Pendidikan

Sambut Pembelajaran Tatap Muka, Begini Ungkapan Hati Guru di Jombang

Rabu, 31 Maret 2021 - 15:15 | 33.39k
Baju (Coklat) Habib, Guru SMK NU 1 Jogoroto, Jombang, (Hijau) H Syamsul Arifin, Ketua PC Pergunu Jombang (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Baju (Coklat) Habib, Guru SMK NU 1 Jogoroto, Jombang, (Hijau) H Syamsul Arifin, Ketua PC Pergunu Jombang (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Sejumlah guru di Kabupaten Jombang mendukung rencana Pemkab Jombang yang akan membuka pembelajaran tatap muka (PTM) mulai 6 April 2021 mendatang.

Salah satu guru di Jombang, H Syamsul Arifin mengaku, merindukan pembelajaran tatap muka dengan murid-muridnya di sekolah.

Advertisement

"Jika sudah memenuhi persyaratan kenapa tidak dilaksanakan PTM, Bahkan, saya sudah rindu dengan muridku di sekolah," ujarnya kepada TIMES Indonesia, saat ditemui di SMKNU Jogoroto, Jombang. Rabu (31/3/2021).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Jombang (PC Pergunu Jombang) itu meminta semua elemen bisa bekerjasama untuk menyukseskan rencana PTM yang akan dilaksanakan April mendatang.

"Artinya pemerintah juga harus memberikan opsi kepada orang tua murid. Pilihan untuk melaksanakan pembelajaran PTM terbatas atau Daring. Karena juga masih ada orang tua yang kawatir," jelasnya.

Maka jika semua elemen sudah sepakat dan saling mensukseskan diharapkan jika terjadi sesuatu tidak ada elemen yang saling menyalahkan.

Pemerintah juga perlu bersinergi dan kordinasi yang baik dengan beberapa elemen pendidikan di Kabupaten Jombang seperti Disdikbud Jombang, Kemenag Jombang, Dewan Pendidikan, Tim Satgas Covid-19.

"Di samping banyak dorongan dari wali murid yang menuntut untuk segera mambuka PTM. Pemerintah harus segera mengambil keputusan yang tepat," ujarnya.

Keluh Kesah Menjadi Guru Saat Pembelajaran Daring

Syamsul Arifin mengaku, jika banyak suka duka saat mengajar melalui daring atau online. Selain terkendala dengan jaringan, guru juga susah untuk mengondisikan siswa meskipun sudah ada berbagai aplikasi canggih untuk menunjangnya.

"Namanya guru, tentu akan berbeda saat memberi pelajaran secara langsung dengan online. Tentu lebih mudah secara langsung karena jika murid tidak paham dengan pelajaran bisa menjelaskan secara langsung," jelasnya.

Meskipun banyak yang mengira pembelajaran secara daring guru lebih diuntungkan. Menurutnya pernyataan ini adalah salah besar dan melukai hati para guru. "Lebih miris ada yang bilang guru makan gaji buta pada saat belajar daring. Itu sangat kejam dan melukai hati para guru," bebernya.

Hal serupa juga dialami oleh Habib (40), Guru SMK NU 1 Jogoroto, Jombang mengaku, kesusahan saat memberikan pelajaran dengan metode online. Mengingat dirinya sebagai guru olahraga yang sering memberikan pelajaran praktik di lapangan.

"Apalagi saya, sebagai guru olahraga tentunya pembelajaran daring pasti tidak efektif," katanya.

Kendati demikian pihaknya sebagai guru akan tetap menjalakan tugasnya dengan semaksimal mungkin. Sebab pandemi Covid-19 tidak bisa dihindari dan daring merupakan jalan terbaik saat ini agar pembelajaran tetap berjalan.

"Mau bagaimana lagi, setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Termasuk pandemi Covid-19, kita bisa memanfaatkan teknologi dengan baik," tutup salah satu guru di Kabupaten Jombang ini mendukung rencana pembelajaran tatap muka di wilayah setempat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES