sepi. Namun, seluruh fasilitas pendidikan di area sekolah tetap dijaga kebersihan dan keindahannya.
“Pemeliharaan sarana prasarana (sarpras) sekolah juga terus dilakukan. Bahkan ada pembenahan maupun penambahan fasilitas. Seperti sarana cuci tangan di sejumlah titik penting. Penataan taman dibuat lebih menarik. Serta saat ini terdapat tanaman sayuran dalam polibag hasil budidaya peserta didik,” terang Retno Wijiastuti, SPd salah satu pengajar SLB C Widhar 2, Plumbon Lor, Mororejo Tempel, Sleman ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |