Pendidikan

Rocky Gerung: Unitomo Mengaktifkan Kembali Janji Kemerdekaan 

Kamis, 06 Juli 2023 - 18:18 | 143.69k
Rektor Unitomo Prof Dr Siti Marwiyah bersama Rocky Gerung, Kamis (6/7/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Rektor Unitomo Prof Dr Siti Marwiyah bersama Rocky Gerung, Kamis (6/7/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sejumlah tokoh nasional menyampaikan gagasan dalam sebuah dialog interaktif bertema "Membangun Bangsa dengan Narasi dan Karya" di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Kamis (6/7/2023). 

Pengamat politik, filsuf sekaligus akademisi Rocky Gerung, mantan Ketua KPK Saut Situmorang dan Sekjen KIB Habil Marati hadir sebagai narasumber utama. 

Advertisement

Acara tersebut dibuka oleh Rektor Unitomo Prof Dr Siti Marwiyah dan dimoderatori Kepala Pusat Studi Pancasila Konstitusi dan Peradaban Indonesia (Puspakopi) Unitomo Vieta Imelda Cornelis. 

Rocky Gerung mengapresiasi Unitomo karena telah menggelar sebuah diskusi berbobot menghadirkan narasi para tokoh kritis. 

"Unitomo mengaktifkan kembali janji kemerdekaan," ujar Rocky. 

Dalam diskusi ini ia mengungkapkan bahwa narasi akan menghidupkan demokrasi. Bagi Rocky, narasi adalah jembatan untuk menyeberangkan argumentasi. Sebagaimana perintah pertama dalam Al Quran, Iqro' yang memiliki arti bacalah. Intinya adalah mengucapkan 'narasi'. 

"Iqro' artinya narasi," katanya. 

Narasi pula yang diucapkan oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Melalui semboyan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. 

Semboyan itu memiliki makna, bahwa sebagai pendidik, di depan harus memberi teladan, di tengah harus membangun ide dan gagasan, dan di belakang harus bisa memberikan motivasi dan dukungan kepada murid-muridnya.

Maka dari itu, Rocky Gerung sangat bangga bisa datang kembali ke Kampus Unitomo. Menurut 'Presiden Akal Sehat' ini, Unitomo adalah kampus yang benar-benar diidealisasikan untuk membela suara rakyat. 

"Saya senang setiap kali diundang di kampus kita bisa berdebat habis-habisan bahkan dalam tingkat yang berbeda sama sekali. Tapi selalu ada hal yang membutuhkan kita, itu metodologi. Kampus yang dihidupkan oleh metodologi. Metodologi intinya adalah kritisi sebenarnya. Jadi demi itu saya berkali-kali datang ke Unitomo," sambungnya. 

Salah seorang mahasiswa Fakultas Sastra Inggris Unitomo asal NTT kemudian bertanya kepada Rocky. Ia bercerita bagaimana pemerintahan Presiden Jokowi membangun daerahnya dan berdampak pada peningkatan SDM. Ia bertanya apakah pembangunan saat ini berdasarkan narasi dan karya.

Rocky Gerung memberikan sebuah jawaban kritis. Secara pemikiran akademis, bukan pembangunan fisik semata yang menjadi tolak ukur kesuksesan pemerintah. 

Namun juga kepiawaian pejabat negara mengelola sumber anggaran (APBN) dalam negeri guna mewujudkan sektor karya pembangunan. 

"Darimana uang itu? APBN? Zaman orde baru utang luar negeri disebut utang. Zaman sekarang utang luar negeri cukup (disebut) penerimaan negara," kata Rocky. 

Maka sebab itu, narasi, gagasan dan karya memiliki peranan penting untuk membangun bangsa. Akademisi juga dituntut memiliki peranan dan menyusun narasi berdasarkan data. 

Rocky menekankan data tersebut dapat dijadikan akademisi untuk membentuk narasi dalam membangun bangsa. Sekaligus menjadi kontrol atas apa yang dilakukan pemerintah dalam membangun bangsa.

Sementara itu, narasi, gagasan dan karya bisa disesuaikan di bidang keahlian masing-masing. Karena maknanya juga akan berbeda di setiap bidang. 

"Saya tidak pernah punya karya konkrit untuk bikin jalan tol. Tetapi saya membayar pajak agar Jokowi bisa membangun tol. Itu narasi saya, narasi setiap orang berbeda," lanjutnya.

Pentingnya data dalam membangun narasi ini juga dapat dijadikan dasar kebijakan yang nantinya diambil pemerintah. 

Iapun mencontohkan kebijakan membangun jalan tol yang sudah bagus. Tetapi berdasarkan data dan fakta yang ada, banyak wilayah yang akses menuju jalan tol tetap masih buruk. 

"Jadi apa yang menyebabkan Indonesia terpuruk? Ya kebijakan-kebijakan yang buruk itu. Makanya kalau mau protes atau memberikan masukan pakai data," ungkapnya.

Sementara itu, Saut Situmorang, Pimpinan KPK RI 2015-2019 juga menekankan penggalian data mendalam pada kekayaan Indonesia yang telah diambil para koruptor. Data itu bisa menjadi narasi. 

Namun, ia mengungkapkan kondisi Indonesia saat ini memprihatinkan karena menurut laporan Transparency International, Indonesia memiliki skor indeks persepsi korupsi (IPK) 34 dari skala 0-100 pada 2022. Skor ini menjadikan Indonesia sebagai negara terkorup ke-5 di Asia Tenggara.

"Untuk membangun bangsa ini saya memegang 9 nilai sejak saya di KPK. Harus memegang Integritas, integritas itu adalah jujur, peduli, mandiri, berani. Ada juga orang yang jujur, peduli, tapi penakut, enggak boleh," ungkap pengajar Intelligent Strategy Universitas Indonesia ini.

Seknas Kuning-Ijo-Biru (KIB) Habil Marati sebagai fasilitator kegiatan turut menjelaskan latar belakang berdirinya KIB yang digawangi para aktivis.

KIB hadir sebagai alat transfer gagasan kepada mahasiswa dan menjadi pendobrak dunia kampus yang selama ini dinilai cenderung dilarang untuk berpikir konstruktif. 

Bonus demografi pada 2030 mendatang turut menjadi alasan membangun gagasan berwawasan politik di kampus. Karena mahasiswa adalah bahan baku demokrasi kekuasaan di Indonesia. 

"Kampus tidak bisa lagi dikarantina dari pemikiran-pemikiran politik yang konstruktif," ucap Anggota DPR RI dua periode tersebut. 

Rektor Unitomo Prof Dr Siti Marwiyah, S.H, M.H mengucapkan terima kasih kepada para narasumber dengan berbagai latar belakang profesi tersebut. Masing-masing menyampaikan rangkaian pikiran demi kemajuan bangsa. 

"Tema hari ini sangat menarik. Apalagi Pak Halbi sudah menyatakan bahwa rata-rata kampus 'mengkrangkeng' mahasiswa. Tapi Unitomo memberi kebebasan mimbar pada mahasiswa," kata rektor yang juga mantan aktivis tersebut. 

Prof Siti Marwiyah menegaskan, Unitomo telah memberikan kebebasan demokratisasi pada mahasiswa baik dalam maupun luar kampus. Bahkan, 'kampus biru' yang dikenal sebagai kampus kebangsaan dan kerakyatan ini selalu menjadi tolak ukur pergerakan mahasiswa di Jatim. Termasuk pada masa Reformasi 1998. Ada 2000 mahasiswa berangkat menuju Jakarta mendukung gerakan reformasi yang mengubah peta pemerintahan tersebut.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES