Pendidikan

Kisah Rita Latifah, Pengabdian Seorang Guru Honorer di Blora

Jumat, 25 November 2022 - 20:32 | 233.30k
Rita Latifah Yunita, guru honorer Di SD Tempelemahbang, Jepon Blora, bersama anak didiknya. (Foto Firmansyah/TIMES Indonesia)
Rita Latifah Yunita, guru honorer Di SD Tempelemahbang, Jepon Blora, bersama anak didiknya. (Foto Firmansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BLORAHari Guru Nasional diperingati tiap 25 November. Meskipun menjadi hari yang istimewa, kerapkali ada kisah tak sebanding dengan materi yang didapat, terutama bagi guru yang berstatus honorer. 

Satu di antaranya yakni, Rita Latifah Yunita (32), warga Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang sudah mengabdi jadi guru honorer sejak tahun 2016. Saat itu, dirinya izin sang kepada suami supaya diperbolehkan ikut mengabdi jadi guru honorer.

Terhitung sejak tahun itu, ibu dari dua anak ini sudah mengabdi selama 6 tahun mengajar di Sekolah Dasar Negeri 1 Tempelemahbang, Kecamatan Jepon, dengan statusnya saat ini menjadi Guru Tidak Tetap (GTT).

"SK pertama saya mengajar tanggal 16 Desember 2016. Itu di masa kepala sekolah Sudarman. Beliau sekarang sudah jadi pengawas sekolah," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (25/11/2022).

Rita, sapaan akrabnya, mengampu pendidikan agama Islam. Ibu dua anak tersebut mengaku bahwa menjadi guru honorer harus pandai mengatur strategi, di antaranya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya baik di sekolah maupun dirl rumah.

Rita-Latifah-Yunita-Guru-Honorer-Di-SD-Tempelemahbang-a.jpgRita Latifah Yunita, guru honorer Di SD Tempelemahbang, Jepon Blora, bersama anak didiknya. (Foto Firmansyah/TIMES Indonesia) 

"Kalau pagi sebelum ke sekolah ya tetap tugas dulu menjadi ibu rumah tangga, masak, dan lain sebagainya. Sementara, suami yang nganterin anak-anak ke sekolah tiap hari. Kalau malamnya sebelum tidur, saya gunakan untuk nyiapin materi bahan ajar, sambil ngajari anak-anak saya sendiri. Kadang juga dibantu suami," imbuhnya. 

Rita mengaku meskipun gaji sebagai guru honorer sangat kecil, namun dirinya tetap menjalani dengan semangat. 

"Awal mengabdi honornya Rp150 ribu perbulan, dan saat ini sudah Rp350 ribu perbulan. Pokoknya alhamdulillah dan bersyukur saja," ungkapnya. 

Di momentum Hari Guru Nasional (HGN) yang setiap tahun diperingati tanggal 25 November ini, Rita mengaku bahagia karena mendapatkan kejutan dari anak didiknya. 

"Ini baru saja dikasih Alquran untuk mengaji. Alhamdulillah, semoga barokah manfaat," ucapnya

Dalam kesempatan ini, Rita juga berharap kepada pemerintah supaya memperhatikan nasib guru-guru honorer yang terus bersemangat mendidik generasi bangsa, agar kesejahteraannya lebih dipikirkan.

"Dihari bahagia ini, semoga Pemerintah senantiasa memperhatikan nasib kami dan tetap semangat buat para guru honorer," harapnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora Aunur Rofiq memberi penjelasannya terkait kesejahteraan guru honorer. Bagi yang sudah mengabdi minimal satu tahun, akan diupayakan sebisa mungkin masuk data pokok pendidikan (Dapodik)

"Kalau sudah masuk ke Dapodik, guru tersebut bisa dibiayai oleh BOS (Bantuan Operasional Sekolah," ujarnya. 

Selanjutnya, Kepala Seksi Disiplin Dan Kesejahteraan Guru dan Tenaga Kependidikan Bidang Guru Dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan, Yusuf Fitri mengatakan bahwa bagi guru yang sudah mengabdi lama akan mendapatkan honor gabungan.

Ainur-Rofiq.jpgAinur Rofiq, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora  (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia) 

"Ada standarnya yang sudah ditetapkan, mereka (yang mengabdi lebih dari 5 tahun) akan mendapatkan honor gabungan antara BOS dan bantuan Pemkab. contoh guru honorer SMP yang standarnya  Rp1 juta. Kalau dapatnya dari BOS hanya Rp 500ribu, maka ditambah Rp500 ribu dari bantuan Pemkab Blora. Kalau lebih silahkan nggak apa-apa, artinya Pemkab berupaya membuat standar minimal, walaupun belum standar UMK karena keterbatasan anggaran yang ada," katanya.

Diketahui bahwa berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, masa kerja 4 tahun ke atas dimulai sejak 12 Maret 2019 lalu, GTT SD mendapatkan honor Rp 750 ribu perbulan. Sedangkan GTT SMP mendapatkan honor Rp1 juta perbulan, serta PTT (Pegawai Tidak Tetap) SD dan SMP mendapatkan honor Rp500 ribu perbulan

Untuk yang masa kerja 4 tahun ke bawah dimulai sejak 12 Maret 2019 lalu, GTT SD mendapatkan honor Rp600 ribu perbulan. Sedangkan GTT SMP mendapatkan honor Rp800 ribu perbulan, serta PTT SD dan SMP mendapatkan honor Rp400 ribu perbulan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES