Pendidikan

Dituduh Sebar Ajaran Wahabi, Pendirian Universitas Muhammadiyah Malaysia Sempat Ditolak

Jumat, 20 Agustus 2021 - 17:13 | 122.94k
Negeri Malaysia yang kini PP Muhammadiyah mendapatkan izin mendirikan universitas. (FOTO: Kompas)
Negeri Malaysia yang kini PP Muhammadiyah mendapatkan izin mendirikan universitas. (FOTO: Kompas)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pendirian Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM) bukan tidak melewati rintangan. Pasalnya, izin berdirinya kampus oleh PP Muhammadiyah itu sempat ditolak karena adanya tuduhan menyebarkan ajaran Wahabi.

Peneliti di bidang ilmu sosial, budaya dan kajian agama Muhammadiyah, Prof Ahmad Najib Burhani mengatakan, ketika izin untuk mendirikan UMAM keluar, beberapa orang di Malaysia menyampaikan penolakannya tersebut.

Advertisement

"Mereka menuduh UMAM sebagai kampus Wahabi. Rupanya, tuduhan atau anggapan seperti itu masih ada saja di masyarakat. Bahkan di negeri seberang. Dan itu dipakai sebagai alasan penolakan terhadap perkembangan Muhammadiyah di sana," katanya kepada TIMES Indonesia, Jumat (20/8/202).

Ini lanjut laki-laki kelahiran Blitar, 27 April 1976 itu, mirip dengan yang terjadi di Aceh beberapa waktu lalu.

"Saya jadi bertanya-tanya, seperti apakah amal dan perilaku orang Muhammadiyah di daerah sehingga tuduhan itu masih ada? Atau tuduhan ini hanya politics of identity saja yang dipakai untuk menolak mereka yang berbeda, dianggap tak sama?" jelasnya.

Ia pun menjelaskan, awalnya, kampus Muhammadiyah itu hendak didirikan di Johor, daerah yang berbatasan dengan Singapura. Tapi ditolak oleh Sultan sana. Lalu, dukungan justru datang dari Perlis, yang muftinya konon dikenal dekat dengan Salafi. "Alhasil, ini dipakai menjadi alasan lain terhadap tuduhan Wahabi di atas," katanya.

Seperti yang diketahui, PP Muhammadiyah telah memperoleh izin resmi pendirian Universitas Muhammadiyah dengan nama UMAM dari Pemerintah Malaysia melalui Jabatan Pendidikan Tinggi pada Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia.

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan, kelulusan pendirian UMAM melalui perjuangan dan usaha yang bersungguh-sungguh tiada henti sejak awal 2017.

Melalui tim yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah antara lain dengan mendirikan University Consortium Muhammadiyah Malaysia (UCMM Konsortium) bersama para pihak di Malaysia.

Kata dia, pendirian UMAM merupakan tonggak baru Perguruan Tinggi Indonesia pertama di luar negeri yang dimaksudkan sebagai perluasan gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Dan pengembangan pendidikan tinggi di ranah global yang diawali dari kawasan bangsa serumpun di regional ASEAN yang berfungsi strategis mewujudkan kemajuan dan persatuan antarbangsa untuk membangun peradaban bersama yang mencerahkan di bawah panji Islam Berkemajuan yang berwawasan raḥmatan lil-'ālamīn," ujarnya soal pendirian universitas Muhammadiyah Malaysia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES