Pendidikan

Tim Diamond UM Menangi Silver Medal dan Best Poster di Malaysia

Kamis, 10 Agustus 2023 - 11:57 | 59.89k
Tim Diamond UM peraih silver medal dan best poster di Universiti Awam Malaya, Malaysia. (FOTO: Tim Diamond/TIMES Indonesia)
Tim Diamond UM peraih silver medal dan best poster di Universiti Awam Malaya, Malaysia. (FOTO: Tim Diamond/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Tim Diamond Universitas Negeri Malang (UM) menangkan silver medal dan best poster kategori produk inovasi dalam ajang Kompetisi Internasional Inovasi Poster dan Video Pendidikan/Pembelajaran dalam kegiatan Seminar Kebangsaan Majelis Dekan Pendidikan Universiti Awam Malaya.

Kompetisi ini diselenggarakan pada tanggal 27–28 Juli 2023 tepatnya di Fakultas Pendidikan, Universitas Awam Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.

Advertisement

Tim ini dinamakan Diamond yang mana kata tersebut berasal dari bahasa Inggris yang artinya berlian. Filosofi khusus dari nama tersebut yakni karena mereka ingin menjadi berlian atau kebanggan UM yang bertanding di luar negeri.

Tim ini terdiri dari lima anggota yaitu Fina Kharisma Musallamah dan Halimatus Sa’diyah dari S1 Pendidikan Biologi, Yani Fasichullisan dari S1 Teknik Industri, Siti Az-Zahra Kodariyah dari S1 Desain Komunikasi Visual dan Alfa’uzun Nisak dari S1 Akuntansi dengan dosen pembimbing Ajeng Daniarsih, S.Si, M.Si. Tujuan mereka mencari partner dari berbagai fakultas yang berbeda agar dapat saling berkolaborasi untuk setiap tugas yang sesuai dengan kemampuan di bidang masing-masing dan produk inovasi yang mereka ciptakan dapat maksimal. 

Pada kesempatan tersebut Tim Diamond mengikuti kompetisi kategori produk inovasi dan membuat media pembelajaran yang berbasis Science, Technology, Engineering, Art and Math (STEAM).

“Teknologi yang kami gunakan adalah waste management yang berarti management pengolahan limbah khususnya pada limbah organik yang berupa tempat sampah dan kami namakan Magfitech,” tutur Fina, ketua Tim Diamond, Selasa (8/8/2023). Media ini juga sejalan lurus dengan tema dari kegiatan tersebut yakni Seminar Kebangsaan Majelis Dekan Pendidikan Universiti Awam Malaya. Secara garis besar yang disampaikan ketika seminar kebangsaan yakni berfokus pada pendidikan.

Latar belakang Tim Diamond mengikuti kompetisi tersebut dikarenakan mereka ingin merasakan bagaimana atmosfer berkompetisi di luar negeri, mencoba pengalaman baru dengan orang yang berbeda, menambah relasi dengan orang yang berbeda negara, dan salah satunya juga sebagai ajang untuk mengupgrade diri masing-masing.

Proses kompetisi yang dilalui oleh tim cukup panjang. Tiga bulan sebelum kompetisi ini dimulai terdapat sesi pengumpulan abstrak yang mana jika lolos maka nantinya akan diminta mengumpulkan video produk inovasi yang dibuat. Video yang dikirimkan akan di seleksi kembali dan jika gol maka diminta untuk membayar biaya registrasi sebesar 250 USD atau Rp1,8 juta.

“Pada hari pertama kompetisi banyak sekali pengunjung yang datang ke stand kami dan bertanya tentang produk yang sedang kami pamerkan dan hari kedua adalah puncak acara sekaligus moment pengumuman juara,” ucap Fina.

Magfitech merupakan produk berupa tempat sampah yang di dalamnya ada maggot, di mana maggot disini berfungsi untuk menguraikan sampah organik yang ada di dalam tempat sampah tersebut. Hasil akhir dari maggot nantinya juga dapat digunakan sebagai pakan hewan. Selain itu juga ada lindi (air limbah) dari maggot yang bisa dijadikan untuk pupuk. Dibuatnya tempat sampah ini bertujuan untuk mengedukasi siswa agar menjaga lingkungan.

“Pelanggan dan target khusus yaitu tenaga pendidik dan sekolah tapi tidak menutup kemungkinan diperuntukkan juga untuk masyarakat umum,” ucap Halima, salah satu anggota Tim Diamond.

Foto Poster

Yang membedakan poster Tim Diamond dengan tim lain adalah mereka mengemas poster yang mereka buat dengan visual yang menarik, lengkap dan terstruktur. Pemilihan warna yang mencolok yaitu didominasi warna hijau dan putih pada poster berhasil membuat juri melirik dan tertarik pada poster mereka.

“Tanggapan dari juri untuk poster kami bisa dikatakan kompleks karena semua informasi terdapat didalamnya,” ujar Yani, satu-satunya laki-laki pada tim tersebut.

Langkah yang diambil oleh tim dalam mengatasi tantangan yang dihadapi yakni menyamakan visi dan komitmen. Rintangan yang dirasakan tim terutama dari segi finansial yang mana untuk pembuatan produk membutuhkan uang yang tidak sedikit, terjadinya miss communication antar anggota tim, dan keterbatasan bahasa yang digunakan selama berkompetisi yaitu bahasa Inggris.  

“Kami harap ini menjadi sebuah titik balik untuk pencapaian UM khususnya di kancah internasional dan kami harapkan juga dari pihak kampus memberikan bantuan finansial yang lebih untuk produk yang kami buat,” ucap Fina.

Untuk merayakan keberhasilan yang telah mereka capai dalam kompetisi produk inovasi tersebut, satu tim ini pergi berkeliling di Malaysia untuk mengunjungi banyak tempat wisata dan yang paling berkesan yaitu adalah Monumen Petronas. Kompetisi ini diikuti lebih dari 60 tim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES