Pendidikan

Anak Kecil Melihat Penyembelihan Hewan Kurban, Ini Kata Psikolog

Rabu, 28 Juni 2023 - 22:32 | 113.55k
Ilustrasi/Cr: PWMU.Co
Ilustrasi/Cr: PWMU.Co

TIMESINDONESIA, BLITAR – Salah satu momen yang tak ingin dilewatkan oleh sebagian orang saat perayaan idul adha adalah menyaksikan penyembelihan idul adha. Momen tersebut banyak disaksikan oleh semua kalangan mulai dari dewasa bahkan anak kecil sekalipun. Namun, pernahkah terbesit, umur berapa atau saat apa anak-anak diperbolehkan untuk menyaksikan penyembelihan hewan kurban? Banyaknya darah yang keluar saat hewan kurban yang disembelih hingga suara rintih kesakitan, tidak menutup kemungkinan memicu rasa takut bahkan sampai traumatik pada anak.

Naila Kamaliya, M.Psi.,psikolog mengungkapkan bahwa boleh atau tidaknya anak melihat proses penyembelihan yaitu tergantung pada kesiapan dan karakteristik anak serta bagaimana tujuan orang tua ketika mengizinkan anak  menyaksikan proses penyembelihan. Namun jika berbicara mengenai usia ideal anak untuk menyaksikan penyembelihan hewan kurban yaitu usia 6 tahun keatas.

Advertisement

“Boleh atau tidaknya anak menyaksikan secara langsung penyembelihan hewan kurban, jawabannya tergantung yaitu tergantung dari kesiapan dan karakteristik anak juga orang tua mempunyai tujuan atau tidak. Jika mempunyai tujuan yang mengarah ke kebaikan, mengajarkan nilai-nilai atau values tertentu pada anak maka boleh,” ujar Naila, psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi UIN Malang.

“Anak umur 1-6 tahun daya berpikir logisnya masih dalam proses berkembang, sedangkan anak yang lebih dari 6  tahun sudah dapat diajak berpikir logis sehingga dapat memahami informasi lebih utuh. Namun, jika berbicara tentang usia ideal dalam konteks melihat penyembelihan ya 6 tahun,” sambung Naila

Di sisi lain, peran orangtua dalam melihat kesiapan dan karakteristik anak dinilai sangat penting sebelum memperbolehkan anak menyaksikan proses penyembelihan hewan kurban.

“Selain itu, orang tua juga perlu melihat dari respon anak ketika melihat darah saat ia terluka, apakah responnya wajar atau berlebih karena darah berhubungan dengan luka. Namun karena perkembangan setiap anak berbeda-beda jadi tetap kembali lagi ke karakteristik anak tersebut. Jadi orang tua sendiri yang harus memahami kesiapan dan karakteristik anak dalam mengikuti proses penyembelihan di Idul Adha ini,” jelas Naila.

Lebih lanjut psikolog lulusan Magister Psikologi Profesi Universitas Padjajaran ini menjelaskan bahwa perlunya kesiapan yang harus dilakukan orang tua dalam menjelaskan makna penyembelihan hewan sesuai perkembangan kognitif anak. Hal tersebut penting, lantaran sifat ingin tahu anak sangatlah tinggi, sehingga anak-anak tidak mengalami mispersepsi yang dapat berdampak hingga dewasa nanti.

“Sebelum prosesi penyembelihan orang tua lebih baik untuk memberikan pengertian tentang makna idul adha terhadap anak. Bagaimana sejarah idul adha yang bermula dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, untuk anak kurang dari 6 tahun, jelaskan hal tersebut melalui cerita gambar. Sedangkan untuk anak usia diatas 6 tahun bisa berdiskusi kecil atau cerita bersama anak yang lebih kompleks. Hal tersebut agar tidak ada persepsi, seperti kegiatan penyembelihan hewan adalah kegiatan penyiksaan terhadap hewan, melainkan adalah bukti penerapan keikhlasan dengan cara berkurban,” ujarnya.

Selanjutnya, Naila juga menjelaskan bagaimana cara lain yang bisa diterapkan oleh orangtua untuk memberitahu dan mengajarkan anak tentang makna dan values dari penyembelihan Idul Adha.

“Selain dengan cerita baik dongen maupun diskusi, orang tua juga mengajarkan lewat kegiatan sehari-hari, misalnya sesuatu yang dimiliki oleh anak semuanya adalah titipan dari Allah SWT. Saat anak-anak mendapati mainannya rusak,bisa berkata ke anak gapapa nangis, tapi adik harus ikhlas. Secara gak langsung orangtua memberikan penerapan keikhlasan sederhana ke anak sehingga saat menjelaskan kepada anak tentang makna ikhlas dalam penyembelihan lebih mudah,”pungkas Dosen Psikologi UIN Malang tersebut.

Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut boleh atau tidaknya anak melihat atau menyaksikan secara langsung proses penyembelihan hewan kurban, kembali lagi pada kesiapan dan karakteristik anak. Peran orang tua dalam pendampingan sangat diperlukan. Selain untuk mengenali kesiapan dan karakteristik anak juga orang tua berperan aktif mendampingi dalam setiap masa perkembangan anak khususnya dalam pemrosesan informasi tentang makna kurban pada Hari Raya Idul Adha. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES