Pendidikan

Selamat! IAIN Tulungagung Resmi Menjadi UIN Satu

Sabtu, 29 Mei 2021 - 08:31 | 514.80k
Rektor UIN Satu Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag.
Rektor UIN Satu Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TULUNGAGUNG – Institut Agama Islam Negeri Tulungagung atau IAIN Tulungagung resmi beralih status menjadi universitas Islam negeri (UIN). Namanya UIN Satu (Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung). 

Alih status itu menyusul keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No 40 Tahun 2021 tertanggal 11 Mei 2021. "Alhamdulillah SK penetapan dari Presiden sudah terbit  dan sudah kami terima," ujar Rektor UIN Satu Tulungagung    Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag.

Advertisement

Nama tersebut diambil dari nama asli Sunan Ampel. Ia merupakan salah satu sunan dari sembilan wali (walisongo) yang membawa dan menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Sayyid Ali Rahmatulah tinggal dan mengajarkan Islam di wilayah Muara Sungai Brantas, Ampel Denta, yang saat ini terletak di Surabaya.

Pemilihan nama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung atau yang disingkat menjadi UIN Satu disebut sebagai upaya menjaga ingatan kolektif tentang akar dan sejarah institusi UIN Satu.

UIN Satu bermula dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel. Ia kemudian bertransformasi menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung. Kemudian bertransformasi lagi menjadi IAIN Tulungagung pada 2014 dan kini menjadi UIN Satu.

UIN Tulungagung saat ini memiliki sekitar 22 ribu mahasiswa yang tersebar di 48 program studi (prodi). Mulai jenjang S-1, S-2, hingga S-3. 

IAIN-Tulungagung.jpg

Selain empat fakultas yang sudah ada untuk jenjang S-1, UIN Satu mempersiapkan untuk menambah tiga fakultas baru. Yakni, Fakultas Ushuludin yang sudah ada rencananya dipecah menjadi dua. Yakni menjadi Fakultas Humaniora dan Fakultas Ilmu Sosial. Penambahan lain adalah Fakultas Kedokteran dan Fakultas Science Teknologi.

Ada beberapa harapan rektor setelah menjadi UIN Satu. Pertama, memastikan bahwa studi studi Islam harus tetap menjadi arus utama, sebagaimana tujuan Awal pendirian perguruan tinggi keagamaan.

 "Transformasi ke universitas yang ditandai dengan hadirnya prodi prodi umum tidak boleh mendegradasi studi studi Islam. UIN harus tetap menjadi center of excellence studi Studi Islam. Penguatan kelembagaan dan SDM studi Islam tidak boleh downgraded," katanya.

Kedua, kata Maftuhin, prodi-prodi umum di UIN harus memiliki distingsi yang membedakannya dengan prodi umum di perguruan tinggi umum. Di antara distingsi itu adalah integrasi keilmuan.

Tidak hanya mengkaji hakekat suatu ilmu (ontologis) dan sumber ilmu pengetahuan itu (epistimologi) tapi juga manfaat dan nilai nilai moral yang terkandung dalam ilmu itu (aksiologi). 

"Hal itu harus menjadi karakter prodi umum di UIN Satu," kata alumni pesantren Ĺirboyo Kediri itu.

Ketiga, lanjut Maftuhin, universitas sebagai entitas epistemik harus terus merefleksikan budaya dan tradisi akademik universal yang identik dengan penelitian extensif profesional, pengajaran yang mencerahkan dan pengabdian yang mentransformasi masyarakat.

"Kehadiran UIN Satu harus dirasakan secara riil oleh masyarakat. UIN harus menjadi salah satu instrumen negara yang berkontribusi fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata rektor kampus yang sebelumnya bernama IAIN Tulungagung ini.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imam Kusnin Ahmad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES