Memprihatinkan, SD di Banjarnegara Kekurangan Meja Kursi, Siswa Terpaksa Belajar dengan Lesehan

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Hampir seminggu ini TIMES Indonesia mencoba menelisik keberadaan sarana dan prasarana (sarpras) sekolah dasar negeri (SDN) di sejumlah desa di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah.
Diketahui, ada beberapa sekolah dasar negeri tersebut keadaanya cukup memprihatinkan karena masih kekurangan meja kursi (mebeler), sementara jumlah siswa sekolah tersebut cukup banyak.
Advertisement
Di SD Negeri 1 Tlaga Kecamatan Punggelan misalkan. Di tahun ajaran 2023 - 2024 jumlah siswanya tercatat 208 anak. Sehingga ada tiga kelas yang harus pararel yakni kelas 1, 2 dan 5 karena siswanya lebih dari 40 anak.
Di sekolah ini masih ada dua kelas yang masih kosong atau tidak memiliki meja dan kursi yakni kelas 3 dan 4. Sudah dua tahun ini siswa terpaksa menggelar karpet 'lesehan' setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Kemudian SD Negeri 3 Kertayasa Kecamatan Mandiraja, siswanya tecatat 200 lebih dan terbanyak se kecamatan tapi meja kursinya banyak yang reyot termakan usia.
Tampak sejumlah kursi sudah tidak ada penyangga punggungnya tapi tetap digunakan karena belum ada kursi baru. Bahkan, belum lama ini, orang tua murid mengadu ke sekolah karena anaknya terjatuh saat mengikuti pelajaran gegara kursinya sudah usang.
Perlu diketahui, sekolah ini merupakan sekolah unggulan, berprestasi. Karena sering keluar sebagai juara lomba tingkat sekolah. Terbukti piala yang terpampang almari cukup banyak. Tentu ini dipertegas oleh guru - guru SD setempat.
Berdasarkan informasi, tahun ini (2024) Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara mendapat alokasi pengadaan mebeler untuk sekolah dasar senilai miliaran rupiah dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah.
Ironisnya, ada sejumlah sekolah yang notabene meja kursinya lengkap justru mendapat bantuan meja kursi lebih dari satu set mebeler (28 pasang meja kursi, meja kursi guru, papan tulis, almari) bahkan ada yang menerima 3 set mebeler.
Seperti SD Negeri 4 Tlaga Kecamatan Punggelan. Sekolah ini termasuk SD Negeri baru di desa ini sehingga meja kursinya masih bagus. Namun tahun 2024 ini mendapat 3 set mebeler. Sehingga hal ini menimbulkan tanda tanya dari sekolah lainya yang benar - benar membutuhkan tetapi tidak mendapatkan bantuan.
Hal ini dibenarkan oleh Sukirno, kepala SD Negeri 1 Tlaga. Ia mengaku kaget karena sudah mengajukan bantuan melalui aplikasi Simudik seperti yang dilakukan sekolah lain tetapi tidak mendapatkan, padahal kebutuhan mebeler sangat mendesak.
Ia menyampaikan ada dua kelas yang benar - benar kosong, tidak ada meja kursinya yakni kelas 3 dan 4. "Kami akhirnya mencoba menghubungi dinas kabupaten. Kabar dari Korwil, SDN 1 Tlaga akhirnya mendapatkan 1 paket," bebernya.
Namun untuk pengambilan kursi harus melalui proses lebih lanjut. "Kami, harus menunggu proses pengalihan dulu dari bagian aset di Pemkab, baru kursi tersebut bisa diambil. Ya, kami bersyukur akhirnya mendapatkan alokasi 1 paket mebeler," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara Teguh Handoko saat hendak dikonfirmasi TIMES Indonesia, Senin (24/6/2025) tidak ada di kantor karena sedang menunaikan ibadah haji.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnegara Heling Subono SPd MM menjelaskan jika tahun ini Dindikpora Banjarnegara mendapatkan dana bantuan provinsi (Banprov) sebesar Rp 20 milyar untuk pengadaan mebeler sekolah dasar.
Dana sebesar itu untuk memenuhi kebutuhan sedikitnya 228 kelas SD. "Memang jumlah ini masih sangat kecil jika dibandingkan jumlah kelas yang ada yakni 3900 kelas. Tapi ini jumlahnya signifikan," katanya.
Sedang untuk satu paket mebeler masing - masing terdiri dari 28 meja kursi siswa, meja kursi guru, papan tulis dan almari.
"Untuk penentuan sekolah penerima, data dari semuanya kita. Kita memiliki data dari aplikasi Simudik sehingga datanya akurat dan tepat sasaran mana sekolah yang paling membutuhkan," ungkapnya.
Namun saat ditanyakan, terkait ada sekolah yang menerima lebih dari satu paket, Heling Subono SPd MM menjelaskan, akan menggeser atau memutasi bantuan tersebut kepada sekolah lain yang lebih membutuhkan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |