Mahasiswa Poliwangi Sulap Kotoran Sapi Jadi Bahan Tepat Guna

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Mahasiswa Agribisnis Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) berhasil membuat inovasi pemanfaatan limbah ternak berupa kotoran sapi menjadi bahan tepat guna. Yakni berupa energi alternatif biogas, pupuk organik dan pakan ikan.
Mereka yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI) Poliwangi tersebut berhasil mengembangkannya di Kampung Palpakis, Dusun Bulupayung, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Advertisement
"Kami mengembangkan selama kurang lebih empat bulan. Terhitung mulai Juni sampai September. Alhamdulillah kita laksanakan kegiatan itu dari Program Hibah Desa Binaan (PHDB)," ungkap Ketua Program, Yoga Nur Efendi, kepada TIMESIndonesia, Sabtu (5/9/2020).
Mahasiswa Agribisnis semester 4 tersebut mengatakan, program ini diadakan sebagai pengabdian masyarakat dengan memanfaatkan limbah ternak yang ada di daerah tersebut.
"Mayoritas masyarakat di Kampung Palpakis bermata pencaharian sebagai buruh pertanian, selain itu masyarakat Kampung Palpakis juga memelihara hewan ternak berupa sapi dan kambing," ujar Yoga.
Menurut Yoga, dengan banyaknya hewan ternak yang ada di Kampung Palpakis tersebut, menjadi peluang besar dan sangat menguntungkan bagi warga jika diolah dengan baik dan benar.
"Hal lain yang mendasari kami untuk membuat inovasi. Ditambah lagi sulitnya akses jalan menuju kampung Palpakis, sehingga berdampak pada kebutuhan tabung LPG," terang Yoga.
"Kami berharap dengan dibuatnya inovasi ini, masyarakat setempat tidak perlu kesulitan untuk mendapatkan gas. Selain itu terobosan baru tersebut juga bisa menjadi produk unggulan Kampung Palpakis," imbuhnya.
Firman Hidayat, Mahasiswa Agribisnis yang masih satu tim dengan Yoga menambahkan, pihaknya melakukan sosialisasi program tersebut kepada warga kampung Palpakis sejak tanggal 11 Juni 2020.
"Tanggapan masyarakat Kampung Palpakis sangat antusias dengan adanya program ini. Namun ada yang memiliki pendapat lain terkait dampak limbah Biogas pada lingkungan sekitar," tutur Firman.
Menurut Firman, sebenarnya Teknologi Biogas ini sudah banyak dilakukan di desa-desa. Hanya saja di Kampung Palpakis tersebut termasuk kampung yang jauh dari perkotaan sehingga teknologi ini merupakan hal yang baru bagi masyarakat setempat.
Sementara itu Dosen pembina Program Studi D4 Agribisnis, Kurniawan Muhammad Nur, S.T., M.M mengatakan, jika timnya sudah meminimalisir adanya dampak dari program tersebut. Menurutnya, pembuangan limbah hasil biogas tidak dibuang begitu saja, tetapi diolah kembali untuk dijadikan pupuk organik dan pakan ikan.
"Sehingga tidak ada sisa yang terbuang, semua termanfaatkan agar bisa menjadi produk unggulan bahkan memiliki nilai jual yang menguntungkan juga untuk Kampung Palpakis," kata Kurniawan mengenai inovasi mahasiswa Poliwangi Banyuwangi memanfaatkan kotoran sapi untuk biogas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |