Poltekbang Surabaya Gelar FGD Tracer Study, Solusi Perbaikan dan Peluang di Industri Penerbangan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Politeknik Penerbangan atau Poltekbang Surabaya terus mengupayakan peluang industri di bidang penerbangan yang akan bisa dimanfaatkan oleh para taruna maupun taruni setelah lulus nantinya.
Salah satunya dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) ‘Tracer Study’. Acara diikuti oleh para taruna/taruni serta civitas akademik dengan menghadirkan narasumber, alumni juga stakeholder terkait.
Advertisement
Kepala PPSDMPU Kementerian Perhubungan Heri Sudarmaji bersama Direktur Poltekbang Surabaya M Andra Aditiyawarman, Selasa (13/12/2022).(Dok.Humas Poltekbang Surabaya)
Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara (PPSDMPU) Kementerian Perhubungan Heri Sudarmaji menyambut acara ini dengan gembira.
Sebab, dari FGD seperti Tracer Study ini bisa diketahui banyak peluang dari industri yang siap menerima para lulusan taruna/taruni di lingkungan Poltekbang. Termasuk diketahui pula permasalahan apa saja yang akan bisa menjadi bahan koreksi untuk mendidik para lulusannya.
“Dari FGD ini kita bisa mendapat tanggapan dari stakeholder, dari situ kita bisa berbenah, evaluasi untuk penyempurnaan ke depan," katanya, Selasa (13/12/2022).
"Ingat, kita ini sekolah vokasi. Sekolah vokasi adalah sekolah yang siap untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja. Kalau supply and demand tidak sesuai, apa yang kita didik dan apa yang dibutuhkan dalam dunia kerja tidak sinkron, tentu akan menimbulkan masalah besar,” kata Heri usai acara di Gedung Serbaguna Poltekbang Surabaya.
Para stakeholder memberikan masukan dan akan menjelaskan kebutuhannya apa saja. Dari hal ini, Poltekbang Surabaya bisa menyiapkan para taruna/taruni yang lulus bisa langsung memenuhi kebutuhan market.
Utamanya untuk taruna/taruni program mandiri, mereka harus punya skill lain yang dibutuhkan oleh stakeholder.
"Karena kan mereka cari kerja sendiri. Ini berbeda dengan Polbit (pola pembibitan, red) yang ketika lulus langsung menjadi ASN. Jadi yang mandiri harus punya bekal lebih banyak agar bisa bersaing di dunia luar,” urainya.
Sementara, narasumber Fajar Arianto yang juga Ketua GPM Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya menyebut perlunya FGD ini untuk bisa mengubah kurikulum, menyesuaikan metode pembelajaran, dan meningkatkan kerjasama untuk lebih menjadikan taruna/taruni Poltekbang Surabaya siap kerja.
“Dari sini kita bisa menelusuri tentang alumni kita, mendapat masukan perbaikan prodi, peningkatan mutu akademis maupun outcome-nya, karena dibutuhkan outcome agar bisa mengikuti perkembangan keilmuan penerbangan dan teknologi informasi yang ada,” ujar Fajar.
Hal lain yang tak kalah penting, Alumni TBL Angkatan Pertama ATKP Surabaya (Poltekbang Surabaya) M Ali Akbar mengungkapkan berbagai ilmu dan kedisiplinan yang telah diajarkan di Poltekbang sangat berguna di dunia kerja.
“Knowledge, skill, attitude, moral ini kita diajarkan betul di sini. Kita juga perlu mengasah kemampuan diri sendiri, berpikir out of the box dan yang tak kalah penting adalah kekuatan mental. Jadi, taruna/taruni harus fight tidak boleh berpangku tangan menunggu formasi (lowongan kerja) yang dibuka oleh pemerintah. Kita harus pantang menyerah jika belum ada peluang, disini kekuatan mental akan diuji betul,” tegas dia.
Ali Akbar berpesan kepada para juniornya bahwa dalam dunia kerja harus siap menghadapi kemungkinan terburuk.
"Pendidikan di Poltkebang sudah tidak perlu diragukan lagi, banyak alumni kita bisa menempati posisi-posisi startegis di banyak instansi dan terbukti bisa bersaing dengan kampus lain,” pungkas pria yang juga menjabat Kepala Seksi Teknik Operasi Keselamatan Pelayanan Darurat (TOKPD) Bandar Udara Nasional Trunojoyo ini.
Ditambahkan Direktur Poltekbang Surabaya M Andra Aditiyawarman FGD ‘Tracer Study’ akan banyak memberikan masukan kepada lembaganya. Andra ingin mengetahui feedback dari alumni, maupun stakeholder pengguna lulusan Poltekbang Surabaya.
“Sehingga kita bisa mengetahui apa sih yang perlu kita berikan penguatan juga perbaikan di sistem pendidikan kita ini. Soal morality, akhlak, disiplin itu wajib harus ada pada taruna kita. Pendidikan moral baik, tentu juga akan kita tunjang dengan kurikulum yang sesuai, dan yang penting soal upaya kerjasama juga akan terus kami tingkatkan dengan banyak industri. Target kita tidak hanya memenuhi formasi dalam negeri, tapi juga di luar negeri,” tandasnya saat acara FGD Tracer Study di Poltekbang Surabaya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |