Pendidikan

Pakar Kurikulum OBE; Lulusan Harus Memiliki Kompetensi Pendidikan yang Jelas dan Terukur

Sabtu, 15 Juni 2024 - 16:05 | 27.81k
Pakar kurikulum OBE dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Adi Sutrisno dalam workshop kurikulum yang digelar Fakultas Humaniora UIN Malang. (Istimewa)
Pakar kurikulum OBE dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Adi Sutrisno dalam workshop kurikulum yang digelar Fakultas Humaniora UIN Malang. (Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Tantangan dunia pendidikan kian hari kian berkembang. Saat ini, perguruan tinggi tidak boleh hanya meluluskan mahasiswa dengan bekal ilmu sesuai dengan bidangnya. Tetapi juga harus dibekali dengan kompetensi yang nanti dibutuhkan dalam dunia kerja.

Saat ini, paradigma dunia pendidikan telah bergeser dari Input-Based Education menjadi Outcome-Based Education (OBE) atau pembelajaran yang berorientasi luaran. Hal ini menyebabkan perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek di dunia pendidikan.

Advertisement

Pakar kurikulum OBE dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Adi Sutrisno mengatakan, paradigma ini mengubah arah pendidikan tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi juga pada hasil akhir yang diharapkan dari setiap mahasiswa.

"Hal ini berarti bahwa lulusan harus memiliki kompetensi yang jelas dan terukur," ucapnya saat menjadi pemateri dalam  Workshop Kurikulum Berbasis OBE yang digelar Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jumat (14/6/2024).

Menurut Dr. Adi, pendekatan OBE menekankan keterampilan dan pengetahuan yang aplikatif, sehingga lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

Dia menyebut, bahwa ini sangat penting di era globalisasi, di mana persaingan di dunia kerja semakin terbuka. "Globalisasi menciptakan dunia tanpa sekat, di mana lulusan dari Eropa bisa bekerja di Indonesia, atau sebaliknya. Oleh karena itu, lulusan perguruan tinggi di Indonesia harus mampu bersaing di kompetisi global," ujarnya.

Lebih lanjut, Dr. Adi juga menekankan capaian outcome, yang dirumuskan melalui profil lulusan. Ia menegaskan bahwa lulusan harus mampu menunjukkan kemampuan tertentu yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

"Lulusan perguruan tinggi bisa diterima di dunia industri, idealnya dalam waktu kurang dari enam bulan," tuturnya.

Di sisi lain, Adi menilai bahwa tugas Program Studi (Prodi) tidak ringan. Prodi harus mampu meramu dan menyelaraskan berbagai elemen untuk mendukung pencapaian hasil belajar mahasiswa.

Elemen-elemen tersebut meliputi hasil belajar yang ditargetkan, kurikulum pendidikan, metode pembelajaran, penilaian hasil belajar, peningkatan kualitas berkelanjutan, serta semua sumber daya yang tersedia seperti dosen, fasilitas fisik, sistem informasi dan tata kelola, serta lembaga pengelola. "Elemen-elemen tersebut akan memastikan bahwa filosofi ilmu pengetahuan memiliki relevansi dengan kebutuhan industri. Itu juga sebagai bentuk proteksi terhadap lulusan agar dapat mencapai kualifikasi yang diharapkan," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES