Belajar dari Negara Lain, Unesa Kupas Solusi Penanganan Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kementerian Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) belajar dari negara lain untuk menemukan solusi penanganan Covid-19 melalui Webinar Series MoFA.
Dengan mengangkat tema 'Mempelajari Penanganan Covid-19 dari Negara Lain', acara ini mengundang perwakilan Kedutaan Republik Indonesia di Paris, Dikmas Sulistio sebagai Fungsi Politik dan Satgas Covid-19, kemudian perwakilan Kedutaan Republik Indonesia di Denhaag yang diwakili oleh Fery Iswandy dari Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya, serta perwakilan Kedutaan Republik Indonesia di Brussel, Dara Yusilawati sebagai Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya.
Advertisement
Dalam memaparkan materinya, Dikmas Sulistio mengatakan, pentingnya fungsi kedisiplinan dan ketegasan peraturan dalam menekan laju penyebaran virus Covid-19.
"Sejak dinyatakan memiliki kasus pertama tanggal 25 Januari 2020, Pemerintah Prancis langsungmenerapkan lockdown. Pada praktiknya, masyarakat hanya diperbolehkan keluar rumah untuk pergi ke supermarker atau membeli obat dan berkonsultaai ke dokter. Tak hanya itu, Pemerintah akan menerapkan denda sebesar 135 Euro atau 2 juta rupiah bagi masyarakat yang melanggar ataupun berpergian lebih dari 1 jam dengan radius lebih dari 1 km," ungkap Dikmas, Kamis (13/8/2020).
Lanjutnya, secara garis besar dalam menangani Covid-19, Pemerintah Prancis menerapkan beberapa langkah utama, seperti membentuk badan dewan ilmiah yang ahli di bidangnya, sehingga kebijakan pemerintah telag dirumuskan secara kuat, memanfaatkan segala sumber daya dalan membantu penanganan Covid-19 dan meningkatkan kapasitas tes dan memperbanyak tim serta alat pelindung medis.
"Seluruh ketegasan pemerintah dan ketaatan masyarakat terhadap keputusan pemerintah," jelas Dikmas.
"Penanganan Covid-19 juga memaksimalkan mitigasi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh Covid-19 berbagai upaya kami lakukan mulai dari trial and eror untuk menemukan strategi yang tepat dengan beratandart pada komitmen untuk mengedepankan keselamatan masyarakat," ungkap alumnus University of Sydney tersebut.
Sementara itu, Dara Yusilawati menjelaskan tentang penanganan Pemerintah Belgia dengan membuat National Crisis Center, menyiapkan seluruh fasilitas serta briefing petugas kesehatan untuk menangani Covid-19, memberikan kompensasi tethadap pelaku bisnis yang tutup dengan membayar gaji pegawai, keterbukaan informasi Covid-19 yang muncul di selurug platform digital untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi terpercaya.
"Begitu juga sejumlah pembelajaran tentang upaya dini yang dapat dilakukan untuk menekan kluster baru, seperti meningkatkan jumlah tes tak hanya untuk ODP namun juga OTG, memperhatikan fasilitas kesehatan di panti Jompo serta menyiapkan stok masker yang cukup dengan penerapan protokoler dini, sejak kasus pertama diumumkan," jelas Dara dalam Webinar Series MoFA oleh Unesa dengan tema penanganan covid-19. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |